Miris, Anak-Anak Nelayan Adu Nyali Demi Ke Sekolah

Kamis, 22 November 2018 / 21.54
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan Burhanuddin Sitepu.
MEDAN, KMC - Miris. Nasib masyarakat nelayan Belawan hingga saat ini masih terpinggirkan. Bahkan untuk ke sekolah, setiap hari anak-anak nelayan 'adu nyali' menyeberangi lautan

Pemandangan inilah yang didapati Burhanudin Sitepu, Wakil Ketua DPRD Medan saat menyambangi masyarakat Kampung Nelayan Seberang, Medan Belawan.

"Sampai saat ini, masyarakat nelayan hidup dalam ketertinggalan. Sekolah dan pusat layanan kesehatan masih sangat minim,"kata Burhanudin pada wartawan di DPRD Medan, Kamis (22/11/2018).

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan ini menambahkan, dari sekian banyak pengaduan warga Kampung Nelayan Seberang, ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, hampir 90 persen telah terealisasi dan ditampung dalam APBD 2019.

"Dari 2.000 nelayan yang memohon bantuan alat penangkap ikan, ada 585 nelayan yang mendapatkan bantuan alat penangkap ikan dan sisanya akan diupayakan agar seluruh nelayan mendapatkan bantuan sehingga memudahkan nelayan menangkap ikan", ujar Burhan seraya mengaku miris saat melihat langsung realita kehidupan Kampung Nelayan Seberang.

"Saya melihat fasilitas sekolah tidak memadai, yang ada hanya SD saja. Sementara untuk sekolah SMP, SMU serta setingkatnya harus ditempuh dengan bahaya yang ada di depan mata karena harus menyebrangi lautan,"katanya.

Apalagi jembatan di sana kondisinya sudah sangat darurat dan mulai lapuk. Dikuatirkan, jembatan itu akan roboh dan memakan korban.

"Sangat miris melihatnya. Untuk itu, Fraksi Demokrat DPRD Medan akan terus berupaya agar sentuhan pembangunan dan fasilitas sekolah lanjutan segera hadir disana", katanya.

Tak hanya itu , dia juga melihat transportasi kapal laut kurang memadai. Transportasi kapal laut untuk anak sekolah sudah rusak dan membutuhkan dana renovasi kapal.

"Saya tersentuh dan langsung menyerahkan bantuan kepada pemilik kapal agar pengangkutan anak sekolah itu segera direnovasi dan mereka tidak terhambat menempuh pendidikan,"ungkapnya prihatin.

Apalagi transportasi utama di Kampung Nelayan hanya perahu atau boat. Namun batas maksimal perahu dan boat hanya bisa membawa empat hingga 8 orang saja.

Selanjutnya, untuk masalah kesehatan, Burhanuddin mengatakan, Fraksi Demokrat Medan telah berupaya untuk menambah pos kesehatan dan pos pelayanan penduduk untuk mengantisipasi keadaan yang urgen.

Menurut warga, kata Burhan, lurah dan camat enggan datang karena takut gelombang laut saat menyeberang ke Kampung Nelayan Seberang. “Ini juga harus menjadi catatan bagi Pemko Medan,"tukasnya. (mr/riz)
Komentar Anda

Terkini