Pintu Gaib Terbuka Saat Dunia Krisis

Sabtu, 02 Juni 2018 / 21.53
KETIKA krisis multi dimensi makin membelit, politik dinilai 'cuma'  ngibulin rakyat, kegiatan berbau kegaiban pun mengarah menjadi budaya massal. Bukti soal itu kian bermunculan. Termasuk soal fenomena klenik menggeser klinik yang dicap tak humanis.

Nah, di Medan, Abah Rahman menjadi bagian bukti trend mistik era modern. Lihatlah kesehariannya. Pemandu alam gaib itu saban hari harus melayani puluhan orang yang meminta bantuan jasanya. Semuanya dirundung kesedihan. Dan dia diyakini mampu melepaskan ikatan problem kehidupan. Dengan pamor terus meningkat, fenomena sang cenayang bertubuh subur itu diketahui terjadi sejak 2 tahun lalu. "Saya ini bukan hanya semata paranormal. Saya juga sebuah aliran pemikiran, sekaligus menjadi gerakan yang bereaksi terhadap kegagalan manusia menciptakan dunia yang lebih baik," tegas Abah Rahman, terdengar gagah. 

"Saya berjuang di bidang ini sebenarnya karena didasari rasa kecewa. Kecewa terhadap janji yang diberikan oleh peradaban modern. Semua tahu, inilah era peradaban yang mendasarkan diri pada ilmu pengetahuan rasional. Tapi lihat fakta nasib rakyat! Ini (orang-orang) yang sekarang datang, juga yang kemarin-kemarin atau esok lusa, dari jaman kakeknya, mereka tetap hidup melarat di negeri kaya ini. Susah untuk berkembang demi hidup maju. Saya melihat itu secara dekat. Mereka jenuh, suntuk, bahkan depresi. Mereka seperti tak menemukan obat solusi dari peradaban modern," sambungnya, mulai berapi.

"Padahal," sambungnya lagi, "sejak ribuan tahun silam, leluhur kita sudah menemukan 4 jamu kenikmatan hidup. Jamu Tolak Bala, Jamu Galian Rezeki, Jamu Enteng Jodoh, dan Jamu Sehat Perkasa. Itulah jamu segala jamu. Sangat berkhasiat untuk menolak bala, memudahkan rezeki, memudahkan jodoh, dan memelihara kesehatan. Itulah alternatif dari saya untuk mereka setelah kecewa melihat 'gagalnya' manfaat ilmu pengetahuan modern untuk rakyat republik ini."

Ditemui di sela praktik kemampuan gaibnya di kawasan Pemandian Putri Hijau, Delitua, Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (22/4/2018) siang lalu, Abah Rahman lalu membeber bukti khasiat 1 di antara 4 jamu roh leluhur itu. Ia memulai cerita. "Bapak ini contohnya. Siapa nama Bapak? O ya, Pak Amran. Beliau pemilik sebuah rumah makan. Ya di Medan letaknya. Hampir setahun terakhir ini, usahanya itu lesu. Makin hari rumah makannya semakin sepi pengunjung. 
Nah, setelah sebelumnya datang ke saya lalu menjalani ritual Jamu Galian Rezeki, kedatangan Pak Amran hari ini ternyata untuk mengabarkan kisah rezeki besar mendadak yang baru didapatnya. Saya pun baru tahu tadi ceritanya."

"Inilah bukti pintu gaib terbuka saat dunia manusia semakin krisis. Ya seperti kondisi negeri ini. Ini runutan kisah hasil ritual Pak Amran yang kuat menginginkan usaha rumah makannya mengalami kemajuan. Tolong simak."

"Hari Rabu lalu, Pak Amran mendatangi saya. Hari itu juga, beliau dan problem usahanya saya teruskan ke dewan gaib. Di situ pula Pak Amran mulai melakukan ritual. Ada memberi sesaji, juga mandi ruwat. Macam-macam."

"Nah, pada hari Selasa, sehari sebelumnya, tanpa sepengetahuan Pak Amran, di Jakarta di kantor sebuah perusahaan konstruksi, seorang direktur mengadakan rapat dengan timnya. Mereka tengah menimbang-nimbang kota yang tepat untuk menyelenggarakan rapat penting, gabungan dengan semua anak perusahaan yang berada di hampir semua propinsi. Hari itu, mereka belum memutuskan."

"Pada hari Rabu, keesokan harinya, barulah mereka memutuskan. Karena berbagai alasan, kota tempat rapat itu akhirnya disepakati di Medan. Besoknya, Kamis, salah seorang dari mereka menelepon biro perjalanan di Medan. Ini terkait untuk membuat acara rapat itu." 

"Besoknya lagi, Jumat, biro perjalanan itu menelepon hotel dan event organizer (EO) setempat. Mereka berbagi job. Nah, besoknya, Sabtu, si EO menerima uang muka dari perusahaan konstruksi di Jakarta melalui biro perjalanan itu." 

"Sehari kemudian, Sabtu, orang EO itu menelpon Pak Amran, memesan katering dari rumah makan Pak Amran. Setelah nelepon, siangnya, si EO 
menemui Pak Amran dan memberi uang muka."

"Sejak itu, Pak Amran dan karyawan rumah makannya mendadak sibuk bukan main. Itu karena mendapat pesanan menyiapkan 10 ribu paket nasi kotak per hari selama 5 hari rapat itu berlangsung. Bisa disimakkan!" 

"Jadi pada hari Pak Amran datang ke saya dan memulai ritual gaib, sebenarnya nasib baik yang diharapnya sedang 'bekerja'. Hari itu Pak Amran tentu belum ngeh. Beliau baru ngeh tiga hari kemudian, pada hari Sabtu, ketika si EO meneleponnya. Oke, selamat, Pak Amran." Cemmana nasib usaha Anda? (ril)
Komentar Anda

Terkini