BBM Naik, Nelayan Kesulitan Melaut, Harga Ikan Melonjak

Senin, 05 September 2022 / 22.35

Pedagang ikan di Pasar Simpang Limun, Medan.(f-maria/klikmetro)

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), nelayan tradisional jadi kesulitan melaut. Bagaimana tidak, hasil tangkapan mereka tidak banyak, sedangkan bahan bakar untuk kapal harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit.

Dampak dari sulitnya nelayan melaut membuat harga ikan mulai melonjak di pasar-pasar, khususnya di Kota Medan. Di Pelabuhan Belawan, harga ikan naik 35 persen.

Sementara itu, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Sumatra Utara, menyebutkan ribuan nelayan kecil di Medan Utara mengharapkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi agar bisa melaut.

"Nelayan kecil itu, banyak yang tidak melaut. Sedikit memaksakan diri melaut, karena sekarang ini hasil tangkapan juga minim," ujar Ketua HNSI Kota Medan, Abdul Rahman di Medan, Senin (5/9/2022).

Selain itu, lanjut dia, biaya yang harus dikeluarkan nelayan sekali melaut juga tinggi, dan salah satunya akibat tidak adanya stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) di Medan Utara.

Kondisi tersebut mengakibatkan para nelayan kecil harus membeli BBM dari para agen dengan harga relatif tinggi dan minimal Rp 8.000 per liter, walau hasil tangkapan belum diketahui.

"Kalau BBM subsidi jenis solar kan Rp5.150 per liter, tapi nelayan kecil tidak bisa beli di SPBU. Sementara SPBU tidak melayani nelayan yang pakai jerigen dua liter," katanya.

Untuk diketahui, saat ini ada sekitar 13.000 nelayan kecil di Medan Utara dengan kapal lima gross ton ke bawah yang melaut hingga empat mil menggunakan mesin dompeng.

Belasan ribu nelayan kecil itu berpangkalan di Young Panah Hijau, Kelurahan Labuhandeli di Medan Marelan, lalu Kelurahan Nelayan Indah dan Kelurahan Pekan Labuhan di Medan Labuhan.

Kemudian di Kelurahan Bagan Deli, Belawan Lama, Gudang Arang dan Uni Kampung di Kelurahan Belawan I, Kelurahan Belawan II, Kelurahan Belawan Bahagia, dan Kelurahan Belawan Bahari di Medan Belawan.

"Solusi yang kita tawarkan, bagaimana pemerintah itu mendirikan SPBU mini di kawasan nelayan. Tinggal yang mengelola dan cara mendapatkan pasokan BBM subsidi lagi," tandas Atan sapaan akrab Abdul Rahman.

Sementara amatan wartawan di pasar tradisonal, salah satunya di Pasar Simpang Limun, harga ikan mulai mahal. Menurut pedagang ikan di sana, nelayan malas melaut karena harga BBM naik, sehingga ikan yang diperoleh tidak banyak untuk dipasarkan. Selain itu, mahalnya harga ikan, karena stok yang terbatas akibat sejumlah nelayan tidak melaut, lantaran kesulitan mendapatkan solar.

Ikan gembung kuring yang biasanya berkisar Rp 30 ribu, naik menjadi Rp 35 ribu-Rp 40ribu. Sedangkan ikan dencis yang biasa Rp 25 ribu naik menjadi Rp 50 ribu. Sementara harga ayam berkisar Rp 25 ribu-Rp 28 ribu per kilogramnya.

"Tak ada ikan, makanya mahal. Nelayan malas ke laut gara-gara BBM naik,"kata Angga, pedagang ikan di Pasar Simpang Limun, Medan. (hen/mar)


Komentar Anda

Terkini