Komisi Perlindungan Anak Prihatin, 5 Anak Tewas di Pabrik Bukti Pengawasan Disnaker Lemah

Jumat, 21 Juni 2019 / 22.52
Kondisi korban kebakaran saat ditemukan.
JAKARTA, KMC - Komnas Perlindungan Anak (KPA) menyampaikan turut berduka sedalam-dalamnya atas meninggalnya puluhan buruh, termasuk anak-anak akibat kebakaran pabrik Mancis Rumahan di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat.

Menurut informasi yang dikumpulkan  investigasi Tim Investigasi Cepat Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumatera Utara dan LPA Langkat, ditemukan 5 orang anak yang juga menjadi korban.

Dari informasi yang diterima, kebakaran bermula dari ledakan tabung gas. Akibatnya api  langsung muncul dan menyambar pabrik yang lebih pantas disebut rumah itu.

Api langsung membesar dan tidak terkendali karena bangunan pabrik itu terbuat dari papan. Malangnya, puluhan buruh yang sedang bekerja tak sempat keluar sehingga semua tewas terpanggang.

Masyarakat langsung heboh dan panik ratusan warga pun langsung memenuhi pabrik itu dan sibuk untuk memadamkan api dan memberikan pertolongan kepada korban.

Kapolsek Binjai melalui Kasubag Humas Polres Langkat AKBP Arnol Hasibuan SH menyebutkan, setelah api dapat dipadamkan puluhan mayat ditemukan bergelimpangan sungguh pemandangan yang sangat menyayat hati.

Api baru dapat dipadamkan keseluruhannya setelah 3 unit mobil pemadam kebakaran Pemko Binjai dan unit dari Pemkab Langkat diturunkan ke tempat kejadian perkara.

Diantara mayat orang dewasa yang didominasi perempuan  itu juga ditemukan anak-anak.  Menurut warga di sana mayoritas pekerja berasal itu umumnya berasal dari Desa Sambirejo. Namun ada juga yang berasal dari Stabat Kota Binjai.

Atas kejadian ini, Komnas Perlindungan Anak Indonesia mendesak Gubernur Sumatera  Utara, juga Bupati Langkat untuk segera melakukan  langkah-langkah  rehabilitasi sosial dam memberi santunan bagi keluarga korban.

"Kita berharap peristiwa ini instropeksi atas lemahnya kewajiban pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan maupun industri rumahan tanpa pengawasan,"kata Ketua Umum Arist Merdeka Sirait di Kantornya, Jakarta Timur, Jumat (21/6/2019).

Menurut Arist, peristiwa memilukan ini merupakan wujud dari lemahnya fungsi pengawasan ketenagakerjaan.

"Apalagi diantara pekerja, ada 5 anak yang tewas. Ini membuktikan kurangnya pengawasan dari pemerintah maupun instansi terkait,"ujar Arist. (mar/rel)
Komentar Anda

Terkini