PLN Diminta Siaga 24 Jam, Edy Rahmayadi : Sedari Saya Kecil Sampai Jadi Gubsu, Listrik Tetap Bermasalah

Senin, 13 Mei 2019 / 20.29
Pertemuan Gubsu dengan manajemen PLN dan Pertamina.
MEDAN, KMC – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) agar pemadaman listrik tidak terjadi lagi di Medan dan sekitarnya. Untuk itu, PLN diminta benar-benar siaga 24 jam.

Hal ini disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat bertemu dengan PT PLN dan PT Pertamina Gas di ruang rapat Kantor Gubernur Sumatera Utara Lt 10 Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (13/5/2019). “Saya minta tolong kepada saudara-saudara sekalian, ini jangan sampai terulang lagi. PLN harus siaga 24 jam seperti suami SIAGA (Siap Antar Jaga) yang istrinya mau melahirkan, jadi bila ada yang tidak biasa terjadi cepat ketahuan dan bisa diantisipasi,” tegasnya.

Sebelumnya, Kamis (9/5) pukul 02.45 WIB terjadi pemadaman listrik di Kota Medan dan sekitarnya. Kemudian pemadaman listrik kembali terjadi sekitar pukul 21.00 WIB di hari yang sama dan kembali menyala sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Jumat (10/5).

Menurut Gubernur, pemadaman listrik dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. “Ini bulan Ramadan, jadi masyarakat muslim ingin bisa beribadah dengan bagus, memaksimalkan bulan suci ini, jadi ketika mati lampu tentu masyarakat marah,” kata Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi juga berharap, persoalan pemadaman listrik harus segera ditangani dan dituntaskan. “Masalah ini sudah ada sejak saya kecil, dan sekarang saya sudah jadi gubernur masih juga terjadi lagi,” tambahnya.

Senior Manajer Distribusi PT PLN Wilayah Sumatera Utara Taufik Hidayat menyampaikan, pemadaman listrik pertama karena rusaknya Current Transfermer (CT) di beberapa pembangkit listrik Sumut. Sedangkan yang kedua dikarenakan penurunan drastis supply gas untuk PLN yang membuat beberapa pembangkit listrik tidak berfungsi.

“Untuk pemadaman listrik yang pertama, Kamis menjelang sahur itu karena rusaknya CT di beberapa PLTU kita. Itu segera kita ganti dan dalam waktu sekitar 30 menit bisa kembali beroperasi dan listrik kembali normal. Sedangkan yang kedua adanya penurunan tekanan supply gas ke PLN sehingga beberapa pembangkit listrik kita tidak bekerja, tetapi kita juga terus berupaya untuk memperbaikinya dengan berkoordinasi bersama PT Pertamina Gas,” ungkapnya.

Penurunan tekanan gas untuk PT PLN pada kasus ini terjadi bukan bersumber dari Pertamina, melainkan tingginya penggunaan listrik masyarakat Sumut dan Aceh pada bulan Ramadan, sehingga masalah ini muncul. Namun, karena sumber gas Pertamina Gas Sumut dari Arun Natural Gas Liquefaction, Kabupaten Aceh Utara maka butuh waktu untuk mengembalikan tekanan

“Ada peningkatan signifikan konsumsi listrik di Sumut sehingga terjadi beberapa masalah termasuk dropnya flowrate gas untuk PLN. Tetapi, segara kita tangani, kita membuka aliran gas dari Arun untuk menambahkan tekanan ke PLN. Arun cukup jauh dari Belawan, jadi untuk meningkatkan tekanan ke PLN tidak bisa segera, butuh waktu. Tetapi, masalah tidak ada di Pertamina,” kata Asisten Manajer Operasi Pertamina Gas Sumut Ramses J Napitupulu usai rapat, sembari mengatakan pihaknya akan rapat dengan PLN untuk menemukan solusi dan pencegahan masalah tersebut.

Sekda Provinsi Sumut Sabrina yang hadir pada pertemuan ini berharap ke depannya nanti koordinasi antara PT PLN dan Pertamina Gas lebih baik, sehingga bisa menemukan dan mengatasi masalah lebih cepat.

“Sekarang kita perlu melihat ke depan, kita perlu bisa mengantisipasi kejadian-kejadian seperti itu. Itulah perlunya koordinasi yang bagus antara PLN dan Pertamina. Kita Pemerintah Provinsi Sumut juga akan bekerja sama dengan PLN, kita akan bantu apa yang bisa kita bantu untuk mengatasi hal-hal sepeti ini,” kata Sabrina, usai acara yang juga dihadiri Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumut Zubaidi.
Komentar Anda

Terkini