Warga Diminta Proaktif Awasi Pengerjaan Jalan dan Drainase

Jumat, 10 Januari 2020 / 16.56
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Medan D Edi Eka Suranta S Meliala.
 MEDAN, KLIKMETRO - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Medan D Edi Eka Suranta S Meliala menegaskan tindakan puluhan warga Jalan Pales VII Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan yang menolak pengaspalan yang sedang dikerjakan karena dinilai asal jadi, sudah tepat.

"Penolakan warga atas pengaspalan jalan itu perlu dilakukan, agar para pemborong benar-benar melakukan pekerjaan dengan benar," ujarnya, Jumat (10/1/2020) kepada wartawan.

Masyarakat memang harus proaktif melakukan pengawasan terhadap pembangunan di wilayahnya sehingga bisa berjalan dengan baik. "Apalagi alasan warga menolak pengaspalan jalan itu karena pekerjaan dilakukan walaupun tanah bekas korekan parit belum dibersihkan dari jalan," ungkap Meliala seraya menambahkan, hal itu bisa berakibat kurangnya daya tahan aspal dan akan mudah rusak.

Politisi Gerindra ini menyebutkan, Komisi IV sudah menyusun jadwal untuk melakukan kunjungan ke Pales VII untuk meninjau langsung jalan yang batal diaspal itu. “Belum diketahui pastinya, kapan akan ditinjau,” ujar pria yang akrab disapa Dico ini.

Terlepas dari peristiwa di Pales VII, Meliala berharap seluruh masyarakat harus mengawasi pembangunan di daerahnya. Hal itu bisa dilakukan, karena setiap pekerjaan proyek, pemborong harus menempelkan plank pekerjaannya yang memuat nama proyek, panjang, biaya dan lainnya.

"Dari sanalah warga bisa mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan pemborong atau dinas terkait. Kalau ada yang tidak cocok atau mencurigakan, warga bisa menanyakannya ke pengawas proyek yang ada di lapangan. Atau kalau tidak ada, warga bisa mengadukannya ke dinas terkait atau ke anggota DPRD Medan untuk ditindaklanjuti,"pungkasnya.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, puluhan warga Jalan Pales VII Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan turun ke jalan, Sabtu dinihari (18/12/2019) menolak pengaspalan yang sedang dikerjakan karena dinilai asal jadi. Alasan warga menolak pengaspalan jalan itu karena pekerjaan tetap dilakukan walaupun tanah bekas korekan parit belum dibersihkan dari jalan. (mar)
Komentar Anda

Terkini