Padat Bak Pajak, Komisi A DPRD Medan Rekomendasikan Perluasan Kantor Disdukcapil

Kamis, 05 Juli 2018 / 23.40
MEDAN, KMC - Kondisi Kantor Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Medan di Jalan Iskandar Muda, Medan, tak ubahnya seperti pajak. Hampir setiap hari di jam kerja, kantor tersebut dipenuhi ratusan orang. Tak hanya dipenuhi warga yang mengurus administrasi kependududukan, kantor tersebut juga dikerap didatangi para pedagang yang berkeliling menjajakan dagangannya.

Menanggapi itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Medan, Sabar Syamsuria Sitepu mengatakan, Disdukcapil Kota Medan butuh perluasan kantor. Karena kantor tersebut melayani publik dan setiap hari dikunjungi ratusan warga untuk pengurusan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Akta Kelahiran. 

"Kami sudah beberapa kali merekomendasikan agar Kantor Disdukcapil Medan diprioritaskan untuk lebih diluaskan bangunannya. Kan letaknya berdekatan dengan Kantor Perpustakaan Kota Medan, jadi lebih sempit bangunannya,''kata Sabar, Kamis (5/7/2018).

Politisi Golkar ini menilai kantor Disdukcapil tidak representatif dan butuh perluasan bangunan karena setiap hari harus melayani ratusan warga. "Komisi A sudah mengusulkan perluasan, bahkan anggaran sudah dimasukkan  di 2018 ini. Tapi tak diterima. Bahkan untuk 2019 juga sudah kita rekomendasikan lagi, mudah-mudahan diterima agar pelayanan di kantor Disdukcapil bisa lebih maksimal,"ujarnya.

Menyoal banyak masyarakat mengeluhkan kelambanan pelayanan di Disdukcapil, sehingga lebih mempercayai calo untuk pengurusan kependudukan. Sabar justru menyalahkan masyarakat. Menurutnya, sistem yang sudah diterapkan Disdukcapil untuk pelayanan administrasi kependudukan sudah bagus. Tapi masyarakat karena ingin cepat, jadi cenderung lebih menggunakan jasa calo ketimbang mengurus sendiri.

"Disdukcapil kan sudah menggunakan sistem online, gunakanlah itu. Nah kalau masyarakat banyak yang menggunakan jasa calo, itu karena mereka mau cepat saja. Sebenarnya keberadaan calo itu karena masyarakat sendiri yang buat. Semua mau serba cepat dan tak mau berlama-lama menunggu, ya sudahlah dipakai jasa calo,'' sebutnya seraya menambahkan keberadaan pedagang hanya untuk mencari rejeki. Andai pun keberadaan pedagang mengakibatkan kondisi kantor menjadi bertambah padat, Sabar meminta agar pedagang jangan diusir.
"Mereka kan hanya mencari makan, jangan diusiklah. Kasihan," katanya.

Sementara amatan koran ini di lokasi, kantor Disdukcapil tampak padat. Tak hanya kalangan dewasa, keberadaan anak-anak juga menambah riuh suasana. Pekik tangis mereka terdengar sehingga ruangan antrian yang padat itu, semakin sesak dan panas. Beberapa pedagang tampak mondar-mandir menjajakan dagangannya.

Selain itu, tepat pada pukul 12.00 wib, pelayanan Disdukcapil Medan terhenti total dan mulai lagi pukul 13.30 wib. Tidak seperti kantor pelayanan lain, yang tetap berlanjut dengan pengaturan jam istirahat pegawai.

"Sangat bising, kalah pasar tradisional. Mulai jam 10 pagi saya disini untuk mengurus akte lahir anak , saat ini masih nomor antrian 062 dan saya menunggu nomor antrian 112. Lamban kali prosesnya, hanya untuk memperoleh hak saya saja sebagai warga negara dipersulit," ungkap seorang ibu berhijab yang tinggal di Pasar 4 Marelan pada wartawan.

Warga pun menduga pelayanan Disdukcapil Medan yang sengaja mempersulit pengurusan agar masyarakat memakai jasa para calo.

Sayangnya Kadisdukcapil Medan OK Zulfi tak berhasil dikonfirmasi. Telepon dan pesan via Whatsapp yang dilayangkan padanya terkait pelayanan Disdukcapil, tak direspon sama sekali. (mr/riz)
Komentar Anda

Terkini