Ketua DPRD Medan Hasyim SE. ft/ist |
“Jika ada yang mencurigakan, segeralah memberitahukan kepada Babinsa atau pos polisi terdekat, agar aparat keamanan menyelidiki apa aktivitas mereka, teroris atau tidak. Jangan setelah mereka beraksi baru diketahui, kita tidak boleh kecolongan lagi,” kata Hasyim kepada wartawan, Senin (25/11/2019).
Dalam kaitan itu, Hasyim menyimpulkan bahwa jaringan teroris ini sudah sangat kuat dan rapi. Untuk itu, masyarakat jangan mau kalah dengan teknik-teknik yang dilakukan para teroris, masyarakat di tiap lingkungan harus bersatu dan solid. Terlebih kepling jangan apatis terhadap perubahan orang yang tinggal di lingkungannya.
Telebih, lanjut dia, rumah-rumah kontrakan dan kos-kosan yang bisa setiap bulan penghuninya berganti. Sebagai kepling harus tahu setiap jengkal wilayahnya, pendatang baru, family warga yang berkunjung, jumlah anak kos yang sekolah dan bekerja, orang yang mengontrak rumah, kamar yang lajang atau sudah berumah tangga harus didata secara pasti oleh kepling.
Apalagi para kepling di Medan sudah digaji pemerintah lewat APBD. Sehingga kerjanya harus lebih ekstra dengan berkordinasi dengan warga. DPRD Medan yang memperjuangkan honor kepling dan disetujui wali kota agar mereka bisa bekerja lebih tenang, tidak risau dengan nafkah keluarga.
“Kepling dan lurah harus menghimpun masyarakat mendirikan pos kamling untuk menggalakkan siskamling, kalau ronda dilakukan setiap malam secara rutin dan bergantian pasti rantai aktivitas teroris di Medan bisa diputus. Kita harapkan ke depan tidak terjadi lagi aksi teroris di Medan, itu bisa terwujud jika kepling dan warganya kompak. Karena polisipun sangat membutuhkan informasi dari masyarakat terkait kamtibmas,” himbaunya.(mar)