Pengunjung Protes, Wisata Pemandian Debuk-debuk Banyak Pengutipan

Minggu, 30 Mei 2021 / 05.33

Dua karcis tiket masuk di pos pertama dan kedua di kawasan wisata pemandian air panas Debuk-debuk.

KARO, KLIKMETRO.COM - Warga yang mendatangi area wisata Pemandian Sidebuk-debuk, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), protes soal harga tiket. Warga menilai harga tiket masuk ke lokasi itu terlalu mahal. Bagaimana tidak, pengunjung distop dua kali dan diharuskan membayar 'upeti' agar bisa masuk ke lokasi.

Hal ini dialami salah seorang wartawan yang berkunjung ke lokasi pemandian air panas itu bersama 4 rekannya. Saat memasuki areal lokasi, di pos pertama, pengunjung distop oleh beberapa penjaga.

"Di pos pertama kami distop, dan diminta harus membayar tiket masuk dengan harga Rp.5000 per orang, dikali lima orang senilai Rp25.000,"kata Harry menceritakan peristiwa tak mengenakkan yang dialaminya, Kamis lalu (227/5/2021). 

Tak jauh dari pos pertama, pengunjung lagi-lagi distop di pos kedua. Pengunjung diharuskan membayar dengan nilai nominal yang sama di pos pertama. Yakni Rp 5000 per orang. Pos pertama dan kedua memiliki kertas retribusi berbeda. Persamaannya hanya tertera nominal Rp 5.000,-.

Pos pertama memberikan tiket retribusi yang bertuliskan "tiket masuk kawasan Desa Wisata Semangat Gunung Kecamatan Merdeka, Kabupaten Tano Karo". Sedangkan di pos kedua, tertera di tiket berwarna hijau "Dana partisipasi pemeliharaan/perawatan jalan desa dan jasa pelayanan kebersihan sampah masuk ke lokasi lintas Doulu Gunung Sibayak". Di puncak tiket bertuliskan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Tunas Baru.

Sempat terjadi perdebatan, Harry memprotes pengutipan tiket masuk hingga dua kali. Namun penjaga yang diduga penduduk setempat (ps) bersikeras pengunjung harus membayar per orangnya Rp 5 ribu. "Kenapa rupanya kalau kalian wartawan. Pokoknya harus bayar, kalau tak mau bayar tidak boleh masuk,"kata penjaga tersebut yang didampingi beberapa rekannya.

Tak mau keributan berlarut, akhirnya tiket masuk kedua pun dibayar.

Setiba di lokasi pemandian, lagi-lagi pengunjung diminta membayar per orang. Harganya bervariasi, mulai Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. Belum lagi biaya parkir kendaraan. 

"Kami berharap agar Pemkab Karo dapat menindak lanjuti keluhan masyarakat ini, karena disinyalir dalam sehari ada ratusan bahkan juga ribuan pengunjung yang berwisata ke pemandian Sidebu-debuk tersebut. Selaku masyarakat Sumatera Utara, kami juga mempertanyakan, apakah kutipan di Pos Pertama dan Kedua yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut menjadi PAD untuk Pemkab Karo?" kata Harry pada media ini, Minggu (30/5/2021). 

Dia juga mengaku heran, mengapa Pemkab Karo seolah membiarkan praktik pungutan liar bebas beroperasi. Padahal lokasi tersebut merupakan kawasan wisata yang menarik banyak minat wisatawan. 

"Ini pembiaran yang dilakukan Pemkab Karo. Harusnya hal-hal seperti ini mendapat perhatian serius, karena mempengaruhi PAD Pemkab Karo. Kalau dibiarkan sesuka hati praktik pungli, bisa-bisa semua lokasi di Kabupaten Karo ini dikuasai preman. Bandingkan saja dengan wisata ke Danau Toba, kita tidak pernah dikutip dengan biaya yang sebesar itu. Penduduknya ramah, mereka paham betul menjaga destinasi wisata, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara,"heran Harry.

Dia berharap Pemkab Karo juga harus memberikan informasi secara resmi kepada masyarakat yang hendak berwisata ke pemandian air hangat Sidebuk-debuk tersebut. "Kalau kutipan-kutipan yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut menjadi PAD Pemkab Karo, kita dukung, itupun jangan terlalu mahal, agar terjangkau bagi kalangan masyarakat bawah seperti kami ini,"ujarnya.

Sidebuk-debuk ini merupakan area wisata di mana banyak terdapat permandian air panas. Lokasinya terletak di Kabupaten Karo, tepatnya di bawah kaki Gunung Sibayak.

Ada sejumlah tempat wisata kolam pemandian air panas yang dikelola oleh masyarakat. Area ini juga menjadi salah satu jalur untuk mendaki Gunung Sibayak. (hotlan)

Komentar Anda

Terkini