Tirakat di Pancur Gading, Pernahkah Abah Rahman Bertemu Puteri Hijau?

Kamis, 10 Mei 2018 / 03.15
SEBAGAI sosok yang teguh memegang prinsip spiritualitas nenek moyang, Abah Rahman pun dikenal gemar menggelar tirakat di banyak tempat keramat, terutama di Pancur Gading, Delitua, Sumatera Utara. Ini areal petilasan Puteri Hijau. Adakah dia pernah bertemu ratu sakti masa lalu itu?

Dalam khasanah supranatural, tirakat diketahui bertujuan untuk mengasah. Mengasah daya mata batin. Karena itulah, doa atau mantra dan amalan dalam tirakat sejatinya tak beda seperti pisau. Seperti paranormal lain, Abah Rahman juga memiliki pisau tersendiri. ‘Pisau’ yang terus diasah itulah yang selama ini menjadi senjata pemotong belitan problem hidup banyak orang yang dibantunya.

“Kalau tak terus menerus diasah, ya mata batin bisa kabur. Kalau sudah kabur bagaimana bisa berkomunikasi dengan para roh halus. Bagaimana bisa mengobati pasien,” jelas Abah Rahman, ditemui di bawah rerimbunan pohon di Pancur Gading, Senin (7/5/2018) sore. Saking sering mengasah ‘pisaunya’ di Pancur Gading, paranormal bertubuh subur itu pun tak jarang mengalami penampakan sosok-sosok gaib.

Rupa dan bentuk para makhluk halus itu macam-macam. Di antaranya, ada kakek dengan tinggi tubuh melebihi pohon kelapa, lelaki berwajah mengerikan plus mata nyalang, atau sosok nenek bungkuk dengan wujud mirip sebongkah batu besar. Sosok wanita cantik juga beberapa kali menghampiri alam bawah sadar Abah Rahman. Puteri Hijau?

“Saya belum berani memastikan itu Puteri Hijau. Soalnya, di sini roh dayang-dayang pengikut tuan puteri juga banyak. Semuanya juga cantik, meski kalah jelita dibanding Puteri Hijau,” jawab Abah Rahman. Ia lalu bercerita soal beberapa ritualnya yang berujung penampakan sosok perempuan aduhai.

Waktu itu malam akhir September 2017. Abah Rahman masih ingat betul. Saat itu dia tengah mentransfer energi aji pemanis plus pelaris pada seorang perempuan pekerja dunia hiburan. Puasa menjadi syarat utama ritual mistis itu. Ceritanya, usai perempuan entertainer itu mandi suci di Pancur Gading dan mengantarkan rupa-rupa sesaji, Abah Rahman pun menggelar tapa. Semadi di dalam petilasan Puteri Hijau. Di situlah untaian doa dan mantra khusus terus mengaliri relung batin cenayang itu.

“Nah, tak seperti sosok biasa, dalam semadi itu saya tiba-tiba melihat seorang perempuan. Bah, dia cantik sekali. Berdiri tak sampai 100 meter dari saya, perempuan itu berbusana dengan nuansa emas. Di belakangnya ada bulan. Ketika bulan sedang naik, perempuan misterius itu tampak sangat cantik. Tapi sebaliknya, ketika bulan menurun, dia tampil sebagai wanita yang makin tua,” urai Abah Rahman.

Tak ingin buru-buru memastikan itu Puteri Hijau, adegan dari penampakan aneh itu akhirnya mengantar Abah Rahman pada sebuah wisik atau pesan
gaib. “Bahwa kecantikan baru yang menjadi daya pikat si perempuan yang saat itu saya ritualkan akan mengikuti perjalanan bulan,” ujar Abah Rahman. “Dan,” sambungnya, “itu ternyata benar. Belakangan diketahui, setelah punya pemanis, rezeki perempuan pasien saya itu biasa-biasa saja pada kurun waktu tertentu.
Tapi di kurun waktu lain, nilai pendapatannya menjadi luar biasa.”

Dalam ritual lain tempo, sosok perempuan cantik kembali ditemui Abah Rahman. Kali itu yang hadir bahkan sejumlah perempuan. Itu terjadi Januari 2018. “Saat itu saya tengah berupaya mendongkrak rezeki dari usaha sebuah rumah makan yang lagi sepi pembeli,” kenang Abah Rahman.

“Tiba-tiba,” sambungnya lagi, “saat khusuk bersemadi, saya seketika melihat cahaya terang benderang. Di situ tiba-tiba muncul dua perempuan. Mereka mengaku utusan tuan puterinya. Utusan itu mengajak saya menghadap tuannya. Akhirnya saya dan dua utusan cantik itu sampai pada sebuah bangunan istana yang sangat indah.”

“Tanpa disadari, saat lagi heran melihat istana itu, di depan saya telah berdiri seorang lelaki tinggi besar. Wajahnya lumayan menakutkan. Di punggungnya terselip pedang besar. Dia mengaku panglima di istana itu. Saat lelaki seram itu muncul, dua perempuan utusan tadi tak lagi ada. Entah kemana.”

“Nah, setelah berkeliling menikmati keindahan istana, saya lalu diajak menghadap ratunya. Wanita pemimpin istana itu sangatlah cantik. Lebih cantik dari 2 perempuan utusannya. Dia berkulit putih melepak. Mengenakan pakaian kebesaran dan mahkotanya gemerlapan memancarkan sinar yang sangat indah.”

“Di situ, saya memang benar-benar seperti tamu kehormatan. Sangat dihargai. Setelah beramah tamah dengan ratu cantik itu, saya pun memohon diri. Anehnya, entah bagaimana prosesnya, tiba-tiba saya sudah kembali tersadar berada di ruang petilasan (Puteri Hijau). Saya percaya, yang menggerakkannya adalah ratu misterius itu.”

Pengalaman kali kedua itu juga tak serta merta membuat Abah Rahman mengklaim sosok cantik yang ditemuinya adalah Puteri Hijau. “Yang terpenting adalah ritual itu menghasilkan wisik. Dan pesan gaib dari ritual mencari pelarisan usaha kali itu adalah tamu dan keistimewaannya. Nah, atas wisik tersebut, pemilik rumah makan itu pun mulai melayani setiap pembeli seperti raja. Sejak itu pula, sampai sekarang rumah makan Uda itu selalu ramai dengan pembeli,” sebut Abah Rahman.

Penampakan sosok cantik di sela ritual di Pancur Gading kembali dialami Abah Rahman pada awal Maret 2018. Waktu itu ahli batin ini tengah membantu seorang janda muda yang ingin mendapat jodoh lelaki kaya. “Kalau tak salah itu 6 Maret (2018). Yang jelas itu Selasa Kliwon. Dan itu Anggara Kasih, pas untuk jenis keinginan seperti itu,” kenang Abah Rahman.

“Dalam semadi di ritual itu,” lanjutnya, “saya seperti mendapat tugas untuk menghibur para roh halus di sebuah komunitas gaib. Ceritanya, untuk menjalankan tugas itu, saya datang bersama beberapa orang pemain kulcapi, gendang, yang bawa gung juga ada. Dalam rombongan yang saya pimpin itu juga ada beberapa perempuan penari. Mereka berpakaian adat warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Nah, karena aksi hiburan tari dan musik itu memesona para roh halus, si perempuan cantik pemimpin komunitas gaib itu kemudian memberi saya hadiah. Dari dia, saya mendapat sebuah piring terbuat dari emas.”

Apa wisik dari penampakan kali itu? “Ya piring emas. Dan lagi-lagi benar, sekarang perempuan pasien saya itu sudah nikah dan hidup bahagia dengan seorang pengusaha. Di Medan ini juga mereka tinggal,” ujar Abah Rahman. Adakah sosok perempuan utama dalam tiga kisah penampakan gaib paranormal ini memang Puteri Hijau? Hanya Tuhan yang mampu menjawab. (ril/riz)
Komentar Anda

Terkini