Selain Vaksinasi, Ini Cara SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Cegah Cluster Sekolah

Kamis, 07 Oktober 2021 / 19.26

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Risnawati meninjau siswa yang melaksanakan vaksinasi covid-19.

DELI SERDANG, KLIKMETRO.COM - Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara saat ini berada di level I Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah sekolah sudah mulai berjalan sejak beberapa waktu lalu.

Seperti di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Percut Sei Tuan, proses belajar mengajar sudah berlangsung sepekan lalu. Pihak sekolah juga menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) guna mencegah penyebaran corona virus disease 2019 (covid-19).

"Sebelum PTM, kami sudah melaksanakan vaksinasi untuk tenaga pendidik untuk menjaga imunitas tubuh dari serangan penyakit yang dibawa covid-19,"jelas Kepala Sekolah SMP Negeri I Percut Sei Tuan Risnawati saat ditemui media ini, Kamis (7/10/2021).

Risnawati menyebutkan, pihaknya juga menyiapkan sarana dan prasarana untuk penerapan prokes guna mencegah timbulnya cluster covid-19 di lingkungan sekolah.

“Semua sarana dan prasarana sudah kami siapkan. Terutama kesiapan vaksinasi untuk guru dan murid yang ada di sekolah,” sebutnya.

Antara lain menyediakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tempat cuci tangan, alat pengukur saturasi, dan sebagainya. Memasuki lingkungan sekolah, diwajibkan mengenakan masker dan dilarang berkerumun.

Wanita berhijab ini menambahkan, pihaknya melaksanakan PTM dengan menerapkan 3 kali pertemuan dalam sepekan. Dalam satu lokal dibagi 2 gelombang, agar tidak terjadi penumpukan siswa didalam satu ruangan. "Hanya 50 persen siswa didalam satu lokal dan dibagi 2 gelombang. Pembelajaran berlangsung 2 hingga 3 jam saja. Meja dan tempat duduk siswa dibuat berjarak, satu meja satu siswa,"jelasnya.

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dimulai dengan protokol kesehatan yang ketat. Pembelajaran di kelas dilakukan secara bergantian dengan kapasitas separuhnya. Selain itu, siswa tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas makan dan minum di sekolah. 

"Bagaimana pun, COVID-19 akan tetap ada sehingga mau tidak mau harus bisa hidup berdampingan dengan penyakit itu. Tentu saja tidak baik jika anak selamanya dibiarkan belajar di rumah,"kata Risnawati mengakui, pihaknya belum bisa full memberikan pelajaran kepada siswa karena situasi masih pandemi. Karena itu dia berharap dengan dilaksanakannya vaksinasi terhadap siswa dan tenaga pendidik, proses belajar mengajar dapat mulai normal kembali. 

Vaksinasi 700 Siswa

Risnawati menyebutkan, pihaknya sudah melaksanakan vaksinasi terhadap siswa pada Rabu (6/10) lalu. Dari 900 siswa di sekolah tersebut, sekitar 700-an orang mengikuti kegiatan tersebut.

"Karena itu kami melaksanakan vaksinasi yang diikuti 700 siswa dari 900 orang di sekolah ini. Sebagian dari siswa ini sudah ada yang melaksanakan vaksinasi saat pembelajaran daring yang lalu, dan beberapa siswa tak bisa mengikuti vaksinasi karena mengidap penyakit,"ungkapnya. 

Dia menyebutkan, semula pelaksanaan vaksinasi direncanakan berlangsung selama 3 hari. Namun karena tenaga kesehatan (nakes) terbatas dan memiliki jadwal padat untuk vaksinasi di lokasi lain, akhirnya pelaksanaan vaksinasi dilangsungkan selama 1 hari saja. 

Untuk mencegah terjadinya kerumunan dan antrian, peserta vaksinasi dibagi dalam sejumlah ruangan lokal yang digunakan tim medis untuk pelaksanaan vaksinasi. Sebelumnya dilakukan pendaftaran siswa dengan membawa surat dari orangtua maupun walinya yang menyatakan setuju dilakukan vaksinasi. Lalu dilakukan pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya divaksinasi oleh tim medis setelah dinilai layak mendapat vaksin.

"Sekitar 80 persen siswa SMP Negeri 1 sudah divaksinasi. Kami berharap dengan dilakukannya vaksinasi dapat mencegah timbulnya cluster covid-19 saat pembelajaran tatap muka. Kami juga mengimbau kepada siswa, agar tetap mematuhi prokes meski sudah divaksinasi. Jika pulang sekolah, harus segera pulang. Jangan lagi berkerumun, nongkrong atau pun pergi ke tempat lain. Wajib mengenakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas di luaran,"ujarnya.

Pihaknya juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan ke ruangan-ruangan di sekolah untuk mencegah berbagai penyakit, terutama memutus mata rantai penularan covid-19

"Sebagian besar orang tua menyambut baik pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan lalu karena dinilai memberikan dampak positif bagi anak. Anak-anak juga tampaknya senang kembali belajar di sekolah, karena itu tugas kamilah yang menjaga mereka di sekolah agar tidak terjadi penyebaran virus corona,"pungkasnya. (lbs/mr) 

Komentar Anda

Terkini