Plt Walikota Medan Ir Akhyar Nasution membuka Gelar Melayu Serumpun 2019. |
Gemes kali ini merupakan edisi keempat kalinya sejak digelar pertama kalinya tahun 2016. Pendukung event kali ini lebih banyak lagi karena melibatkan para penari dari 5 negara serumpun yakni Brunei Darusalam, Thailand. Korea Selatan, Singapura dan Malaysia. Ditambah lagi dengan perwakilan dari 10 provinsi di Indonesia, diantaranya Jawa Barat, Yogyakarta, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat serta Nanggroe Aceh Darusalam serta kabupaten/kota di Sumut.
Pembukaan Gemes 2019 ditandai dengan pemukulan gendang yang dilakukan Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi bersama Ketua DPRD Medan Hasyim SE beserta unsur Forkopimda Kota Medan di depan Istana Maimun Medan. Setelah itu dilanjutkan dengan pertunjukan tarian kolosal berjudul Payung Budaya.
"Sudah sepantasnya keberhasilan ini harus kita apresiasi karena merupakan suatu prestasi yang membanggakan. Kita harapkan tahun depan, jumlah negara serumpun yang mengisi acara ini bisa lebih banyak lagi. Dengan demikian Gemes menjadi branding Kota Medan sehingga menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara," kata Plt Wali Kota Akhyar Nasution mengapresiasi pertunjukan ini.
Selain itu Akhyar pun berharap, Gemes dapat menjadi wadah untuk melestarikan seni dan budaya Melayu sekaligus mengedukasi masyarakat Kota Medan, khususnya generasi muda dalam memahami sekaligus mengenal lebih jauh kebudayaan dan rumpun Melayu. Dengan demikian para generasi muda semakin mencintai sekaligus tertarik untuk melestarikan seni dan budaya Melayu.
Agar menjadi pertunjukan yang menarik dan lebih spektakuler lagi, Akhyar berpesan agar panitia terus melakukan melakukan evaluasi dan tidak ragu berinovasi. "Insya Allah, selain menjadi ikon Kota Medan, Gemes juga akan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara sekaligus menambah wawasan kebudayaan Melayu," pesannya. (rel)