Keterwakilan Perempuan di Parlemen Masih Minim, Media Diminta Berperan

Rabu, 27 Maret 2019 / 14.32
Narasumber berfoto bersama dalam diskusi Peran Politik Perempuan dalam Pemberitaan Media yang digelar FJPI Sumut. 
MEDAN, KMC - Meski ada dalam amanat undang-undang No. 2 Tahun 2008 memuat kebijakan yang mengharuskan partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam pendirian maupun dalam kepengurusan, namun nyatanya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif Indonesia masih rendah.

Bahkan kuota ini sulit dipenuhi, akibat minimnya perempuan ikut berpolitik.
Hal ini terungkap dalam diskusi yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut dengan tema "Peran Politik Perempuan Dalam Pemberitaan Media", di Medan, Rabu (27/3/2019).

Dalam sambutan tertulis Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang diwakili, butuh dukungan laki-laki dan juga peran media dalam meningkatkan kapasitas politik perempuan pada Pemilu 2019 nanti.

"Dukungan laki-laki sangat diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan gender, karena laki-laki harus memberikan kesempatan kepada kedua gender itu untuk meningkatkan daya saing yang sehat menuju planet 50:50 dimulai dari desa.

Planet 50:50 ini merupakan kondisi dimana dalam negara sudah tercipta keadilan dan kesetaraan antara lelaki dan perempuan di semua aspek pembangunan.

Dan, peran media sangat penting disini sebab tidaklah mudah bagi perempuan jika dihadapkan dengan kendala struktural maupun kultural seperti jalan terjal dan berliku," katanya.

Ia menyebut saat ini keterwakilan di lembaga legislatif Sumut juga masih belum terpenuhi.

Seperti di DPRD Sumut, hanya 15 persen keterwakilan perempuan. Dan masih ada daerah yang tidak ada keterwakilan perempuan sama sekali, seperti Nias dan Pakpak Bharat.

Sementara yang memenuhi kuota keterwakilan perempuan di legislatif hanyalah Labuhan Batu yakni 30 persen.

"Tentunya kita prihatin melihat capaian ini sehingga diperlukan langkah holistik, integratif dan terpadu dalam rangka meningkatkan keterwakilan politik perempuan di legislatif," katanya.

Sementara itu Sekjen FJPI, Khairiah Lubis mengatakan perempuan perlu hadir di politik dan jurnalistik. Karena perempuan itu sosok yang lebih peka, dan bisa berfikir lebih dalam terkait suatu masalah.

Sehingga seharusnya semua pihak harus mendukung perempuan untuk ada di politik.

"Sayangnya dukungan itu hingga saat ini masih sedikit. Seperti perempuan di dunia jurnalis dan juga parlemen," katanya.

Ia berharap melalui diskusi dengan Wakil Ketua DPD RI Darmayanti Lubis, Penulis dan Analis Media J Anto serta Akadrmisi Fisip USU Nurbani sebagai narasumber, perempuan bisa mendapat porsi yang baik di pemberitaan dan politik.

"Melalui diskusi ini, mudah-mudahan kita memberi sumbang saran agar perempuan mendapat porsi yang baik di pemberitaan,"pungkasnya. (siti)
Komentar Anda

Terkini