Tragedi Satu Keluarga Hanyut, Ada Penampakan Kakek Bongkok

Senin, 20 Juli 2020 / 20.33
Jenazah para korban hanyut di Sungai Bahapal.
SERGAI, KLIKMETRO - Ada kisah misteri dibalik tragedi yang menimpa satu keluarga saat hanyut di aliran sungai Bahapal Kabupaten Simalungun, Minggu (19/7/2020). Salah satu korban, yakni Rahmansyah (38), warga Kampung Krompol, Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Sergai, hingga saat ini belum ditemukan.

Tragedi ini berawal dari saat Rahmansyah (korban-red) anaknya dan menantunya beserta cucu-cucunya pergi rekreasi mandi-mandi di salah satu lokasi di Simalungun berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 WIB. Tak nyana, suasana ceria keluarga itu berubah menjadi duka akibat musibah yang tak disangka-sangka.

Saini (63), orangtua Rahmansyah sontak terkejut begitu mendapat kabar duka anak, menantu dan cucunya tewas hanyut di Seri Belawan, Kabupaten Simalungun. Warga Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Sergai ini tak mengira, keluarga anaknya itu akan mendapat musibah saat berekreasi. "Saya mohon sekali kepada pemerintah dan instansi terkait agar segera menemukan anak saya (Rahmansyah),''pinta lelaki tua ini dengan raut sedih.
Lokasi hanyut para korban.
Sementara, Jumini (50) nenek Rizki Yogi (10) korban hanyut yang selamat mengatakan, penuturan cucunya saat mereka ingin mandi, datang seorang kakek bertubuh bongkok dan membawa tongkat. "Cerita cucu saya, kakek itu memberikan uang Rp 50 ribu di lokasi pemandian itu. Tak lama, kakek itu menghilang,''bilang Jumini yang ditemui wartawan di rumah duka, Senin (20/7/2020).

Meski sempat heran adanya si kakek misterius itu, namun segera tertutupi dengan keasyikan mereka mandi-mandi di sungai. Cerita si nenek lagi, cucunya si Rizki Yogi sempat hanyut saat mandi-mandi bersama korban yang lain. Namun dia selamat setelah Lisna Wati, ibunya dengan cepat meraih tangannya dan membawa putranya ke daratan. Namun nasib naas menimpa Rizki, adiknya yang tenggelam dibawa arus air.

Sebelumnya, Kapolres Simalungun, AKBP Agus Waluyo melalui Kapolsek Serbelawan Iptu Abdullah Yunus Siregar mengatakan, para korban telah disemayamkan di rumah Mariani, di Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.

“Saat ini korban telah disemayamkan di rumah saudari Mariani,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (19/7) malam.

Adapun kronologis kejadian tersebut, lanjut Kapolsek, berawal saat Minggu (19/7) sekitar pukul 10.00 WIB, saksi Suhardi Sitanggang (44), Eka (23), Ramayanti (35), dan Lisna Wati (41), serta korban datang dari Serdang Bedagai berkunjung ke rumah Mariani, yang berdomisili di Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.

Usai menemui Mariani, saksi dan korban kemudian mengunjungi rumah saudara Arbani. “Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB, para saksi dan korban pergi ke sungai Bahapal untuk mandi-mandi dan berenang,” sebutnya.

Kapolsek mengungkapkan, awalnya saudara Yogi hanyut terbawa arus sungai Bahapal. Beruntung, Yogi pun dapat diselamatkan oleh Lisna Wati. Tak berapa lama,(alm) Rizki dan (alm) Fitri juga ikut hanyut terbawa arus air.

Namun, sambung Kapolsek, lantaran derasnya arus sungai, Rahman juga ikut hanyut terbawa air saat hendak menolong Rizki dan Fitri.

“Rahman ikut hanyut terbawa air sungai Bahapal. egitu juga dengan korban lain ikut hanyut terbawa arus sungai,” ungkapnya seraya menyebutkan hingga kini pihaknya masih melakukan pencarian Rahman.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Suhardi Sitanggang merupakan salah satu Sintua (majelis) di HKBP Rambutan, Tebing Tinggi. Mereka tinggal di Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Adapun nama-nama korban diantaranya: Evi Naibaho (44), istri Suhardi Sitanggang, Rahman (38) ipar Suhardi Sitanggang (belum ditemukan), Firli Ayu (12) anak Suhardi Sitanggang, Fitri Ayu (10) anak  Suhardi Sitanggang, Feby Ayu (8) anak Suhardi Sitanggang, Rizki (8) anak Lisna Wati. (*/hp/mr)
Komentar Anda

Terkini