Dana Covid-19 Nagori Rukun Mulyo Disoal, Harga Thermometer Rp 2 Juta, Penjaga Posko Rp 200 Ribu/Hari

Jumat, 13 Agustus 2021 / 15.36

Ilustrasi.

SIMALUNGUN, KLIKMETRO,COM - Bupati Simalungun Radiapoh Hasiolan Sinaga (RHS) diharapkan menindak tegas para pangulu (kepala desa) yang coba mempermainkan atau menyalaHgunakan dana penanggulangan dan pencegahan Covid 19. 

Pemerintah Pusat tahun ini telah mengucurkan dana desa keseluruh Kabupaten di Indonesia, dan untuk mekanisme pencairannya diserahkan ke pemerintah kabupaten masing-masing.

Pencairan dana desa tahap satu di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara telah mengucur ke Nagori (desa) Rukun Mulyo, Kecamatan Panombean Panei. Namun ditengarai, dana desa di nagori ini 'dimainkan'.

Hal ini dikarenakan saat awak media berkunjung kekantor Kepala Desa (Pangulu) Rukun Mulyo beberapa waktu lalu tidak menemukan adanya papan transparansi kegiatan Dana Desa (DD) dipajang di kantor tersebut. Padahal instruksi dari pemerintah sudah jelas, setiap kegiatan DD harus transparan, terbuka agar seluruh masyarakat dapat mengetahui dan  mengawasi kegiatan tersebut, karena anggarannya diambil dari uang rakyat.

Terkait hal ini, klikmetro.com coba konfirmasi kepada Bella, selaku Bendahara di kantor Pangulu Nagori Rukun Mulyo, tampak berbelit memberi jawaban dan berkelit memberikan informasi tentang penggunaan dana penanggulangan dan pencegahan Covid-19i. Bella menyebutkan dana yang mereka anggarkan sebesar Rp 56 juta sudah dibelanjakan.

Saat disinggung barang apa saja yang dibelanjakan, Bella menyebut dana tersebut digunakan untuk membeli masker, hand sanitize, disinfektan sebanyak 100 jerigen, thermometer sebanyak dua buah dengan harga satu buah Rp 2 juta.

"Selain itu kami juga menganggarkan dua buah perbaikan posko Covid 19 yang sebelumnya telah ada tahun lalu, tetapi sudah roboh. Kedua posko tersebut dianggarkan Rp 3 juta,"sebut Bella.

Dia menambahkan, untuk menjaga posko covid-19 menuju pintu masuk ke Nagori Rukun Mulyo, mereka memberdayakan lima orang yang dibagi tiga shift untuk menjaga posko tersebut. "Untuk honor menjaga posko, kami menggaji Rp 200 ribu perhari," kata Bella.

Terkait hal ini, Nahot M Sinaga menilai penjelasan Bella kurang transparan. Dia menyebut hanya barang alat Covid 19 yang dibelanjakan saja tetapi tidak bersedia menunjukkan barangnya. " Padahal semua barang yang dibelanjakan itu menggunakan uang rakyat dan barang itu seharusnya ada di kantor Pangulu," tegas Nahot yang ikut juga mengkonfirmasi ke kantor pangulu saat itu.

Bukan itu saja saat disinggung harga satuan dan merk jenis barangnya Bella tampak ragu ragu dan sedikit bingung. "Dari keterangan yang diberikan bendahara ini, saya menduga ada yang disembunyikan dan harga barang yang dibelanjakan 'di mark up," duga Nahot, Jumat (13/8/2021).

Terkait hal ini, Camat Panombean Panei Gentinus Bangun mengatakan akan menegur Pangulu Nagori Rukun Mulyo Rojingun agar memasang papan transparansi di kantornya. "Terkait dengan alat Covid 19 yang dibelanjakan juga akan disimpan dikantor Pangulu saja," kata camat saat dikonfirmasi wartawan.

Sementara, Pangulu Rojingun tidak berhasil ditemui di kantornya. Salah satu Kaurnya mengatakan kalau Pangulu sedang di luar. Awak media coba menghubungi lewat SMS , namun tidak mendapat respon. (Hasudungan P)

Komentar Anda

Terkini