Penuhi Panggilan DPRD, Dirut PD Pasar Larang Wartawan Meliput

Jumat, 29 Juni 2018 / 19.21
MEDAN, KMC - Setelah sempat mangkir panggilan DPRD Kota Medan, akhirnya Direksi PD Pasar hadir di gedung dewan, Jumat (29/62018).
Namun rapat sempat memanas lantaran Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya menolak keberadaan wartawan dalam rapat klarifikasi terkait pemberitaan di media massa mengenai tudingan 'anggota dewan bodoh' atas pembahasan Laporan Pertanggungjawaban (LKPj) Walikota Medan tahun 2017.
"Terkait dengan pertemuan ini, kami minta agar kalangan wartawan terlebih dahulu agar tidak berada di ruangan ini karena ini pertemuan antara saya dengan pihak DPRD Kota Medan,” ucap Rusdi di rapat yang dipimpin Ketua Pansus LKPj Rajuddin Sagala, dan dihadiri anggota pansus diantaranya, Mulia Asri Rambe, Paul Mei Anton Simanjuntak ,Zulkifli Sitepu dan Anton Panggabean 
Rajuddin sempat mengiyakan permintaan Rusdi, namun dibantah Mulia Asri Rambe yang akrab disapa Bayek. Menurut Bayek, pemanggilan Rusdi terkait pernyataannya di media massa dengan menggelar temu pers di kantornya.
"Tak ada yang perlu ditutupi, karena klarifikasi ini juga terkait pemberitaan di media. Benar apa tidak anggota dewan disebut bodoh," ucap Bayek.
Beberapa wartawan ikut memprotes sikap Rusdi yang dinilai antipati terhadap wartawan. "Pertemuan ini terbuka, rapat ini juga digelar karena pemberitaan wartawan. Tak ada yang harus ditutupi agar tidak menimbulkan asumsi negatif,"protes wartawan.
Akhirnya setelah berdebat, wartawan dibolehkan meliput namun diharuskan menggunakan perekam agar berita tidak simpang siur.
Dalam klarifikasi singkatnya, Rusdi membantah ada menyebutkan anggota dewan bodoh. Temu pers digelarnya terkait rekomendasi pansus LKPj yang disampaikan Iswanda Ramli, wakil Ketua DPRD Medan dan menyebut PD Pasar tidak profesional.
"Semua ini berawal dari laporan keuangan LKPj yang disampaikan Bapak Iswanda Ramli di paripurna dan menyebut Direksi PD Pasar tidak profesional. Besoknya saya panggil wartawan untuk mengklarifikasi ada beberapa point yang tidak pas. Diantaranya, disebutkan jumlah pegawai 200. Itu yang saya bilang tak benar, tak ada pegawai PD Pasar 200, ini bisa dibuktikan karena ada data, fakta dan daftar gaji. Ini yang saya klafisikasi. Selain itu ada juga pernyataan dewan soal perhitungan laba rugi. Saya nyatakan dalam pertemuan itu, perhitungan laba rugi harus memiliki ilmu audit. Saya sebutkan laporan keuangan saya pada badan pengawas, bukan pada DPR karena saya tidak menggunakan anggaran DPR,"sebut Rusdi.
"Jadi apa yang bapak sampaikan yang menyatakan bodoh dan hal lainnya itu benar tidak,”tegas Rajudin Sagala saat itu.
Desakan sama juga disampaikan Bayek yang menyatakan bila tidak benar agar diklafikasi. "Apa yang bapak sampaikan itu sudah bersifat tendesius sekali dan sangat melukai kami karena pernyataan pimpinan itu merupakan keterwakilan seluruh anggota dewan,” kata pria yang disapa Bayek ini.
Rusdi kembali mempertegas dirinya tak ada menyebutkan kata-kata bodoh. Bahkan pertemuan yang digelarnya direkam oleh bagian humas di PD Pasar. 
"Saya tidak ada menyampaikan kata bodoh dan lainnya. Karena saat temu pers itu dilakukan dalam sebuah forum sehingga tidak ada saya sampaikan kata-kata yang bersifat menyudut. Karena ini masih suasana lebaran, saya meminta maaf jika ada salah," ujarnya.
Hingga pertemuan singkat itu ditutup, Rusdi tetap menegaskan tak pernah memberikan statemen anggota dewan bodoh pada wartawan. (mr/riz)
Komentar Anda

Terkini