PPNI : 80 Persen Perawat di Seluruh Indonesia Siap Divaksin Perdana

Jumat, 08 Januari 2021 / 19.43

Ilustrasi.

JAKARTA, KLIKMETRO.COM - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) hari ini menyatakan  kesiapannya dalam mendukung dan mensukseskan program vaksinasi bertahap yang akan mulai  dijalankan Pemerintah dalam waktu dekat. 

Berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan secara acak oleh PPNI sejak bulan Desember  2020 dan disebarkan secara online ke anggota PPNI di seluruh Indonesia, 82.04% dari total 1.700  responden menyatakan bersedia menerima vaksin sebagai kelompok pertama yang  diprioritaskan oleh Pemerintah. 

“Tenaga kesehatan, termasuk di antaranya perawat, merupakan kelompok dengan resiko tinggi  terinfeksi virus COVID-19 karena kami bertugas di lingkungan yang kondisinya lebih rentan  dibanding kelompok masyarakat lain. Karena itulah, perlindungan kepada tenaga kesehatan  harus ditingkatkan, salah satunya dengan vaksinasi,” ungkap Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah SKp SH, Jumat (8/1/2021).

“Kesadaran akan pentingnya partisipasi tenaga kesehatan dalam program vaksinasi Covid-19,  serta banyaknya disinformasi terkait vaksin di tengah masyarakat, mendorong kami untuk  berinisiatif melakukan survei internal kepada seluruh perawat di Indonesia, baik yang bekerja di  rumah sakit, Puskesmas, klinik swasta, maupun mereka yang praktek mandiri dan bekerja  sebagai pengajar. 

Menurut hasil survei tersebut, respon yang kami dapatkan dari teman-teman  perawat sangat positif, dengan 82.04% responden menyatakan bersedia menerima vaksin  sebagai kelompok pertama yang diprioritaskan oleh Pemerintah dan 65.99% responden bersedia  menjadi relawan pemberi vaksin atau vaksinator. Berdasarkan dialog-dialog yang kami lakukan  dengan anggota PPNI di 34 provinsi di Indonesia, kami juga tidak menemukan adanya penolakan  terhadap program vaksinasi bertahap ini,” tambah Harif. 

Keraguan para perawat terkait vaksinasi disebut sebagian besar disebabkan oleh disinformasi  terkait vaksin dan ketakutan mereka secara pribadi terhadap jarum suntik. “Meski kami sebagai  perawat sudah terbiasa menyuntik orang, ada juga yang dirinya sendiri takut disuntik. Karena  pengetahuan mengenai vaksin sudah diberikan kepada tenaga kesehatan di semester awal  pendidikannya, jadi hanya perlu diberikan pemahaman lebih lanjut untuk meningkatkan  keyakinan mereka,” ujar Harif. 

Perihal keamanan vaksin yang kerap menjadi sorotan, Harif mengatakan bahwa tenaga kesehatan telah menggunakan berbagai macam obat ketika melayani pasien. 

“Kita percaya pada  obat-obat tersebut dan menggunakannya untuk pasien kita padahal kita tidak tahu bagaimana  mereka dibuat, alat dan bahan apa saja yang digunakan, dan seterusnya. Sama saja dengan vaksin ini. Kalau pemerintah sudah mengeluarkan izin edar, saya yakin pemerintah telah  menjamin keamanan vaksin tersebut untuk kebaikan rakyat dan tidak akan bertentangan dengan norma yang ada. Saya tidak harus pergi ke Cina untuk melihat pembuatan vaksin misalnya,  karena sudah diwakili oleh Badan POM dan para peneliti lainnya. Apalagi yang harus kita  ragukan.” 

Selain survei internal, Harif menambahkan bahwa PPNI juga telah mengeluarkan instruksi resmi  pada 6 Januari 2021 kepada seluruh anggota yang total jumlah resminya lebih dari 600,000 orang  untuk mendukung dan mengikuti program vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan Pemerintah  serta memberikan edukasi kepada masyarakat untuk ikut menyukseskan program tersebut  sebagai upaya mempercepat berakhirnya pandemi. 

Harif sendiri menyatakan bahwa ia siap menjadi perawat pertama yang divaksin di Indonesia.  “Sebagai perawat, kita bekerja dalam kondisi lingkungan yang sangat membahayakan diri kita.  Sebagai antisipasi dan supaya kita tetap bisa memberikan pelayanan kepada publik, kita harus  punya proteksi. Vaksin adalah salah satu upaya proteksi tersebut, selain tentunya terus menjaga  kesehatan, mengkonsumsi makanan bergizi baik dan istirahat yang cukup,” kata Harif. 

“Manfaat vaksinasi bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga keluarga kita ketika kita pulang  ke rumah sehabis bekerja, pasien kita, dan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar kita  dimana kita sering berinteraksi. Karena tugas kita adalah melayani publik, kita harus memastikan  kesehatan diri kita sendiri aman dulu, baru kita bisa membantu mengamankan kesehatan pasien  kita. Jadi sudah seharusnya kita justru senang dan mendukung sepenuhnya program vaksinasi  ini,” tutup Harif. (Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

Komentar Anda

Terkini