Siska & Ritual Pengasihan Sang Mantan Pelacur

Kamis, 26 April 2018 / 15.26
Ilustrasi.
DUNIA spiritual Abah Rahman memang khas. Banyak ritual darinya yang memang lagi-lagi terbukti menjadi solusi dalam memecahkan problem kehidupan. Salah satunya yang dijalani tokoh nyata kisah ini.

Kenalkan, Siska. Wajahnya molek. Hidung mancung, kulit putih bersih, dan punya kepercayaan diri tinggi. Nama Siska hampir pasti palsu. Itu tentu untuk menutupi status miring yang melekat pada perempuan 22 tahun ini. Tapi apalah arti sebuah nama bagi gadis penjual cinta?

Itulah Siska. Ia mengaku berasal dari sebuah dusun pedalaman di Galang, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Baru setahun terdampar di Medan. 
Sampai sekarang masih menempati sudut remang kota itu. Di Rabu (25/04/2018) sore yang basah, dia yang berjuang untuk keluarga, bercerita.

Siska gantungan jiwa dari anak semata wayangnya. Dia semacam jimat. Atau batu karang yang tegar di tengah himpitan dan kesulitan hidup. Dia pondasi keluarga. Ditinggal suami kawin lagi tak mengecilkan niatnya. Tanpa kelu dia besarkan putranya.

Putra Siska berumur tiga tahun. Gilang namanya. Kulit putih dan rambut gondrong. Menggemaskan. Balita kelahiran 23 Oktober itu ngelendot di pangkal paha Siska. "Kalau malam dia tidak boleh keluar kamar. Jam 8 malam harus sudah tidur." Begitu cara Siska merahasiakan kehidupan malamnya.

Gilang yang sejak tadi ngelendot di paha Siska tiba-tiba merengek. Alunan musik dari odong-odong sepeda di depan rumah kontrak, membangkitkan hasratnya bermain. Rengekannya semakin keras saat ibunya tak mengizinkan. Tak tega, Siska kemudian menggendong Gilang dan mendudukkannya di bangku sepeda odong-odong itu. Siska meninggalkannya bermain sendiri. Ia melanjutkan cerita.

Dua setengah tahun lalu awalnya melangkah sebagai single parent. Mencari nafkah dimulai Siska dengan menjadi kasir di sebuah restoran. Ia bekerja di Banda Aceh. Perempuan kelahiran 21 tahun lalu ini hidup terpisah dengan anaknya. Gilang yang saat itu masih merah tinggal di Galang bersama neneknya. Selama setahun, bolak-balik Banda Aceh - Galang dilakoni Siska nyaris setiap akhir pekan. Hampir setengah dari gajinya habis untuk biaya transportasi. Ibu kemudian menyarankan ia kembali ke kampung. Membuka usaha warung makan kecil-kecilan. Siska pun tak perlu bolak-balik lagi setiap Minggu. Ia bisa mengisi hari-harinya bersama anak tercinta.


Tapi itu tak lama. Siska mulai berpikir. Mereka-reka masa depannya bersama anak. Dia lahir, mekar, kawin dan menjanda di kampung. Haruskah terus menetap di daerah yang memberinya kasih sayang sekaligus kepahitan? Namun, semakin dipikir, bukan optimisme yang datang, tapi rasa gamang. Hati kecilnya menolak. Sebagai sosok yang ingin maju, ia punya harapan dan impian hidup di kota. Dan itu bukan hanya Siska. Ada banyak gadis yang punya angan-angan sama.

Sejak malam itu, Siska membulatkan tekad. Ia harus sukses. Harus berjuang untuk maju. Tak peduli apa pun yang bakal terjadi. Ia bilang pada keluarga, ingin hidup baik dan layak di Medan. Merintis karier guna kelak menjadi bagian dari kebanggaan kampungnya. Waktu itu awal April 2017. Siska berangkat ke Medan bersama Gilang, jagoannya. 

Kini, setahun itu berlalu.Tak terhitung sudah lelaki di Medan yang 'bermain' dengannya. Mereka menikmati tubuh Siska luar dalam. Tak sedikit yang ketagihan. Rutinitas itu membuat Siska menjadi terbiasa untuk berkencan dengan siapa saja.Tapi tidak sejak sebulan terakhir. Ada yang sangat beda dari Siska. "Lihatlah, Semakin dipandang, wajahku semakin memancarkan daya tarik. Ayo, tatap terus," katanya, membuktikan pancaran magic dari parasnya.

Siska mengaku memakai ritual pengasihan. Ajian pengasihan itu didapatnya dari paranormal Abah Rahman, tak sampai 2 bulan lalu. "Gampang menjalaninya, tak ada efek samping, dan (efek) ritual ini juga menjadi ilmu pemanggilan secara gaib," katanya lagi. Ritual pengasihan itu pula yang membuat Siska ke luar dari lembah nista, tempatnya berkubang dosa setahun terakhir.

Siska kini hanya melayani seorang lelaki. Dia tak mau membongkar sosok itu. Tapi menurutnya, lelaki itu sangat memanjakannya. Selalu memberi apa yang ia minta. Bahkan memberinya banyak pengalaman baru. Satu di antaranya menikmati tempat-tempat hiburan sebagai simbol kemajuan sosial. Dan, bukti ampuh ritual pengasihan itu, membuat Siska tak lagi mereka-reka masa depan buruknya bersama anak. Semoga. (bah/riz)
Komentar Anda

Terkini