7 Sajen Jadi Pelaris, Vani Pesek Pede Dagang Cinta

Sabtu, 14 Mei 2022 / 20.00

Abah Rahman. (f-dok/klikmetro)

KLIKMRETRO.COM - NAMA aslinya : Vani Anggraini. Tapi, 'pesek' sudah lama jadi nama belakang Vani, cewek penghangat malam yang sering main di pub seberang Hotel JW Marriott, Medan. Sebutan jelas merendahkan itu kini tak lagi dianggap ledekan. Itu karena pamor si pesek ini naik. Sosoknya jadi tampak 'lebih' dibanding gadis elok berhidung mancung sekalipun. Ini uraian kisah soal itu. 

Sejak remaja, Vani Pesek dikenal manja. Pasnya, terlalu manja. Saking manja, dia sulit mandiri. Apa-apa bergantung orang, utamanya ayah. Mulai soal remeh temeh, emosional, fisik, apalagi urusan finansial. 

Vani juga sosok pantang digass. Tak bisa dimarahi. Sikap rada keras acap didapatnya dari emak. Juga dari dua abangnya. 

Kalau sudah begitu, air mata pun bergulir di pipinya. Untung setawar sedingin selalu datang dari ayah. Sikap mellow lebih banyak didapat Vani dari sang ayah. 

Kemanjaannya yang menjadi-jadi kian terbangun dari perhatian ayah yang serba besar. Sekilas itu wajar karena bungsu 4 saudara ini perempuan semata wayang. 

Tapi sejalan usia bertambah, sifat itu terlihat sebagai gangguan psikologi. Alhasil, manja yang berlebih merapuhkan mental Vani. 

Gadis ini bahkan pernah drop. Itu terjadi 7 tahun lalu seiring takdir ajal ayah dan emaknya datang serentak lewat sebuah insiden tragis di jalan lintas Langkat - Aceh. 

Sejak itu, Vani bak layangan putus. Hidupnya berjalan nyaris tanpa rasa percaya diri. Celakanya, kegalauan paska ditinggal mati dua orang tercinta itu diperparah dengan stereotip publik soal syarat gadis cantik adalah yang berhidung mancung. 

Vani Pesek tentu tak masuk kriteria itu. Dia jadi baper. Gadis miskin rasa syukur ini pun stres. 

Tokoh non fiksi asal Langkat ini memang memiliki tekstur hidung mirip artis Rina Nose. Bahkan lebih parah. Itulah yang bikin perempuan 25 tahun ini acap kurang pede bergaul. Apalagi kalau sedang di antara kaum Adam. 

Sudahlah hidung pesek mungil, kulit gadis ini pun tak putih --meski tidak pula hitam. Rambutnya keriting. Terkesan berantakan. Susah diatur. Secara seksual, Vani Pesek dinilai kurang sedap untuk dilirik kaum laki. 

Penilaian itulah yang membuat Vani kian tak pede lalu akhirnya mantap meninggalkan kampung. Januari 2021 gadis ini masuk Medan. Vani mengikuti ajakan Lastri, teman yang lebih dulu bermukim di Medan. 

Menyewa indekos di seputaran Stadion Teladan, Lastri dan Vani adalah sahabat lama. Mereka setabiat, gemar keluyuran malam saat di kampung. Gara-gara iklan Lastri, di Medan Vani tetap sohor dengan sapaan Vani Pesek. 

Sejak ditinggal orang tua, hari-hari si manja tamatan SMP ini nyaris hanya meratapi nasib. Tak ada niat kerja keras guna mengubah hidup. 

Yang ada malah fantasi. Fantasi yang ingin diaplikasikan dalam kenyataan. Vani Pesek bermimpi seorang cowok kaya datang dan menyelamatkannya dari fakta pahitnya hidup. 

Manusia memang hanya bisa berusaha atau bermimpi merancang nasib. Takdir tetaplah datang dari Yang Kuasa. Begitulah. Empat bulan sudah Vani hidup dalam tanggungan ekonomi Lastri yang pelacur. 

Dia, yang saat di kampung beberapa kali membiarkan tubuhnya dinikmati lelaki demi uang tidak seberapa, tetap merasa tak pede mengikuti gaya jalang Lastri di Medan. Semua itu karena hidung peseknya. Vani minder melacur. 

Tapi, Juni 2021, perubahan tak disangka terjadi. Rasa percaya diri Vani perlahan bangkit. Itu terjadi saat dia berkenalan dengan seseorang yang kemudian berhasil mengubah mentalnya. Siapa? 

Dialah Abah Rahman. Ini sosok paranormal di Medan yang jejak rekam kemampuannya bertebaran dalam dunia digital. Internet mengantar Vani Pesek mengenal dan berlama-lama konsultasi dengan cenayang ini. 

Singkat cerita, mulai Juli 2021, Vani Pesek resmi turun ke kancah bisnis sextainment Kota Medan. Pedenya mendadak selangit. Langgamnya malah lebih elegan ketimbang Lastri, seniornya. 

Lewat ritual '7 Sajen Sebulan' dari Abah Rahman yang sampai sekarang khusuk dijalankannya, Vani Pesek diketahui sering ketiban pulung. Dapat anugerah. 

September 2021, misalnya. Vani Pesek mendapat job di sebuah rumah body massage (BM)  kelas internasional di Medan. Di sini, para gadis pemijat berasal dari China, Vietnam, Thailand, dan Uzbekistan. Lokasi BM 'plus-plus' eksekutif ini berada di seputaran Jalan Putri Merak Jingga, Medan. 

Karena khusus layanan cewek impor, Vani Pesek bekerja di BM itu tentu bukan sebagai pemijat. Berpenghasilan hampir Rp.5 juta/bulan, Vani Pesek didapuk di bagian resipsionis. 

Itu pendapatan resmi. Yang tak resmi, malah lebih Rp.10 juta per bulan diraup Vani. Itu didapatnya lewat tawaran bokingan ngamar ke hotel dari sejumlah tamu tajir BM itu. Ini tentu tak lepas dari pengaruh mistik ritual 7 Sajen yang menjadi daya pengasih untuk Vani Pesek.

Penghasilan menggiurkan itulah yang membuat gadis ini acap bisa kongkow di pub seberang JW Marriott saban jelang week-end. Gaya hidupnya berubah hedonis. 

Sayang, tak seterbuka kisah hidupnya yang rada pahit, Vani Pesek menolak bercerita rinci soal ritual gaib pegangannya. Atas temuan kisahnya, wartawan media ini masih berupaya menemui Abah Rahman guna wawancara. 

"Abah (Rahman) masih ritual di Putri. Belum tahu kapan balik," kata seorang laki muda, ditemui di rumah praktiknya, Jalan Halat, Gang Umar No.1, Medan, Sabtu (14/05/2022) malam. 

Abah Rahman diketahui selalu rutin menggelar ritual di sejumlah lokasi keramat di Deliserdang, Tanah Karo, dan Simalungun. Lokasi keramat Putri Hijau di Delitua adalah salah satu tempat keramat langganannya. (red)

Komentar Anda

Terkini