Abah Rahman Luluhkan Hati Tubangnya Dinda

Minggu, 21 November 2021 / 15.48

Abah Rahman. (f-dok)

KLIKMETRO.COM - SEMPAT mesra lalu ditinggal begitu saja, Dinda (34) akhirnya berjuang hingga berhasil kembali merebut hati si Om Kadis tajir. Semua berkat 'klenak-klenik' Abah Rahman. Inilah penuturan gadis manis --yang kini semakin asyik masyuk dengan Tubang bertugas di Aceh-- itu. 

Dinda semula gadis lugu. Tapi hilangnya ketauladanan orang tua membuyarkan itu. Dia mulai keluar rumah. Berekspresi mencari eksistensi diri. Awalnya keluyuran di waktu malam. Tapi karena keseringan, orang tuanya akhirnya tak lagi mengurus Dinda pulang apa tidak. 

Kebebasan itu sangat menyenangkan Dinda yang saat itu mulai merambat remaja. Enam belas tahun. Buah dadanya mulai tumbuh subur. Ranum. Tubuhnya sintal karena terus dinamis berjalan. Seiring itu, dia pun mulai materialis. Apalagi sejak keranjingan main di Kristal. Ini diskotek Medan era awal 2000-an. Pergaulan 'jedag-jedug' itulah yang kemudian mengantar Dinda (dulu) menjadi dijey di diskotek tersebut. Selain memiliki sedikit kemahiran mengatur musik dalam medium cakram, Dinda punya wajah yang enak untuk dilirik. Ya, kendati kulitnya tak putih, tetapi mata, hidung dan mulutnya mempunyai daya pikat. Begitulah. Di tempat hiburan itu pula Dinda mulai bermain asmara. Dia kepincut rayuan seorang cowok Tionghoa. Di tengah riuh dentuman musik house, cinta terlarang mereka pun bersemi. Tapi belum lagi lama bermesraan dengan pacarnya, atau persis saat Dinda mulai bisa menikmati hubungan seks, tiba-tiba sang kekasih tak lagi menemuinya. Dinda stres. Uring-uringan. Tapi tak lama sejak itu, dia pun mulai menekuni profesi sebagai pelacur berkelas. Tujuannya, selain untuk melampiaskan dorongan seks, juga sekaligus cari uang bergepok. 

Lelaki yang disasar Dinda tentu berkantong tebal. Harus yang royal, gampang menghambur-hamburkan uang, dan memberi tips yang lebih jika sang tamu diservis dengan baik. Memang, untuk urusan permainan di ranjang, Dinda mengaku harus menggairahkan. Harus pandai membawa lelaki yang dikencaninya melayang sampai surga. Bahkan, jika sang Tubang suka menenggak Miras, Dinda yang dikenal pintar merayu tak segan-segan melayani dengan berbagai servis plus gaya bercinta yang terkadang aneh - aneh. 

Semua 'servis khas' itulah yang membuat seorang pejabat Kadis (Kepala Dinas) dari sebuah kabupaten dingin di Aceh klepek-klepek di tangan Dinda. Pun begitu, masa 3 tahun berkisah kasih akhirnya membuat sang Tubang kapok. Itu karena Dinda diketahui mengibulinya. Ini bukan soal uang bertipek-tipek yang selama 3 kalender mengalir ke gadis itu. Bukan. Dinda diketahui selingkuh. Gadis ini pun diputus tus tus. 

Keputusan Om pejabat daerah itu kontan membuat Dinda kelojotan tak karuan. Lebih 3 bulan dia blingsatan. Itu karena --lewat apa pun-- dia tak lagi bisa berkomunikasi dengan si Om tajir. Semua akses ditutup. Beruntung bulan kelima, Dewi Fortuna mulai mendatangi hidup Dinda. Ceritanya, lewat teman sesama anak malam, Dinda diantar ke rumah Abah Rahman. "Di sinilah keajaiban lalu terjadi. Memakai nomor (handphone) baru tiba-tiba dia menelponku. Dia yang kemarin sangat benci eh berubah jadi ngaku rindu. Aku hampir tak percaya," girang Dinda, ditemui seusai dari tempat praktik Abah Rahman (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), belum lama ini. Alhasil, kisah kasih terlarangnya dengan si Om Kadis kini bersemi lagi. Dipisah jarak lebih 500 Km tak membuat si Om jarang mendatangi Dinda. Mengendarai mobil, hampir saban week-end laki 50-an tahun itu turun ke Medan. Lalu resep klenik apa yang meluluhkan hati si Om hingga kembali jatuh ke pelukan gadis yang telah dibencinya? 

Ditanya soal itu, Abah Rahman sedikit bercerita. Menurutnya, semua itu berkat ketekunannya dalam mendekatkan diri pada dunia gaib. Cenayang ini memang sejak lama diketahui rajin mendatangi makam-makam keramat, di mana saja, terutama di wilayah Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Itu selain dia juga mendapat bimbingan leluhurnya yang semasa hidup dikenal saleh. Karena dua hal itulah hati lelaki tambun ini acap bisa bisa "membaca" bahkan "membelokkan" hati orang lain, baik yang berada di dekatnya maupun yang jauh sekalipun. Karena karunia karomah itu pula, dia tak perlu bicara panjang lebar pada setiap lawan bicaranya, tetapi hanya ngomong sesuai dengan keadaan hati orang yang sedang dihadapinya. "Pada setiap pasien selalu saya bilang, kalau berobat ke saya jangan pernah pakai logika," tandas Abah Rahman. Ini memang soal dunia di luar nalar. (*/man)

Komentar Anda

Terkini