Jamaah Haji Tersesat? Jangan Panik, Gelang Barcode Deteksi Identitas Jamaah

Senin, 23 Juli 2018 / 22.39
Petugas memasang gelang barcode pada jamaah calon haji di Medan.
MEDAN, KMC- Pemerintah melalui Kementerian Agama terus meningkatkan pelayanan ibadah haji. Pada musim haji tahun ini Kementerian Agama melakukan 10 terobosan baru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan ibadah haji.

Salah satunya gelang yang harus dikenakan jamaah haji selama melaksanakan ibadah di tanah suci. Gelang haji diberikan barcode yang berfungsi menyimpan data jamaah haji. Fungsinya untuk mempermudah pendeteksian jamaah terkait data-data jemaah jika mengalami kesulitan seperti tersesat.

"Tahun ini gelang barcode yang digunakan memiliki kode khusus, sehingga bisa dicek melalui android atau peralatan IT untuk memudahkan mengetahui keberadaan jemaah haji di tanah suci,"kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis saat acara melepas keberangkatan jemaah calhaj kloter pertama Embarkasi Medan di Gedung Jabal Nur Asrama Haji Medan, Minggu (22/7/2018).

Gelang barcode haji.
"Kan mudah. Kalau ditemukan tinggal scan barcodenya sudah keluar semua informasi identitas dan hotel," terangnya.
Selain terobosan gelang, kementrian agama juga melakukan terobosan baru pemeriksaan biometrik dan sidik jari di 13 embarkasi tanah air.

"Selama ini pemeriksaan biometrik dan sidik jari dilakukan saat jamaah tiba di Bandara Arab Saudi, baik Jeddah maupun Madinah. Akibatnya antrean di bandara menjadi sangat panjang dan lama,"ujarnya.

Sri Ilham menambahkan, pemerintah juga menambah layanan katering bagi jamaah haji Indonesia. Jika tahun sebelumnya hanya 15 kali makan, maka tahun ini bertambah menjadi 40 kali makan.

“Juru masak dan bumbu yang digunakan didatangkan khusus dari Indonesia dengan menu khas tanah air,” ungkapnya.

Sri Ilham mengatakan, jamaah haji Indonesia tidak mendapatkan jatah makan hanya ketika tiga hari menjelang Arafah dan dua hari setelah kepulangan atau Nafar Tsani dari Mina karena ketjka itu kondisi tanah suci sangat padat.

“Terobosan lain yang dilakukan pemerintah adalah sewa pemondokan di Madinah menggunakan sistem full musim dan blocking time, sehingga jamaah tidak lagi harus berpindah dari satu hotel ke hotel  lainnya,” pungkasnya. (mr/riz)
Komentar Anda

Terkini