Jalan Produksi Rusak Parah, Direktur dan SEVP PTPN IV Diminta Segera Atasi

Senin, 27 Juli 2020 / 11.53
Kondisi jalan produksi.
SIMALUNGUN, KLIKMETRO - Jalan merupakan sarana dan urat nadi dalam upaya pencapaian hasil produksi yang optimal.

Akses jalan produksi maupun jalan penghubung dipergunakan untuk sarana transport angkut tandan buah segar (TBS) dari areal produksi menuju pabrik kelapa sawit (PKS) untuk dilakukan proses pengolahan.

Hal ini sudah menjadi tujuan utama manajemen PTPN IV Medan sebagai salah satu anak perusahaan BUMN holding Perkebunan dalam mengelontorkan anggaran untuk perbaikan dan peningkatan jalan produksi.

"Namun dalam praktek dan kenyataan yang terjadi, saat ini akses jalan produksi maupun jalan penghubung hampir di seluruh kebun-kebun unit milik PTPN IV Medan mengalami kerusakan yang sangat memprihatinkan,"kata R Girsang, pemerhati perkebunan kelapa sawit, Senin (27/7/2020).

Lanjunya lagi, sering dilihat truck-truck angkut (TBS) milik vendor selalu mengalami kesulitan ketika keluar-masuk areal produksi akibat jalan yang berlumpur, berlobang dan rusak parah. "Sehingga hasil panen tandan buah segar(TBS) kerap terganggu pendistribusian nya menuju pabrik kelapa sawit (PKS),"kata Girsang lagi.

Menurutnya,  sekitar kurang lebih 5000-6000  KM jalan di seluruh PTPN IV medan yang mengalami kerusakan sedang dan parah, khususnya di wilayah distrik 1,3 dan 4.

''Saat ini sedang berlangsung proyek pengerasan dan peningkatan jalan produksi di seluruh kebun unit milik PTPN IV Medan, namun sangat disayangkan dilapangan kita masih menemukan banyak proyek yang dikerjakan oleh vendor asal jadi, amburadul dan terang-terangan menyimpang dari spekteknis dan RKS,''sebutnya.

Ironisnya, tim pengawas dari unit maupun distrik, jauh dari kata serius ketika melakukan koreksi dan pengawasan terhadap bahan material/ barang milik vendor yang masuk disuplay ke lokasi pekerjaan.

''Ada dugaan permainan kongkalikong, sudah sering terjadi di lapangan antara pengawas orang dalam dengan pelaksana vendor. Itu sebabnya selang beberapa bulan kemudian banyak proyek pengerasan dan peningkatan jalan kembali mengalami kerusakan, hal ini jelas-jelas sangat merugikan keuangan perusahaan,"ucapnya.

Dia berharap, kepada Direktur PTPN IV Medan Sucipto Prayetno, para SEVP dan PJP, agar permasalahan ini secepatnya ditanggulangi secara profesional dan dijadikan program prioritas.

"Jangan dibiarkan berlarut-larut karena akan berdampak dengan menurunnya persentase rendemen minyak milik  PTPN IV akibat hasil panen sering mengalami restan. Sehingga berpotensi terjadi kehilangan minyak (oil losses), memicu meningkatnya kadar air, tingginya ALB (Asam Lemak Basah) dan ujungnya bisa saja "kredibilitas dan image"PTPN IV medan sebagai perusahaan kelapa sawit milik badan usaha milik negara (BUMN) yang menyandang sertifikat indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) diragukan oleh banyak pihak,"terangnya.

Perlu diketahui, dijelaskannya kembali,  bahwa syarat sertifikasi (ISPO)minimal persentase rendemen minyak 22,23%. begitu juga dengan pekerja karyawan pemanen,sudah pasti terkena imbas serta dirugikan karna tandan buah segar (TBS )dan brondolan yang mereka panen akan menyusut akibat restan dan penghasilan Panen sudah pasti akan berkurang.

"Dititik ini, asam lemak bebas(ALB)atau free farty acid (FFA) mulai terbentuk seiring memar pada tandan yang terjadi selama proses pemanenan dan pengangkutan,"ujarnya.

Begitu juga Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari inti kelapa sawit yakni minyak inti sawit atau (PKO)dan hasil sampingnya yakni bungkil (Meal).

Kendatipun dia mengatakan, adapun mutu (PKO) dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kadar Asam Lemak Bebas (ALB) atau Free Faty Acid (FFA), kadar air atau moisture, dan kadar kotoran atau dirt. Mutu dari (PKO) dipengaruhi oleh kernel  yang akan diolah.
Sedangkan mutu inti sawit dipengaruhi oleh temperatur dan lamanya pengeringan selama proses pengolahan biji. (robet)
Komentar Anda

Terkini