Penjual Daun Ubi Keliling Naik Haji

Selasa, 31 Juli 2018 / 03.31
MEDAN, KMC - Tidak ada yang mustahil jika kita mau berusaha dan berdoa. Tampaknya itu telah dibuktikan seorang nenek berusia 65 tahun yang menunaikan ibadah haji tahun 2018 ini bersama rombongan jemaah calhaj kloter empat asal Kabupaten Deli Serdang.

Nenek Sarifah membagi sedikit kisahnya tentang perjuangannya menabung bertahun-tahun untuk bisa menunaikan rukun islam yang kelima, naik haji bersama jutaan umat muslim lainnya di seluruh dunia.

Nenek Sarifah yang sehari-harinya menanam ubi di sebidang tanah kecil yang hasilnya ia jajakan dengan menitip ke warung-warung di sekitar tempat tinggalnya.

"Nenek sehari-harinya berladang ubi, ya kecil-kecilanlah. Terus kalau udah panen daunnya nenek antar ke warung-warung dekat rumah. Walaupun hasilnya tidak seberapa, tapi Alhamdulillah tetap bersyukur pada Allah," kata nenek Sarifah.

Nenek yang tinggal di Desa Bangun Rejo Dusun IV Tanjung Morawa ini sempat menitikkan air mata kala mengingat sang suami tercinta yang berpulang tahun 2011. Padahal niat awal ingin berhaji bersama sang suami.

"Waktu itu baru sekedar niat ingin berhaji, apalagi karena kondisi ekonomi yang sulit membuat nenek awalnya tidak yakin bisa pergi. Tapi nenek berdoa terus sama Allah, semoga Allah beri nenek kekuatan untuk terus berusaha mengumpulkan rezeki buat berangkat haji," ujar nenek Sarifah dengan suara serak menahan air mata.

Keinginan nenek untuk pergi haji semakin besar saat mendapat cibiran orang-orang di sekitarnya yang mengatakan keinginan nenek untuk berhaji itu sangat mustahil karena kondisi ekonomi yang pas-pasan bahkan terkadang kekurangan.
Dari situ nenek Sarifah mulai menanam sedikit sawit di tanah milik kerabatnya, dimana uang yang diperoleh dari hasil menjual sawit itu ia tabung dengan cara ikut arisan keluarga.

Setiap dapat tarikan arisan langsung nenek Sarifah tabung uangnya, begitu setiap tahun sampai uangnya terkumpul. Beruntung, ketujuh anak nenek Sarifah sudah berkeluarga, sehingga uang yang nenek dapat, bisa ditabung semua, terkecuali untuk biaya hidup sehari-hari.

"Terkadang ada saja biaya tidak terduga, jadi terkadang terpaksa uang yang disimpan buat berhaji di ambil. Tapi ya itu, Allah mudahkan niat hambanya yang bersungguh-sungguh." kenangnya.

Cemooh dan pandangan sebelah mata orang-orang terhadap niatnya tidak pernah nenek pedulikan. Meskipun kesulitan hidup dan ujian tidak bisa di elakkan. Selalu ada harapan bagi orang-orang yang mau berusaha dan berdoa. Tahun 2011, setelah suaminya tiada, Nek Sarifah bersama rombongan pengajiannya mendaftar ikut menunaikan rukun islam kelima ini.

"Kita manusia pasti membuat rencana untuk hidup kita, kita usahakan dan selalu berdoa dalam setiap sujud. Tapi sebaik-baik pembuat rencananya hanya Allah SWT. Nenek insyaallah selalu terima rencana apa yang Allah berikan, pada akhirnya rencana Allah yang paling indah dengan menunjukkan jalan pada nenek untuk tunaikan haji," ujar nenek berusaha tersenyum. (mr/riz)
Komentar Anda

Terkini