Waspadai Penyakit Kusta, Ini Tanda-tandanya

Selasa, 12 Maret 2019 / 14.20
Penyakit kusta. Foto net
MEDAN, KMC - MEDAN - Meski penyakit kusta tak mudah penularannya, namun perlu diwaspadai. Di Propinsi Sumatera Utara, penderitanya yang sudah diberi pengobatan berjumlah 177 orang.

Hal ini berdasar data dari Dinas Kesehatan Sumut, sepanjang tahun 2018. Kasus tertinggi di Simalungun ada 13 kasus dan Labuhan Batu 10 kasus.

"Masih adanya kendala pengobatan karena pasien merasa kalau masih permulaan seperti panu. Setelah cacat baru mau berobat. Yang kusta pindah tempat merasa malu sama keluarga. Masih adanya pasien yang menganggap kusta penyakit kutukan, guna guna atau adanya stigma itu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut Agustama melalui Sekretaris Ridesman, Senin (11/3/2019) di Medan.

Ridesman mengakui, banyak stigma yang muncul terhadap penderita kusta. Penyakit menular ini sering ditakuti secara berlebihan. Padahal, kusta adalah penyakit menular yang tak mudah penularannya kepada orang lain.

"Padahal kusta bisa disembuhkan sebelum cacat dan obatnya gratis,"ujarnya.

Pengobatan untuk di Pematang Siantar sampai dengan ke Nias Barat dilakukan di Puskesmas. Untuk di Medan dilakukan di RS Pirngadi dan RS Adam Malik. Saat ini ada 12 penderita kusta yang berada di rumah sakit khusus kusta di Lao Simomo yang menjalani pengobatan.

"Mungkin karena kasus kusta di Sumut rendah atau sedikit, kabupaten kota menganggap hal itu tidak prioritas makanya ada yang tidak menganggarkan dalam anggaran. Begitupun, diharapkan tetap peduli," katanya.

Dijelaskannya, sedangkan program tahun 2019, dilakukan pemantauan dan deteksi dini kontak penderita kusta. Tujuannya untuk penemuan kasus dini kusta sebelum cacat. Kegiatannya pemeriksaan kontak kusta pada keluarganya dan tetangga penderita. Melakukan assesment kecacatan kusta yaitu penatalaksanaan pencegahan cacat kusta dengan cara pemeriksaan fungsi saraf tepi atau deteksi kecacatan

Selain itu, tahun 2019 anggaran kusta hanya dari provinsi ke kabupaten sedangkan untuk menjangkau pasien langsung harus menggunakan dana kabupaten.

"Kendalanya dana kabupaten tidak ada untuk anggaran kusta. Di tahun sebelumnya anggaran transport kabupaten dan Puskesmas masih dari provinsi, tapi tahun 2019 tidak ada lagi. sehingga tidak bisa menjangkau pasien langsung," sebutnya.

Dia menambahkan, Dinkes Provsu sudah selalu menyarankan ke daerah agar menganggarkan dana untuk kegiatan kusta di kabupaten maupun Puskesmas.

"Harapan kita pemerintah kabupaten menganggarkan kegiatan untuk kusta di tahun yang akan datang," katanya.

Tanda tanda awal kusta adalah adanya bercak di kulit yang berwarna putih mirip panu atau kemerahan (ada pula yang menebal). Tetapi tidak gatal dan bila disentuh kurang teras ataupun tidak terasa.

"Bila ada tanda tanda itu, segera periksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mengetahui apakah itu tanda awal kusta atau bukan," imbaunya. (siti)
Komentar Anda

Terkini