Satgas Sebut Covid-19 di Medan Melandai, 4 Kecamatan Tertinggi Kasus

Kamis, 03 Desember 2020 / 18.06

Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Medan dr Mardohar Tambunan M Kes.

MEDAN, KLIKMETRO - Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Medan dr Mardohar Tambunan M Kes mengklaim kasus positif Covid-19 di Kota Medan masih melandai. Dalam sebulan terakhir, penularan covid-19 melandai.

"Jika melihat dari pergerakan situasi Covid-19 di Medan dalam sebulan terakhir, penularan relatif landai. Empat kecamatan tertinggi covid-19 masih ditempati Selayang, Helvetia, Johor dan Sunggal,''kata Mardohar Tambunan, Kamis (3/12/2020).

Mardohar juga menyebutkan, jumlah kesembuhan bertambah, namun warga yang terkonfirmasi covid-19 juga bertambah.  "Kembali kita ingatkan masyarakat agar disiplin prokes. Patuhi 3M, mengenakan masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak,"imbaunya.

Menyoal adanya rencana Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang akan memberlakukan kembali sistem belajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021, Mardohar mengatakan, butuh kerja keras semua stakeholder terkait. "Jangan nanti setelah diberlakukan, kemudian timbul cluster baru lalu saling buang badan,"ujarnya.

Mardohar mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan sebelum pemberlakuan sistem belajar tatap muka. Karena Orang Tanpa Gejala (OTG) menularkan virus lebih cepat dan harus lebih diwaspadai.

"Semua stakeholder duduk bersama, membahas bagaimana persiapannya. Ini bukan pekerjaan mudah, yang namanya penyakit, penularan itu tetap berjalan. Bagaimana caranya agar tidak terjadi penambahan kasus,''sambungnya.

Diperlukan pengawalan ketat dan benar-benar disiplin menerapkan prokes. "Harus dilihat dulu, bagaimana kesiapan daerahnya, kemampuan anggaran, kesiapan sekolah, bagaimana aturan di sekolah, berapa jumlah siswanya, bagaimana kedatangan dan kepulangannya, bagaimana makan dan minum siswa. Kalau tertular bagaimana? Ini kan masalah kesehatan, banyak keterkaitan. Mampukah pemerintah kita ini mengcovernya. Harus dikawal habis,"kata Mardohar.

Dia membandingkan adanya daerah lain yang sudah menerapkan sistem belajar tatap muka. Namun secara keseluruhan belum semua sekolah beroperasi normal. "Kita bandingkan dengan daerah lain yang berada di zona oranye, mereka sudah memberlakukan pembelajaran tatap muka. Tapi hanya sekitar 25 persen sekolah yang menjalankan, itu artinya masih ada kekuatiran di masyarakat. Masih ada phobia, karena virus ini tetap ada,''ungkapnya.

Mardohar mengharapkan, sebelum pembelajaran tatap muka diberlakukan, agar segera dilakukan persiapan dengan melibatkan seluruh kalangan terkait. "Harus ada payung hukumnya, jangan nanti sekolah hanya sekedar saja prokesnya. Harus ada yang mengevaluasi ke sekolah-sekolah, aktif dilakukan pengecekan kesehatan siswa dan para guru,"imbuhnya.

Berdasarkan data Tim Satgas Covid-19 Kota Medan update 3 Desember 2020, Medan Selayang merupakan kecamatan tertinggi kasus terkonfirmasi positif covid-19 dengan jumlah 696. Rinciannya, sembuh 610, meninggal 24 dan dirawat 62. Posisi kedua ditempati Medan Helvetia, 673 kasus. Sembuh 497, meninggal 22 dan dirawat 154. Medan Johor berada di urutan ketiga, jumlah kasus 618, sembuh sebanyak 542, meninggal 21 dan dirawat 55 orang. Sementara, Kecamatan Medan Sunggal 536, sembuh 454, meninggal 22 dan dirawat 60.

Secara keseluruhan jumlah terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Medan, 7699. Sembuh 6353, meninggal 319 dan dirawat 1027. Sedangkan yang suspek, 10716, pulang 10132, meninggal 290 dan dirawat 294. (mar)

Komentar Anda

Terkini