Bunuh 2 Wanita, Aipda Roni Syahputra Tertunduk Dituntut Hukuman Mati

Senin, 06 September 2021 / 22.30

Terdakwa di layar monitor tampak tertunduk usai jaksa menuntut hukuman mati atas perbuatannya membunuh 2 wanita.

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Aipda Roni Syahputra, oknum polisi dari Polres Pelabuhan Belawan terdakwa perkara pembunuhan dua wanita yakni Riska Pitria dan AC (13) hanya bisa tertunduk saat dituntut Jaksa Penuntut Umum dengan hukuman mati di persidangan yang digelar di Ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN), Senin (6/9/2021) sore.

Dalam tuntutan itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejari Belawan yang di motori Aisyah bersama Bastian yang menghadirkan terdakwa Roni secara daring dihadapan Majelis Hakim Hendra Sutardodo menyatakan, selain melakukan pembunuhan terdakwa Rono juga  memperkosa Aprila Cinta di salah satu hotel kelas melati di daerah Jalan Jamin Ginting Padang Bulan.

Dalam nota tuntutannya Jaksa Penuntut Umum (JPU) menilai perbuatan terdakwa Roni terbukti melakukan pembunuhan tersebut dilakukan secara berencana sebagaimana yang dimaksud Pasal 340 KUHP.

"Oleh karenanya meminta majelis hakim yang menangani perkara ini agar menghukum terdakwa dengan pidana mati," ucap JPU Bastian.

Dalam pertimbangannya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan tegas  menyatakan hal yang memberatkan perbuatan terdakwa sangat sadis. Selain itu salah seorang korban terdakwa masih berusia di bawah umur dan terdakwa seorang aparat penegak hukum.

"Hal yang meringankan tidak ada," ucap JPU.

Untuk menanggapi tuntutan ini, majelis hakim yang diketuai Hendra Sutardodo memberikan waktu sepekan untuk terdakwa dan kuasa hukumnya mengajukan pembelaan (pledoi), selanjut Majelis Hakim menunda sidang sepekan mendatang.

"Sidang ini kita tunda, hingga sepekan mendatang, dalam agenda pembelaan (pledoi),"sebut Majelis Hakim.

Pantauan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, usai sidang anak dan istri terdakwa yang hadir pada sidang tuntutan itu, usai sidang dan mengetahui ayah dan suaminya dituntut dengan hukuman mati langsung menangis.

Bahkan saat akan diwawancarai, kedua wanita itu langsung pergi dan berjalan keluar dari gedung PN Medan didampingi Penasehat Hukum terdakwa Roni Syahputra.

Dalam dakwaan sebelumnya, JPU Julita memaparkan kasus pembunuhan ini bermula pada hari Sabtu tanggal 13 Februari 2021, kedua korban datang ke Polres Pelabuhan Belawan, untuk menanyakan perihal barang titipan korban kepada terdakwa yang saat itu tengah melaksanakan tugas piket jaga tahanan.

"Terdakwa pun mengatakan kepada korban Riska kalau mau saya carikan, sinilah nomor HP mu, nanti ku kabari pun,”. Korban pun memberikan nomor handphonenya," sebut JPU Julita dalam persidangan yang digelar secara virtual itu.

Malam harinya lanjut JPU, terdakwa yang tertarik dengan korban Riska menghubungi korban untuk bertemu dengan alasan untuk membicarakan masalah titipan korban. Korban menolak, namun terdakwa yang sudah tertarik dan tergoda dengan penampilan korban membuat rencana.

Sepekan kemudian, terdakwa membuat suatu cerita seolah-olah barang yang disebutkan oleh korban sudah ada pada terdakwa. Terdakwa pun menghubungi korban yang saat itu tengah bersama dengan korban AC.

Dengan segala bujuk rayu, kedua korban pun akhirnya bersedia diajak masuk terdakwa ke dalam mobilnya.

"Setelah keluar dari pintu Tol Cemara Asri, terdakwa mengemudikan mobil ke arah jalan Cemara Asri dan memutar arah ke jalan Haji Anif, tepatnya di samping kiri sebuah toko Bintang Sejati Tehnik tidak jauh dari hotel Miyana di Jalan Haji Anif No.28 Medan Estate Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, dengan posisi bertiga masih berada didalam mobil terdakwa, terdakwa mengatakan kepada korban Riska “masalah uangmu dan Handphone nantilah kita ambil”, dijawab oleh korban R “jangan gitulah Pak”, dan terdakwa mengatakan “Ya, udah sabar dululah," sebut JPU dalam dakwaan menirukan ucapan korban.

Dikarenakan terdakwa sangat bernafsu dan sangat tertarik dengan tubuh korban Riska, terdakwa menarik tangan sebelah kiri korban. Di dalam mobil, korban sempat mendapat pelecehan dari terdakwa. Korban sempat melawan, namun akhirnya terdakwa memukul leher korban dan memborgol leher korban.

Sedangkan terhadap korban Aprilia Cinta, terdakwa membentak korban dan meminta gadis berusia 13 tahun itu diam.

Selanjutnya terdakwa membawa kedua korban ke salah satu hotel di Jalan Jamin Ginting. Di sana terdakwa menyekap kedua wanita itu.

"Terdakwa awalnya hendak memperkosa korban Riska, namun karena korban tengah menstruasi, terdakwa melampiaskan nafsu bejatnya kepada korban AC yang masih berusia 13 tahun," beber JPU.

Terdakwa kemudian mengancam korban untuk tidak menceritakan kejadian ini. Selanjutnya terdakwa membawa kedua wanita itu ke rumahnya di kawasan Jalan Marelan.

"Terdakwa juga mengancam istrinya dengan pisau saat hendak membawa kedua wanita yang dalam kondisi terikat itu masuk ke rumah. Dia mengatakan keduanya merupakan tangkapan narkoba, " terang JPU.

Kedua wanita yang sudah diikat dan dilakban itu kemudian disekap di kamar belakang oleh terdakwa. Usai melakukan aksinya itu, terdakwa kembali ke Polres Pelabuhan Belawan untuk tugas piket.

Keesokan harinya, Minggu (21/2/2021) pagi, terdakwa yang baru usai piket di Polres Pelabuhan Belawan pulang ke rumah. Saat melihat kamar tempat kedua wanita itu disekap, terdakwa terkejut kedua wanita malang itu tidak bergerak.

"Selanjutnya sekira pukul 08.45 Wib, pikiran terdakwa semakin tidak menentu karena kedua korban semakin lemas, agar tidak diketahui oleh orang bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan tersebut kepada kedua korban, timbul niat terdakwa untuk menghabisi nyawa kedua korban korban," beber JPU.

Terdakwa kemudian menghabisi nyawa kedua wanita itu dengan menyekap mulut kedua korban dengan bantal.

Setelah mengetahui keduanya meninggal, terdakwa kemudian menghidupkan mobil dan mengangkut jasad kedua wanita itu ke dalam mobil. Dia juga mengancam istrinya untuk ikut bersamanya.

Selanjutnya, terdakwa membuang jasad kedua wanita itu. Jasad korban Riska Pitria dibuang di Jalan Pasiran Kel. Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Sergai tepatnya di pinggir jalan umum disebuah pohon Mahoni. Sedangkan jasad Aprilia Cinta dibuang di jalan Budi Kemasyarakatan Kel. Pulo Brayan Kota Kec. Medan Barat Kota Medan sekitar pukul 00.30 wib, Senin (21/2/2021) lalu. (put)

Komentar Anda

Terkini