Miris, Perayaan Idul Fitri, Parapat-Simalungun Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 14 Mei 2021 / 04.40

Banjir bandang melanda kawasan Parapat-Simalungun, Kamis (13/5/2021).

Warga berupaya melakukan evakuasi bahan-bahan material yang terbawa banjir bandang.

SIMALUNGUN, KLIKMETRO.COM - Saat perayaan Idul Fitri 1442 H, peristiwa miris terjadi di kawasan Parapat-Simalungun, Kamis (13/5/2021). Banjir bandang melanda areal lokasi wisata Danau Toba itu, tepatnya di Jalan lintas Nasional di Kota Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Peristiwa yang terjadi sekira pukul 15.30 wib itu merupakan dampak hujan deras yang mengakibatkan banjir bercampur material bukit di dua titik.

Aliran sungai Batu Gaga yang berada di kawasan Anggarajim Kelurahan Parapat ditengarai tidak mampu menampung debit air dan bukit Sualan Nagori Sibaganding.

Camat Girsang Sipangan Bolon Maruwandi Yosua Simaibang kepada awak media mengatakan pihaknya, bersama unsur muspika serta masyarakat setempat berupaya membersihkan material dari jalanan untuk memperlancar arus lalu lintas.

"Arus lalu lintas untuk sementara diberlakukan satu arah dengan sistem buka tutup sampai material dijalanan dibersihkan.

Diingatkan supaya pengguna jalan lebih meningkatkan kehati-kehatian dan mengikuti arahan petugas supaya terhindar dari musibah,"katanya.

Menurut camat lagi, peristiwa datangnya banjir bandang membuat masyarakat ketakutan bercampur panik. Apalagi banjir datang dengan disertai lumpur maupun material akibat longsoran dari bukit. 

"Air berasal dari Sungai Batu Gaga, beberapa ratus meter saja dari lokasi rekreasi Parapat (Danau Toba). Air yang datang dari Pegunungan sekitar Kota Parapat melimpah ke Jalan Sisingamangaraja pusat kota yang merupakan pusat jajanan sovenir dan rumah makan,"imbuh camat.

Salah seorang warga, R. Samosir yang merupakan pedagang di sekitar lokasi banjir bandang, mengatakan awalnya dia menganggap biasa saja saat hujan mengguyur kawasan tersebut. "Kami para pedagang hanya menutup tirai saja supaya tidak tempias. Tapi tiba-tiba terdengar suara seperti gemuruh dengan cepatnya air lewat dan sangat deras bercampur lumpur dan batang-batang kayu kecil maupun besar.

Selama hampir 40 tahun saya tinggal di Parapat ini, tidak pernah terjadi hal seperti ini apalagi sampai banjir. Kok ini tiba-tiba terjadi begini,"katanya heran.

Warga masyarakat berharap, agar pemerintah memberikan perhatian karena akibat ulah manusia sehingga hutan yang ada di sekitar lokasi menjadi gundul.

"Makanya kalo datang hujan airnya sudah tidak bisa diserap lagi. Kami berharap kepada pemerintah daerah agar melakukan reboisasi dan menangkap pelaku ilegal logging di Simalungun ini. Tengoklah orang yang ngambil untungnya, kami yang mendapatkan imbasnya,"kesal R. Samosir.

Kasat Lantas Polres Simalungun AKP Hendrik mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan evakuasi material longsoran. "Saya mengimbau kepada masyarakat pengguna jalan untuk berhati-hati dan tertib dalam berlalu lintas. Untuk masyarakat dari Siantar yang akan menuju ke Parapat dialihkan melalui Simpang Palang, sedangkan yang dari arah sebaliknya masih bisa dilalui satu kenderaan. Karena lokasi longsoran sudah dibersihkan untuk dilintasi satu kendaraan, jadi kita gunakan sistem buka tutup agar tidak terjadi kemacetan,"kata AKP Hendrik kepada wartawan. (hotlan)

Komentar Anda

Terkini