14 Tahun Tsunami Aceh, UAS Tausiah di Masjid Peukan Bada

Selasa, 25 Desember 2018 / 14.32
BANDA ACEH, KMC - Besok, Rabu, (26/12/1018), Ustadz Abdul Somad, Lc, MA akan hadir dan mengisi acara peringatan 14 tahun gempa bumi dan tsunami Aceh yang mengangkat tema “Hikmah Kejadian Tsunami dan Semangat Membangun Aceh lebih Baik”. Kegiatan dilakukan di halaman Masjid Tgk. Chik Mahraja Gurah, Gampong Lam Geu Eu, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.

“Syukur Alhamdulillah, kita patut berbangga karena peringatan Tsunami tahun ini Ustadz Abdul Somad, Lc, MA akan hadir di tengah-tengah kita. Semoga kehadiran Ustadz Abdul Somad, LC, MA akan mengobati rindu masyarakat Kecamatan Peukan Banda yang pernah terkena dampak bencana khususnya dan masyarakat Aceh umumnya dengan serangkaian kegiatan yang akan diawali Zikir dan Doa Bersama oleh Ustadz H. Zamhuri Ramli, SQ, MA,“ sebut Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Amiruddin melalui Kabid Pemasaran, Rahmadhani yang didampingi Kasi Analisa dan Pengembangan Segmen Pasar, Nurlaila Hamjah di kegiatan geladi resik yang digelar pagi ini di Aceh Besar, Selasa (25/12/2018).

Sebelumnya Ustadz Somad telah memulai awal ceramahnya di Kabupaten Simeulue selama 2 hari dan kemudian berlanjut di Kota Lhokseumawe Senin kemarin (24/12/2018). Pada Rabu, 26 Desember, Ustadz yang sering memberi tausiah di beberapa daerahbdi Aceh ini akan mengisi acara pada peringatan 14 tahun tsunami Aceh yang diperingatinsetiap tahunnya.

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh ini mengatakan, ada empat tujuan utama yang ingin dicapai setiap acara peringatan gempa dan Tsunami Aceh. Sebut Rahmadhani, yaitu Refleksi, Apresiasi, Mitigasi dan Promosi. Refleksi jelasnya,kejadian Gempa dan Tsunami masa lalu sudah selayaknya menyadarkan masyarakat betapa kecil dan tidak berdayanya manusia di hadapan kemahakuasaan Allah SWT.Setiap kejadian bencana tersebut harus menjadi ibrah sebagai introspeksi diri.

Sedangkan apresiasi menurutnya lagi, selalu menjadi momen untuk mengenang dan berterima kasih kepada masyarakat nasional dan internasional atas segala dukungan dan solidaritas sosial dalam mendukung Pembangunan Aceh Kembali.

Sementara mitigasi; Aceh berada di daerah rawan bencana "ring of fire", khususnya gempa dan Tsunami. Masyarakat Aceh kata Rahmadhani, harus bersahabat dengan bencana dan selalui membangun budaya siaga bencana dalam upaya mengantisipasi bencana-bencana yang mungkin terjadi di masa depan, sekaligus berbagi pengalaman kebencanaan dengan masyarakat dunia.

"Promosi yang kita maksud, bahwa wisata Tsunami Memory Tourism sebagai media efektif dalam memperlihatkan kepada wisatawan tentang kekuatan, ketahanan dan ketabahan masyarakat selama Tsunami, media berbagi pengalaman bencana dengan wisatawan dan perbaikan ekonomi masyarakat melalui pariwisata," ujarnya.

Sementara itu, Camat Peukan Bada, Mustafa, SE bangga karena Kecamatan Peukan Bada terpilih sebagai lokasi Peringatan 14 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh 2018 yang akan dipusatkan di halaman Masjid Tgk. Chik Mahraja Gurah, salah satu masjid yang masih berdiri kokoh saat dihantam gelombang Tsunami.

“Melalui Peringatan 14 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh ini diharapkan masyarakat Peukan Bada akan terus introspeksi diri dan hijrah. Atas nama masyarakat, kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan Disbudpar Aceh.

Peringatan 14 tahun gempa dan tsunami Aceh pada 2018, diprakirakan pengunjung yang hadir mencapai 10 ribu orang. Menurut Nurlaila dalam kegiatan yang turut dihadiri, Ustad Abdul Somad, yang hadir untuk memberikan tausyiah pada peringatan tersebut, akan menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat Aceh dan wisatan.

"Kami berharap untuk semua pihak yang datang agar dapat menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban bersama. Dan melalui momen peringatan gempa dan tsunami Aceh tahun ini, lewat dzikir dan doa bersama, bisa menyembuhkan luka saudara-saudara kita yang dalam tahun ini tertimpa bencana gempa dan tsunami baik di Palu, Lampung, Anyer, dan Banten," demikian pungkas Nurlaila. (meh/ril)
Komentar Anda

Terkini