Ini Penyebab Ikan di Danau Toba Mati Mendadak

Rabu, 29 Agustus 2018 / 22.14
Foto int.
MEDAN, KMC - Kasus ikan mati melanda Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara. Total ikan yang mati mencapai 180 ton. Kerugian nelayan pun diperkirakan mencapai Rp 2,7 miliar.

Seperti dilansir dari kompas.com, menindaklanjuti fenomena kematian massal ikan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti baru-baru ini menginstruksikan untuk menerjunkan Tim Satuan Tugas Penanganan Penyakit Ikan dan Lingkungan.

Tim Satgas tersebut terdiri dari para ahli perikanan budidaya air tawar dan Balai Karantina Ikan, Medan.

Berdasarkan siaran pers resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (29/8/2018), Tim Satgas bertugas untuk mengidentifikasi sekaligus memetakan penyebab teknis dan sumber dampak kematian massal ikan. Tim juga memberikan rekomendasi agar persoalan itu selesai.

Anggota Tim Satgas, Ahmad Jauhari, menjelaskan, berdasarkan monitoring dan penelitian kualitas perairan danau, setidaknya ada tiga dugaan penyebab kematian massal ikan.

Pertama, terjadi penurunan suplai oksigen bagi ikan. Kedua, kepadatan ikan yang tinggi, dan ketiga, keramba jaring apung terlalu dangkal, sementara dasar perairan merupakan lumpur.

Jauhari melanjutkan, suplai oksigen tersebut menurun karena terjadi upwelling (umbalan) atau pergerakan material di dasar air ke permukaan.

Fenomena upwelling itu disebabkan cuaca ekstrem yang berakibat perbedaan suhu mencolok antara air di permukaan dan di bawahnya.

"Jadi, upwelling membawa nutrien dan partikel dari dasar perairan ke permukaan. Inilah yang menyebabkan pasokan oksigen untuk ikan menjadi berkurang. Apalagi, lokasi keramba jaring apung nelayan itu cukup dangkal dan berlumpur," papar Jauhari.

Tim Satgas merekomendasikan agar masyarakat menghentikan aktivitas di keramba jaring apung untuk sementara waktu, setidaknya selama dua bulan ke depan. Penghentian aktivitas ini demi menunggu recovery perairan agar kondisinya seperti semula.

"Selain itu, kami juga melihat ternyata kepadatan ikan dalam keramba jaring apung terlalu tinggi sehingga sangat mengganggu sirkulasi oksigen," lanjut dia. (kom/in/mar)
Komentar Anda

Terkini