Ada Penampakan 'Si Belang' di Sibayak, Jalur Pendakian Tetap Dibuka

Rabu, 14 Oktober 2020 / 19.01

Ft/ilustrasi/ist.

KARO, KLIKMETRO
- Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) alias Si Belang dikabarkan muncul di jalur pendakian Gunung Sibayak, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara dalam beberapa bulan terakhir. Pendaki pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

Harimau pertama kali terlihat oleh petugas retribusi di pos pendakian pada 29 Agustus 2020. Lalu warga sekitar juga melihat arimo (red: Harimau dalam Bahasa Karo) saat mencari tanaman obat keesokan harinya. Kemudian, harimau kembali terlihat oleh pengunjung yang sedang mengendarai mobil ke pos pendakian pada 30 September 2020. Mobil mereka pun sempat dikejar.

Soal kemunculan harimau ini langsung ditindaklanjuti oleh Unit Pelaksana Tugas (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan. Mereka langsung berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut.

Harimau itu terlihat di kawasan hutan yang masih masuk ke dalam wilayah Desa Jaranguda. Tepatnya di seputaran jalur wisata dari desa itu.

“Itu di hutan. Bukan di pemukiman. Masuk kawasan Desa Jaranguda. Sebelum ke gunung. Sebelum pos pendakian. Masih di jalur wisata yang membelah Hutan Tahura,” ujar Kepala UPT Tahura Bukit Barisan Ramlan Barus melalui stafnya Ashido ASM Munthe.

Kata Ashido, lokasi itu memang termasuk jalur habitat harimau. Sehingga tidak heran harimau muncul di sana. Mereka juga sudah memasang camera trap untuk memantau pergerakan harimau. Sehingga potensi konflik antara manusia dan satwa liar.

“Interval kemunculannya cukup lama. Selama oktober belum ada,” ujar Ashido.

Kata Ashido, warga sekitar memang sudah sering melihat harimau sejak lama. Cerita itu dia dapat dari penuturan para orang tua di kampung. Namun harimau tidak pernah mengganggu.

Masyarakat juga menghormati keberadaan harimau di sana. Harimau juga tidak pernah mengganggu. “Asalakan kita tidak boleh takabur. Namanya juga di hutan,” ungkapnya.

Sejak kemunculan itu, pihaknya rutin melakukan patroli. Khususnya pada malam hari. Petugas juga sering menghidupkan petasan untuk mengusir harimau kembali ke dalam hutan.

“Supaya dia menjauh. Kita mencoba meminimalisir konflik,” ungkapnya.

Sampai saat ini, jalur pendakian juga tidak ditutup. Pihaknya masih mengamati perkembangan. Saat ini sudah tiga camera trap yang terpasang. Nantinya akan ditambah jika situasi semakin berkembang.

“Untuk para pendaki kita ingatkan tetap waspada. Selalu kita ingatkan dan kita tetap melakukan patroli. Mudah-mudahan, harimau itu semakin masuk ke tengah hutan,” pungkasnya. (mt/mar)

Komentar Anda

Terkini