KPPN Sibolga Andres Sebut Perekonomian Nasional Alami Tren Positif Lebih 5 Persen

Selasa, 20 Desember 2022 / 14.32

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sibolga, Andres Leiman Silalahi. (ft-ist)

SIBOLGA, KLIKMETRO.COM - Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sibolga, Andres Leiman Silalahi menyebutkan perekonomian nasional saat ini dalam tren positif dan tumbuh kuat di atas lima persen selama empat triwulan berturut-turut.

Ia menjelaskan bahwa ada triwulan tiga pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,72 persen untuk periode tahunan (yoy). Inflasi relatif moderat dibandikan negara lain dan mulai menunjukkan penurunan ke level 5,71 persen (yoy) di bulan Oktober, dari sebelumnya 5,99 persen di bulan September.

“Sejalan dengan kondisi nasional, kondisi ekonomi di Sibolga, juga menunjukkan tanda-tanda membaik. Tingkat inflasi secara bulanan (mtm), pada November 2022, sebesar deflasi minus 0,05 persen. Dan, tingkat inflasi year to date (perhitungan tahun kalender), pada November 2022, sebesar 4,92 persen,” ucapnya pada penyerahan daftar isian pelaksanaan anggaran (Dipa) dan daftar alokasi transfer ke daerah tahun 2023, kepada satuan kerja mitra KPPN Sibolga.

Andres mengungkapkan optimisme proses pemulihan ekonomi nasional maupun regional, kata Andres, harus tetap dijaga meski semakin waspada terhadap resiko global faktor geopolitik seperti halnya penerapan kebijakan zero covid policy di China, yang menyebabkan melemahnya ekonomi di negara tirai bambu itu.

Serta dampak pengetatan kebijakan monoter di negara maju untuk pengendalian inflasi, yang akan berakibat pada perlemahan ekonomi global, meningkatkan suku bunga global, memicu aliran modal keluar, dan menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar, yang berpotensi mempengaruhi ekonomi Indonesia maupun regional.

“Resiko ekonomi (Indonesia) telah bergeser dari masalah kesehatan menjadi guncangan financial global, yang membutuhkan respon berbeda dan kewaspadaan tinggi,” jelasnya.

Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022, menjadi instrumen kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi covid sekaligus memulihkan ekonomi nasional. APBN 2020 hingga 2022 merupakan APBN extraordinary dengan level defisit di atas tiga persen dari PDB (produk domestik bruto).

“Sejalan dengan pemulihan ekonomi maka APBN 2023 harus kembali disehatkan dengan level defisit kembali di bawah tiga persen dari PDB. Dengan tema optimis dan tetap waspada, APBN 2023 dirancang untuk tetap menjaga optimisme pemulihan ekonomi,” bebernya.

Target pendapatan negara Rp2.463 triliun mencerminkan kehati-hatian pemerintah dalam mengantisipasi ketidakpastian harga komoditas. Serta kecenderungan pelemahan ekonomi global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

“Target tersebut didukung oleh pelaksanaan reformasi perpajakan dan undang-undang harmonisasi peraturan perpajakan untuk memperkuat pondasi perpajakan lebih adil dan efektif mendukung pendanaan pembangunan secara sehat berkelanjutan,” paparnya. (riz)

Komentar Anda

Terkini