Pedagang Kaki Lima Keluhkan PPKM, Penghasilan Menurun, Keluarga Butuh Makan

Senin, 02 Agustus 2021 / 04.00

Sejumlah pedagang kaki lima di Jalan SM Raja Medan ditertibkan petugas Patroli PPKM.

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat maupun PPKM Level 4 dirasakan terutama pedang kaki lima yang ada di Jalan SM Raja dan Simpang Limun Kecamatan Medan Amplas. Sejumlah alasan sepinya pembeli karna adanya larangan pemerintah berjualan tidak boleh melebihi Jam 21.00 Wib.

Mahyar, pedagang kaki lima yang setiap malam berjualan jamu di pinggir Jalan SM Raja Medan mengatakan sejak PPKM darurat maupun PPKM Level 4. Pembeli yang datang sangat sepi, akibatnya tidak dapat uang, bisa-bisa anak dan  istri terancam tidak makan. 

Menurutnya adanya PPKM Darut maupun PKKM Level 4 ini sangat menyengsaran rakyat kecil karena dibatasi jualan sampai jam 21.00 wib dan harus tutup.

"Macam saya tukang jamu ini, kata mereka ada kerumunan, emangnya tukang jamu ada kerumunan dan diharuskan tutup jam 9 malam,"kata Mahyar.

Dikatakannya, kalau jam 21.00 Wib dagangannya harus ditutup mau makan apa anak istrinya." Saya buka jualan jam 19.00 Wib disuruh tutup jam 21.00 wib mau makan apa anak istri saya, kalau begini terus bisa-bisa anak dan istri tidak makam,"sebutnya dengan nada kesal.

Dia berharap PPKM Darurat dan PPKM Level 4 jangan sampai membebankan kehidupan masyarakat kecil. Seharusnya ada kompensasi yang diterima masyarakat kecil seperti dirinya agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

"Kita sudah memilih pemimpin negeri ini sebelum dia duduk, jadikan sia-sia kita memilihnya, karena dia tidak ada membela rakyat kecil,"sebutnya.

Menurutnya, selama selama ada PPKM Darurat dan PPKM Level 4, pengahasilan jualannya menurun drastis sekitar 70 persen dibandingkan sebelum adanya PPKM.

"Bagaimana mau jualan harus main kucing-kucingan sama mereka (Petugas PPKM) tengoklah jam segini sudah tutup," bilangnya dengan raut kecewa.

Ia berharap hendaknya pemerintah harus perhatikan rakyat kecil. "Jangan sebelum duduk katanya demi rakyat, untuk rakyat, sudah duduk apa yang dibela, perutnya sendiri yang dibela,"ucapnya kesal.

Sementara pedagang kaki lima lainnya yang juga ditanyai oleh wartawan, menyebutkan petugas dalam menerapkan PPKM kurang humanis dan tak ada toleransi terhadap pedagang. 

Tak ada cara lain untuk bertahan selain main 'kucing-kucingan' dengan petugas. Saat petugas melakukan patroli, mereka pun terpaksa menutup usaha. Namun setelah petugas pergi, mereka kembali membuka usahanya.

"Saya takut juga lah, kalau grobak saya dihancurkan, sama siapa mau minta ganti rugi, ya lebih baik main kucing-kucingaan, kalau enggak gitu cemana mau makan. saya jualan inikan cari malam untuk makan siang,"bilangnya.(put)

Komentar Anda

Terkini