Ikhtiar, Ikhlas dan Berdoa, Tips Pedagang Baju Muslim Bertahan di Pandemi Covid-19

Kamis, 24 Desember 2020 / 16.36

Raja Hasibuan melayani pembeli di toko Busana Muslim Wahyu Hijab, Pasar Sei Kambing, Helvetia, Medan.

MEDAN, KLIKMETRO - Senyum Raja Hasibuan selalu mengembang setiap calon pembeli datang ke toko busana muslimnya di Pasar Sei Kambing, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan. Pria ini selalu ramah dan tampak sabar melayani pengunjung yang datang ke toko "Wahyu Hijab" miliknya.

Meski pun pembelinya mayoritas kaum hawa yang kebanyakan 'sengit' jika tawar menawar harga, tapi Raja tetap ramah melayani. Mungkin itulah salah satu kiatnya sehingga masih bertahan berdagang, meski pandemi covid-19 mengganggu roda perekonomian.

"Ikhtiar, ikhlas dan berdoa. Itu aja. Pembeli itu bermacam-macam sifatnya, sebagai pedagang kita harus cepat menanggapi. Yang penting ramah aja, dapat untung tipis gak apalah asal modal bisa berputar,"ujar pria 38 tahun ini.

Raja mengakui, dagangannya anjlok hingga 70 persen saat virus Corona mulai melanda Indonesia, khususnya di Kota Medan. "Di bulan Maret lalu, disitu gawat-gawatnya usaha. Penjualan anjlok hingga 70 persen. Semisal pendapatan kotor Rp 1 juta per hari, ini dapatnya hanya Rp 300 ribu. Ditambah lagi, Pemerintah Kota Medan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan cluster isolation terkait pandemi COVID-19. Makin ngeri jualan, sepi,"kata warga Jalan Gaperta, Helvetia ini sembari sumringah.

Lanjutnya lagi, dagangan mulai sepi karena tak ada pesta, dan sistem belajar daring. "Kalau biasanya memasuki penerimaan siswa baru, banyak ibu-ibu yang beli baju seragam muslim untuk anaknya. Tapi karena sistem belajar daring, hanya sedikit yang beli. Ditambah lagi tak ada pesta, makin sepi lah penjualanan,"kata Raja seraya mengaku sudah 5 tahun berjualan di Pasar Sei Kambing. 

Mendapati omset dagangan yang menurun, sementara tagihan tetap harus dibayar, Raja dan istrinya Yuni berinisiatif jualan online. Dengan memanfaatkan media sosial, pasangan suami istri ini mempromosikan pakaian muslim. "Alhamdulilah, agak terbantu jualan online walau pun gak full seperti biasanya berjualan dalam kondisi normal. Ada kenaikan omset sekitar 10 persen di masa pandemi,"ungkapnya.

Raja mengaku tak mendapatkan BLT UMKM Rp 2,4 juta karena memiliki pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke bank. Meski begitu, dia tetap bersyukur.

"Apa yang kita dapat, baik itu kecil maupun besar kita harus tetap bersyukur. Walau pun pandemi, alhamdulillah sampai sekarang kami mampu mengatasi semua. Cicilan kredit bisa terbayar. Rejeki sudah dibagi Allah, kita hanya berikhtiar, berdoa dan selalu ikhlas. Sejak Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di bulan Juli lalu, kondisi jualan udah mulai normal. Omset mulai naik. Intinya kita jangan putus asa, selalu berikhtiar, berinovasi agar usaha tetap berjalan,''ujarnya.

Raja menambahkan, meski usahanya bukan tergolong besar, namun dia selalu mengingatkan pengunjung yang datang ke tokonya agar mematuhi protokol kesehatan dan mengenakan masker. Dalam melayani pembeli, Raja juga selalu berupaya menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan mengenakan sabun. 

"Menjaga kesehatan itu perlu. Kita harus bersama-sama saling menjaga, saling mengingatkan agar mencegah penyebaran virus corona. Semoga di 2021 nanti keadaan ekonomi akan lebih baik, pemerintah tetap membantu masyarakat yang kurang mampu dengan mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT),''harapnya. (mar) 


Komentar Anda

Terkini