MEDAN, KLIKMETRO.COM - Reuni Sabuk Hitam dan Seminar Bela Diri Perguruan Karate-do Tako Indonesia yang digelar Minggu (29/10/2023) di Ex 90 Cafe, Komplek Royal Sumatera, Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, berakhir sukses dan penuh keceriaan.
Meski hujan mengguyur deras sedari pagi hingga siang hari, namun tak menyurutkan semangat reuni murid-murid sabuk hitam untuk datang dan berlatih bersama para guru yang dipimpin Guru Riza Mutyara (sabuk hitam DAN VI).
Guru Riza Mutyara berbincang bersama Guru Supardi, Guru Sudiarto dan murid sabuk hitam di sela kegiatan Reuni Sabuk Hitam dan Seminar Bela Diri Tako Indonesia, Minggu (29/10/2023). (ft-ist) |
Puluhan murid sabuk hitam dari berbagai daerah meringankan langkah untuk berkumpul dalam perhelatan reuni dan seminar bela diri ini. Diantaranya dari Medan, Deli Serdang, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, Pematang Siantar, bahkan dari Kepulauan Nias.
Beberapa diantara para murid sabuk hitam ini sudah belasan tahun tidak aktif lagi latihan karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Namun dalam kegiatan ini, mereka seolah kembali ke masa lalu saat latihan dan kembali berkumpul dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.
Panitia pelaksana acara, Ketua Pengcab Medan Dewi Maharani Pandjaitan SE MM dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kedatangan para guru dan murid sabuk hitam yang turut berpartisipasi memeriahkan kegiatan. Kedatangan guru-guru senior dan murid sabuk hitam merupakan bukti kepedulian dan rasa persaudaraan yang tinggi terhadap Perguruan Karate-do Tako Indonesia.
"Saya berterimakasih atas dukungan yang diberikan. Jujur saya katakan, persaudaraan di karate ini lebih terasa. Rasa rindunya berbeda dengan teman sekolah dan teman di latihan bela diri. Saya berharap, semoga kegiatan ini dapat memberikan energi positif dan mempererat persaudaraan kita, tak ada perpecahan. Karena bersatu membuat kita kuat, semakin baik untuk bersama-sama memajukan perguruan karate yang kita cintai ini," harap Dewi.
Ketua Pengcab Medan Dewi Maharani Pandjaitan bersama murid-murid sabuk hitam. (ft-ist) |
Disebutkannya, dalam kegiatan ini, para guru akan mengenalkan jurus-jurus lama yang dulunya diajarkan oleh almarhum Suhu Syahrun Isa. Seperti jurus Wira 1 sampai 10, tendangan teratai dan pukulan harimau.
"Jurus ini merupakan kombinasi silat, karate dan ilmu bela diri lainnya yang diciptakan oleh almarhum Suhu. Para guru akan mengajarkan jurus suhu ini agar tidak hilang," ujarnya.
Adapun kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa dan sambutan dari Dewan Guru. Kemudian latihan bersama yang dipimpin Guru Riza Mutyara, Guru Supardi, Guru Sudiarto dan Master Mawar Jingga.
Guru Sudiarto dan Master Jingga berfoto bersama murid-murid sabuk hitam. (ft-ist) |
Sebelumnya, turut hadir senior Perguruan Tako Indonesia Drs HN Serta Ginting. Di kesempatan itu, mantan anggota DPRD Sumut ini menyatakan apresiasi atas kegiatan reuni sabuk hitam dan seminar bela diri.
"Ini langkah baik dan patut diapresiasi untuk kemajuan Perguruan Tako,"ungkap politisi senior ini.
Sementara dalam sesion seminar bela diri, Guru Riza Mutyara menjelaskan jenjang-jenjang memperoleh sabuk hitam dan tahapan kenaikan DAN. Adapun untuk menjadi dewan guru, menurut Guru Riza Mutyara, sangat sulit diperoleh karena jumlahnya dibatasi.
Melepas kerinduan, usai latihan berfoto bersama. (ft-ist) |
"Menjadi dewan guru itu sangat sulit, minimal menyandang DAN V (lima). Dan itu sangat susah diambil karena ada point-point. Salah satunya fisik. Semua sabuk hitam merupakan calon-calon anggota dewan guru dan penyandang sabuk hitam boleh langsung menyampaikan kritik dan saran ke dewan guru,"jelas Guru Riza Mutyara.
Para murid Tako tampak antusias mengikuti kegiatan. Meski terlambat karena hujan yang tak kunjung henti, satu persatu murid-murid sabuk hitam berdatangan. Bahkan Helena, salah seorang murid Dojo Mawar Jingga yang sudah lama menetap di Pekan Baru, khusus datang ke Medan untuk mengikuti kegiatan ini. Meski datang terlambat, namun Helena tampak senang dan bahagia bertemu teman-teman seperguruannya.
"Aku sengaja datang ke Medan untuk menghadiri reuni ini. Rasanya senang sekali kita bisa berkumpul lagi, bernostalgia masa-masa gadis dulu latihan bersama," kata Helena yang datang bersama putra semata wayangnya.
Senada juga diungkapkan Yunita yang merupakan murid almarhum Senpai Giran. Pegawai bank ini mengatakan, dulunya sempat latihan bersama Yanti Toreh dan Mekida Marbun (teman-teman seangkatannya di Tahun 90 an).
"Sudah lama aku rindu ingin kumpul dan latihan bersama lagi. Aku berhenti karena kuliah, trus kerja dan menikah. Selama ini kucari-cari dimana bisa ketemu teman-teman karate lagi, alhamdulillah dapat juga melalui facebook baru-baru ini. Rasanya senang sekali," ungkap ibu dua anak ini.
kegiatan yang dimulai sedari pagi itu, diakhiri dengan atraksi oleh Master Jingga yang memecahkan beberapa batu koral dan melakukan aksi berdiri dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas (headstead) tanpa berpegangan di tanah/lantai.
Sebagai penutup kegiatan, hiburan lagu dibawakan oleh artist Tamara Alicia sehingga memecah suasana semakin meriah dan memancing artis-artis dadakan murid Tako jadi berlomba ingin naik panggung, bernyanyi sambil berjoget. (maria)