Perjuangan Laura Tampubolon Agar Sembuh Dari Covid-19, Sempat Terpikir Tidak Selamat

Sabtu, 14 Agustus 2021 / 19.41

Laura Tampubolon bersama tim medis RS Columbia Asia.

KLIKMETRO.COM - Tak pernah terbayangkan oleh Laura Tampubolon (40 tahun) bahwa dirinya akan terinfeksi virus corona. Bahkan harus terbaring di Rumah Sakit Columbia Asia selama 1 minggu untuk menjalani perawatan lebih intensif.

"Kupikir aku tidak selamat," kata Laura saat menceritakan kisahnya, Sabtu (14/8/2021).

Sebagai wanita karir, Laura memiliki mobilitas tinggi. Dia kerap bolak-balik keluar kota untuk mengurus bisnisnya yang berkecimpung di bidang jasa. Meski pandemi dan mengetahui bahaya virus corona, namun warga Kota Medan ini tak mengurangi aktivitasnya. Dia tetap keluar kota. Baginya menempuh perjalanan dengan rute Medan-Siantar-Balige-Samosir-Tarutung- Rantau Prapat hingga jakarta sudah menjadi rutinitas yang biasa dilakukan tiap bulan.

Namun tanggal 13 Juli 2021 lalu, beberapa hari setelah pulang dari luar kota, Laura mulai tak enak badan. Tubuhnya demam tinggi, tulangnya terasa ngilu. "Aku mengira demam biasa, lalu berobat ke dokter umum. Dan dokter mengatakan typus,"ujar ibu tiga anak ini.

Tapi kondisinya semakin parah, mengalami diare terus menerus dan juga tenaga berkurang sehingga cepat lelah. Tanggal 15 Juli 2021, pihak keluarga membawanya berobat ke RS Columbia Asia, Medan. Petugas medis lalu melakukan tes swab dan hasilnya positif. Tak cukup tes swab, dilanjutkan dengan tes PCR dan photo torax. Hasilnya, Laura terkonfirmasi positif covid-19.

Mengetahui hal tersebut, Laura tak mampu membendung air matanya. Dia lalu menjalani perawatan isolasi di RS Columbia Asia. "Padahal hasil pemeriksaan rontgen toraks normal, tak ada cairan atau flek di paru dan saturasi di atas 95. Tapi hasil swab dan pcr menyatakan aku positif covid, ada pengentalan darah. Aku menghubungi keluarga dan teman-teman menceritakan kondisiku. Aku juga meminta maaf kepada mereka dan meminta dukungan serta doa agar diberi kesembuhan,"ungkapnya.

Saat itu juga dia meminta agar rumah disterilkan dengan penyemprotan desinfektan, dan keluarga serta teman-teman yang terakhir berinteraksi dengannya agar memeriksakan diri. Karena kuatir tertular infeksi virus corona. 

"Puji tuhan, hasil pemeriksaan swab keluarga dan teman-teman kantor semuanya negatif," ujarnya.

Selama dalam perawatan, Laura berjuang melawan virus corona yang menyerang kekebalan tubuhnya. Sempat dia berpikir dirinya tidak selamat akibat sakit yang dideritanya. Namun pikiran buruk itu dibuangnya jauh-jauh.  Dia tetap berupaya agar tidak stres dan selalu berpikir positif. 

"Kalau ingat sakitnya, ampunlah. Ngilu semua tulang, diare trus. Sempat berpikir aku tak selamat dari virus corona ini," kenangnya.

Dalam sehari, Laura menerima 5 suntikan dari petugas medis, anti virus juga vitamin. Meski cemas dengan penyakitnya, namun dia tetap meyakini bisa sembuh. Support dari keluarga, saudara dan teman-teman menguatkan tekadnya untuk segera sembuh.

Seminggu dalam perawatan, tepatnya tanggal 22 Juli, Laura dibolehkan pulang dan menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. "Puji Tuhan, hasil PCR ku negatif setelah diperiksa lagi. Aku dibolehkan pulang dan menjalani isoman di rumah. Selama 14 hari di rumah, setiap pagi sekira pukul 09.00 wib, aku berjemur selama 15 menit. Ku upayakan agar tidak stres, olahraga dan terkadang nyanyi-nyanyi karaoke di rumah,"ujarnya. 

Untuk meningkatkan imunitas tubuhnya, Laura mengonsumsi obat-obatan herbal. Seperti madu dan daun pegagan juga minum jus buah-buahan, Tak hanya itu, dua gelas susu kental manis setiap hari diminumnya. 

Meski kini telah dinyatakan sembuh dan kembali beraktifitas, Laura memilih membatasi diri berinteraksi dan lebih banyak bekerja di rumah dan sesekali ke kantor. Rapat dilakukan secara virtual.

Laura belum pernah melakukan vaksinasi. Namun setelah merasakan sakit yang dialami akibat virus corona, dia ingin  melakukan vaksinasi. 

''Aku percaya covid itu ada. Walaupun selama beraktivitas di luar aku telah melaksanakan prokes memakai masker, jaga jarak dan juga selalu membawa hand sanitizer, tapi di saat tubuh melemah, imunitas tubuh menurun, virus corona langsung menyerang. Karena itu, untuk meningkatkan imunitas tubuh, harusnya aku melakukan vaksin. Namun untuk sekarang ini, aku harus menunggu divaksin, karena kata dokter tunggu sebulan setelah sembuh baru dilakukan vaksinasi,"ujarnya.

Berbagi kiat kesembuhan, Laura mengingatkan agar siapapun yang terkonfirmasi covid-19 tidak langsung stres atau panik.

"Tetaplah berpikir positif, cepat memeriksakan diri. Jika merasa demamnya lain atau ada kejanggalan lain, segera periksakan diri ke dokter. Jangan takut, ikuti saja petunjuk medis. Setiap penyakit selalu ada obatnya. Covid ini bukan aib, jadi jangan malu berobat,"pungkasnya. (mar)
Komentar Anda

Terkini