Gawat, BBM Pertalite Mulai Langka di Sumut

Minggu, 03 Oktober 2021 / 16.54

Ilustrasi.

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Kekosongan BBM jenis Pertalite memberikan preseden buruk bagi Pertamina karena gagal memenuhi kebutuhan warga untuk bahan bakar.

Pelayanan Pertamina kurang mampu melayani masyarakat. Hal ini membuat masyarakat harus mengeluarkan uang ekstra mencari SPBU yang masih tersisa stok pertalitenya.

Hal tersebut dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) dari Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, menanggapi terjadinya kekosongan BBM Pertalite di puluhan SPBU di Medan hingga di Binjai dan Kabupaten Langkat yang terjadi Sabtu (2/10/2021).

“Kekosongan BBM jenis Pertalite memberikan preseden buruk bagi Pertamina karena gagal memenuhi kebutuhan warga untuk bahan bakar,” ujar Wahyu Ario Pratomo, dikutip Minggu (3/10/2021).

Dia menyebutkan, kondisi ini terjadi berarti Pertamina tidak dapat mengantisipasi stok minyak dan distribusinya. Sepantasnya dalam suatu pasar, jangan hanya dikuasai oleh satu penyedia. Karena akan menyebabkan masyarakat pasrah untuk menerima apapun yang disediakan oleh perusahaan.

“Kasus ini menjadi pembelajaran bahwa persaingan usaha itu penting. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah gagal mengawasi persaingan usaha seperti SPBU ini. Padahal harusnya pelayanan publik akan semakin baik jika ada persaingan antar pelaku bisnis dan tidak menyerahkan bisnis tersebut pada satu usaha saja,” tegasnya.

Wahyu menyebutkan, perlu dilakukan analisis mendalam mengapa di kota Medan tidak tersedia perusahaan SPBU lain selain pertamina.

“Kalau ada pun masih terletak agak di luar kota dan yang di dalam kota belum beroperasi. Apalagi dahulu sempat ada SPBU pesaing namun telah tutup,” tandasnya.

Pertamina Tidak Siap

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) LSM Forum Masyarakat Pemantau Negara (Formapera), Yudhistira juga menanggapi kekosongan BBM jenis Pertalite tersebut. Dia menilai, hal itu terjadi karena ketidaksiapan Pertamina dalam menghadapi berbagai situasi.

“Terjadinya lonjakan permintaan pertalite pasca PPKM saya rasa bukan hal yang patut menjadi dalih bagi Pertamina sehingga terjadi kekosongan BBM jenis Pertalite di pasaran,” tegas Yudhistira.

Pria yang akrab disapa Yudis ini mengatakan, sebagai distributor tunggal dalam pendistribusian BBM kepada masyarakat, salah satu perusahaan BUMN itu harusnya mampu membaca situasi sehingga hal seperti ini tidak perlu terjadi.

“Sekarang kita kembalikan pertanyaan kepada Pertamina. Apakah selama PPKM terjadi pembatasan suplai BBM? Apakah ada kebijakan pemerintah menutup aktivitas SPBU? Kan tidak. Jadi sangat tidak pantas jika Pertamina menjadikan PPKM sebagai alasan terjadinya situasi ini,” ujarnya.

Yudis justru merasa curiga, jika kelangkaan ini hanya akal-akalan agar masyarakat beralih membeli produk mereka yang lebih mahal seperti Pertamax 92 atau Pertamax Turbo, karena masyarakat cenderung mengkonsumsi Pertalite sebagai bahan bakar yang lebih murah meski sama-sama non subsidi.

“Kami meminta Pertamina lebih tanggap dalam mengatasi masalah ini. Bukan malah mencari-cari alasan yang kami nilai sangat aneh. Jangan lagi bebani masyarakat dengan hal yang begini di saat semuanya serba sulit sejak pandemi melanda negeri,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi dan pantauan di lapangan, terdapat 28 SPBU di Medan kehabisan stok Pertalite, 5 SPBU di Binjai, dan 10 SPBU di Langkat, pada Sabtu (2/10/2021).(*/wi)

Komentar Anda

Terkini