Masyarakat Nias Kecewa, Djoss Tolak Pemekaran di Provinsi Sumatera Utara

Rabu, 06 Juni 2018 / 23.27
MEDAN, KMC - Sudah 73 tahun Indonesia merdeka, namun Kepulauan Nias masih jauh tertinggal dari daerah lainnya, baik di Sumatera Utara sendiri apalagi dengan daerah lainnya pulau Jawa.

Sudah berulang terdengar janji kampanye saat pemilu, baik Pemilihan Gubernur maupun Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif yang selalu memberikan angin surga bagi masyarakat Kepulauan Nias. Namun hasilnya nihil.

"Kalau bukan karena kejadian gempa dan tsunami beberapa tahun lalu, itu yang membuka mata dunia akan keberadaan Pulau Nias, mungkin sampai saat ini Kepulauan Nias tidak akan seperti saat ini," ujar Penasehat Kesatuan Mahasiswa Nias (KMN) UPMI Medan Zaman K. Mendrofa SH, MH kepada wartawan, Selasa (5/6/2018).

Zaman Karya menceritakan, melihat tidak adanya perhatian serius dari Pemerintah maka melalui serangkaian musyawarah para tokoh masyarakat baik yang berada di Kepulauan Nias maupun yang berada di luar Pulau Nias, Tokoh Adat dan kesepakatan 5 (lima) Kepala Daerah di Kepulauan Nias, akhirnya mendeklarasikan pembentukan Provinsi Kepulauan Nias pada tahun 2009.

Namun sangat disayangkan aspirasi masyarakat Kepualuan Nias untuk menjadi sebuah provinsi sebagai solusi untuk memajukan Pulau Nias sampai saat ini belum mendapat persetujuan dari pengambil kebijakan baik di Provinsi Sumatera Utara maupun di Pusat.

Melalui prosesi pesta demokrasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara yang sedang berlangsung saat ini, aspirasi masyarakat di Kepulauan Nias juga belum mendapat titik terang untuk dukungan pemekaran Provinsi Kepulauan Nias.

hal ini terlihat dari pernyataan pasangan calon (paslon) Gubernur Sumut nomor urut 2 Djarot - Sihar. Pasangan yang dikenal dengan Djoss itu dengan tegas menyampaikan pendapatnya menolak pemekaran Provinsi Kepulauan Nias pada debat kandidat beberapa waktu lalu.

Penolakan itu disampaikan Djoss dengan dalih Sumatera Utara masih memiliki potensi yang bisa digali dan berjanji akan melakukan pemerataan pembangunan di Kepulauan Nias.

"Bagaimana bisa janji Djoss bisa kami percaya dan yakin akan terlaksana? Sementara telah berulangkali Gubernur sebelumnya menjanjikan hal yang sama, namun kenyataannya seperti dilihat saat ini. Kepulauan Nias masih jauh tertinggal dari daerah lain," kata Zaman Karya.

Zaman Karya merasa pesimis dengan janji yang disampaikan pasangan calon Djoss, apakah mampu membangun Kepulaun Nias sama seperti dengan pembangunan di daerah lainnya.

Hal itu dicetuskan Zaman Karya karena orang yang berjanji itu menurut mereka tidak begitu mengenal karateristik dan budaya nias, bahkan baru kali ini menginjakkan kakinya ke Pulau Nias. Itupun karena mau minta dipilih jado Gubernur dan Wakil Gubernur.

Menurutnya, Kepulauan Nias itu memiliki karaketristik yang sama dengan Pulau Bali. Kita melihat Bali itu bisa berkembang karena merupakan sebuah provinsi yang dipimpin dan dikelola oleh putra daerahnya sendiri.

"Kami yakin Kepulauan nias bisa maju apabila berdiri sendiri dan dikelola oleh putra daerahnya sendiri yang lebih mengenal karateristik dan budayanya. Jadi tidak mungkin orang dari luar yang masuk bisa membangun Kepulauan Nias dan hal ini sudah dibuktikan selama bertahun tahun," tandasnya. (ril/mar)
Komentar Anda

Terkini