Kinerja PT Jaya Megah Perdana Tak Beres, Diduga Dibeking Petinggi PTPN IV, SPI dan Konsultan Tak Berdaya

Senin, 08 Maret 2021 / 19.48

Kondisi proyek pengerasan jalan PTPN IV.

SIMALUNGUN, KLIKMETRO.COM - Proyek investasi PTPN IV yang semestinya mendatangkan manfaat bagi perusahaan, justru dirasakan kedepan akan membuat perusahaan merugi. Hal ini lantaran anggaran sudah digelontorkan begitu besar namun hasil yang didapat sangat mengecewakan. Seperti yang terjadi di proyek pengerasan jalan AFD 2 menuju kantor emplasmen PTPN IV kebun unit Tonduhan.

Anehnya, tim konsultan dan bagian fungsional teknik kantor pusat PTPN IV Medan tidak melakukan tugas dan fungsinya dengan maksimal, karena sampai saat ini tidak ada tanda-tanda penyelesaian dan seolah sengaja didiamkan.

Keanehan ini disampaikan Robert Girsang, Ketua LSM PPLH Sumut. Dia menduga ada oknum pejabat tinggi di PTPN IV yang membekingi vendor tersebut, sehingga meski kinerja tak maksimal namun tetap memperoleh proyek.

"Apakah karena ada orang kuat atau oknum petinggi PTPN IV yang diduga membekingi vendor tersebut makanya semua diam? Sepantasnya PT Jaya Megah Perdana di blacklist karena sudah melanggar kesepakatan kontrak dan tidak mengindahkan peraturan yang ada di PTPN IV. Terbukti vendor tersebut sudah pernah mendapat tiga kali teguran dan surat peringatan resmi dari manajemen kebun unit Tonduhan akibat dari kinerjanya yang menyalahi,"kata Robert pada wartawan, Senin (8/3/2021).

Berdasarkan hasil investigasi, lanjut Robert, kegiatan pekerjaan yang terjadi di AFD 2 kebun tonduhan sangat buruk, sehingga dana retensi 10% tidak bisa menutupi kerjaan [perawatan] yang seharusnya dilakukan oleh vendor tersebut. Kemungkinan untuk perawatan nilainya lebih dari jaminan pemeliharaan yang dananya ditinggal di PTPN IV Medan.

"Kinerja perusahaan itu di 2020 belum beres. Hebatnya lagi di 2021 malah dapat paket proyek lagi di PTPN IV. Seharusnya diblacklist karena sudah jelas merugikan keuangan PTP IV Medan. Kita menilai kinerja tim konsultan sangat diragukan karena tak mampu memberikan pengawasan yang ketat, begitu juga dengan tim pengawas internal [SPI] dinilai tidak efektif menjalankan fungsinya sebagai perpanjangan tangan direktur PTPN IV. Apa karena ada orang penting di belakang vendor PT Jaya Mega Perdana yang diduga merupakan oknum petinggi PTPN IV berkantor di Medan sehingga semua bagian, unit dan konsultan tidak menjalankan fungsinya sesuai dengan mekanisme dan aturan perusahaan? '' kata Robert bertanya-tanya.

Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan Direktur Utama Holding perkebunan PTPN III [persero] Abdul Ghoni dan Direktur  PTPN IV Sucipto Prayetno tidak memberikan jawaban terkait kinerja PT Jaya Mega Perdana. (tim)

Komentar Anda

Terkini