Cerita Cholik Lubis, Jurnalis yang Takut Suntik : Meliput Vaksinasi Massal Akhirnya 'Kena Cubit'

Minggu, 19 September 2021 / 03.50

Abdul Cholik Lubis didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Janpiter Napitupulu saat mendapat vaksinasi covid-19 tahap I pada kegiatan Gebyar Vaksinasi Massal Polri bekerjasama dengan FSPTI-KSPSI Pergudangan Intan Iron di Desa Medan Estate, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

DELI SERDANG, KLIKMETRO.COM - Wartawan harus tetap sehat dan produktif di tengah pandemi corona virus disease 2019 (covid-19). Sebab, wartawan bekerja melalui interaksi dengan banyak pihak dan situasi, sementara virus corona menyebar melalui interaksi.

Kalimat inilah yang disampaikan Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Janpiter Silalahi seolah 'mencubit' Abdul Cholik Lubis, salah seorang wartawan saat meliput kegiatan Gebyar Vaksinasi Massal Polri bekerjasama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPTI - KSPSI) Pergudangan Intan Iron di Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (18/9/2021).

Janpiter memaparkan wartawan memiliki peran besar untuk memberikan informasi kepada publik berbagai peristiwa, termasuk situasi covid-19.

 "Vaksinasi terhadap wartawan sangat penting agar memiliki imunitas dan tidak mudah terpapar Covid-19 sehingga kinerjanya tidak terganggu. Apalagi wartawan setiap hari berinteraksi dengan banyak orang dan sangat rentan terpapar Covid-19. Jadi, wartawan itu harus tetap sehat dan bisa bekerja ke mana saja,"kata Janpiter.

Abdul Cholik Lubis yang semula takut jarum suntik semakin tersadar profesinya sebagai wartawan butuh 'tameng' untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Apalagi saat ini usianya sudah 54 tahun, dan sampai sekarang masih turun ke lapangan meliput berbagai kegiatan untuk dipublikasikan kepada masyarakat.

Akhirnya, warga Tembung ini menjalani vaksinasi covid-19 tahap pertama pada kegiatan vaksinasi massal yang diliputnya.

Cholik - demikian panggilan akrabnya sempat gugup. Namun Kapolsek Percut Sei Tuan dan Ketua FSPTI - KSPSI Pergudangan Intan Iron, Indra Jaya Bawor berupaya menenangkannya sambil bercerita hal-hal lucu. Lelaki berkumis tebal ini pun kembali tenang dan membuang jauh-jauh rasa takutnya. Apalagi dia melihat 350 orang yang mengikuti Gebyar Vaksinasi Massal Polri tersebut dalam keadaan baik-baik saja. 

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan layak mendapatkan vaksin, Cholik pun divaksin.

Kegiatan vaksinasi massal ini bukan khusus untuk wartawan, namun Cholik Lubis satu-satunya wartawan yang mendapat vaksinasi pada kegiatan yang berlangsung di Desa Medan Estate tersebut. Cholik masuk dalam daftar peserta yang menerima vaksinasi covid-19.

"Saya takut disuntik, ternyata setelah divaksin apa yang saya bayangkan berbeda jauh. Rasanya kayak dicubit dikit. Udah gitu saja. Kata orang habis vaksin ada rasa ngantuk, demam, lapar. Saya malah biasa aja, kayak gak divaksin. Malah setelah divaksin, saya langsung meliput lagi dan ke kantor. Kebetulan di hari itu surat kabar kami merayakan ulang tahun yang kelima,"kata Cholik menceritakan pengalaman vaksinasi pertamanya, Minggu (19/9/2021).

Cholik merupakan salah seorang jurnalis di Sumut, khususnya di Kabupaten Deli Serdang. Meski sudah parobaya, namun dia tetap eksis menjalankan profesinya dan turun ke lapangan melakukan liputan. Secara ekonomi, lelaki ramah yang humoris ini tidak kekurangan. Tiga anaknya sudah menikah, bahkan telah memberikan 2 cucu padanya.

Namun baginya, duduk diam di rumah buat tubuhnya semakin mudah sakit. Berbeda jika berada di lapangan melakukan peliputan berita, tubuhnya pun serasa sehat

"Kalau di rumah makin pening kepala. Tak ada kegiatan. Lebih baik keluar, mengobrol nambah wawasan, meliput berita jadi tambah kawan,"katanya sumringah.

Cholik mengakui, pasca covid-19 melanda di Sumut, dia tidak mengurangi kegiatan. Cholik tetap keluar pagi dan pulang sore, bahkan sampai malam meliput. Hingga akhirnya Cholik sempat terbaring sakit karena kelelahan. Tapi baginya, masuk ke rumah sakit suatu hal yang mengerikan. Apalagi melihat jarum suntik, rasanya seluruh badan menggeletar tak tentu arah.

"Betul saya takut disuntik. Lebih baik makan obat ketimbang disuntik,"akunya.

Namun untuk vaksinasi covid-19, Cholik membuat pengecualian dan memiliki alasan tersendiri. Dia menyadari tubuhnya tak lagi sekuat dulu. Virus corona sudah mewabah, bahkan saudara dan tetangganya terkena serangan virus asal Wuhan, China ini. Tak urung hal ini menimbulkan was-was bagi dirinya. Berhubungan dengan banyak orang setiap hari membuat dia rentan tertular virus corona.

Cholik menyadari itu. Meski selalu mengenakan masker di setiap aktifitasnya dan rajin mencuci tangan, namun tak cukup melindungi dirinya dari bahaya virus corona. Vaksinasi covid-19 diperlukan untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah terserang penyakit yang dibawa covid-19.

"Saya rajin ke lapangan dan berhubungan dengan banyak orang setiap hari. Saya harus jaga kesehatan, jaga imunitas tubuh dengan vaksinasi covid-19. Kenapa saya mau divaksin? Karena ini merupakan program pemerintah sebagai upaya melindungi masyarakat dari serangan covid-19. Program ini harus didukung semua lapisan masyarakat dan wartawan merupakan salah satu profesi yang rentan tertular karena tetap turun ke lapangan di tengah situasi pandemi,''katanya bijak.

Karena itu Cholik mendaftarkan diri sebagai peserta vaksinasi pada kegiatan Vaksinasi Massal Polri di Desa Medan Estate. Rasa ketakutan yang sempat memperangkap pikirannya seketika sirna setelah mendapat suntikan vaksin.

"Vaksinasi dan prokes merupakan bentuk ikhtiar kita menghadapi pandemi ini. Semoga virus corona segera berlalu dan keadaan kembali normal seperti sediakala,”harapnya.(maria)

Komentar Anda

Terkini