Bersaing Dengan Media Online, Media Cetak Harus Lakukan Perubahan

Kamis, 28 Juli 2022 / 14.08

Ketua PWI Sumut Farianda Sinik menyampaikan sambutan pada Seleksi Penerimaan Anggota PWI Sumut di Medan. (f-maria/klikmetro)

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Saat ini banyak perusahaan surat kabar maupun media cetak tak lagi beroperasi karena tingginya biaya operasional dan 'dikalahkan' oleh media siber.

Dengan kondisi tersebut, media cetak diharuskan melakukan perubahan dan mengikuti perkembangan digital.

"Saat ini banyak media cetak tergerus oleh perkembangan digital. Salah satu yang terkena dampak digitalisasi adalah perusahaan cetak,"kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut Farianda Sinik menyampaikan materi "Tantangan SPS Sumut dalam era Digitalisasi" pada Seleksi Penerimaan Anggota PWI Sumut dan Worskhop Pra UKW di Hotel Le Polonia, Medan, Kamis (28/7/2022).

Pimpinan Redaksi (Pimred) Surat Kabar Harian (SKH) Medan Pos ini mengaku dirinya merasakan betul bagaimana perusahaan surat kabar berupaya bertahan dengan kondisi perekonomian yang dihantam pandemi covid-19 dan perkembangan digitalisasi.

Salah satu bidang yang terus kena pengaruh dan tak bisa dilepaskan dari perkembangan digitalisasi adalah perusahaan pers dan kaitannya dengan tugas-tugas jurnalistik.

"Saya merasakan betul bagaimana sulitnya bertahan dan memikirkan surat kabar agar tetap dapat cetak di saat biaya operasional semakin tinggi, ditambah lagi bersaing dengan media online,"kata Farianda.

Tak ada kata lain, selain perubahan. "Kalau tidak dilakukan perubahan, goodbye lah. Bayangkan saja berhadapan dengan sesama surat kabar saja sudah berat, ditambah lagi bersaing dengan media online. Lalu masuk covid-19, ampun kali lah,"ungkapnya.

Ketua SPS Sumut ini menambahkan, perubahan yang dilakukan perusahaan surat kabar diantaranya, mengikuti perkembangan digitalisasi dan membuat media online. Selain itu juga melakukan kerjasama dengan pemerintahan dan melakukan verifikasi perusahaan ke dewan pers.

Menurutnya lagi, era digitalisasi dan gempuran media jaringan atau "online" dalam lima tahun terakhir semakin membuat media cetak tidak diminati.

"Kepercayaan masyarakat pada surat kabar menurun 36 persen, media siber 37 persen. Bagaimana mempertahankan eksistensi surat kabar, harus segera dilakukan perubahan agar surat kabar bisa bertahan,"jelasnya.

Turut didapuk sebagai panelis pada Seleksi Penerimaan Anggota PWI Sumut tersebut, Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumut Drs Muhammad Sahril MI Kom dengan materi "Kompetensi Menuju Profesionalisme Wartawan".

Sekilas Sahril mengungkapkan tingginya teknologi membuat wartawan jadi pemalas. Sehingga cenderung berita-berita yang disajikan seolah 'copy paste'.

"Dulu di zaman kami masih pakai mesin tik untuk membuat berita. Sampai ada istilahnya sebelas jari (menggunakan telunjuk kiri dan kanan). Dan sekarang di zaman digital cukup hanya menggunakan jempol. Mungkin ke depannya hanya pakai kelingking,"bilang Sahril.

Karena itu dia berharap wartawan meningkatkan kompetensinya dengan membuat tulisan yang layak disajikan ke publik dan berimbang.

"Ini marwah bagi wartawan. Jadilah wartawan profesional dan kompeten,"pungkasnya. (maria)

Komentar Anda

Terkini