Normalisasi Konsumsi Masyarakat Disertai Upaya TPID Dapat Menahan Tekanan iInflasi

Selasa, 26 Juli 2022 / 20.54

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Ibrahim pada kegiatan Bincang Bareng Media.(f-ist).

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Normalisasi konsumsi masyarakat disertai upaya TPID dalam memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi serta dukungan kebijakan Pemerintah diprakirakan dapat menahan tekanan inflasi lebih lanjut.

Hal itu dikatakan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut) Ibrahim pada kegiatan Bincang Bareng Media secara online dan offline di Gedung BI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Jalan Balai Kota Medan, Selasa (26/7/2022).

Dampak perubahan iklim ini juga terjadi peningkatan harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai dan komoditas lainnya pupuk dan pakan ternak, tarif angkutan udara yang diprakirakan masih tinggi seiring dengan perkembangan harga avtur yang masih tinggi serta dampak kenaikan tarif listrik dan harga elpiji non subsidi.

Ibrahim menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan oleh KPwBI Provinsi Sumatera Utara bersama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, salah satunya melalui penyelenggaraan operasi pasar murah. Selain itu, pengembangan serta penggunaan pupuk organik juga akan terus didorong guna menekan biaya produksi di tengah kondisi kenaikan harga pupuk dunia.

“Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diprakirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, dan berpotensi lebih tinggi dari rentang sasaran 3%±1%,” ujarnya.

Lebih jauh Ibrahim menjelaskan, peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya perekonomian, berlanjutnya konflik geopolitik yang mendorong kenaikan harga energi dan pangan global, kebijakan proteksionisme pangan beberapa negara di dunia serta faktor gangguan cuaca.

Untuk itu, sinergi dan koordinasi melalui forum TPID perlu senantiasa diperkuat dalam rangka penyusunan formulasi kebijakan yang tepat guna mengantisipasi risiko-risiko tersebut agar tingkat inflasi di Sumatera Utara tetap terjaga.

Selain itu, KPw BI Sumut juga terus melakukan berbagai upaya perluasan implementasi dan edukasi QRIS, perluasan elektronifikasi transaksi, serta sosialisasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah ke berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Utara. Upaya sosialisasi dan edukasi QRIS dapat terus mendorong peningkatan literasi dan akseptasi masyarakat terhadap QRIS, sebagai alternatif pembayaran nontunai yang cepat, mudah, murah, aman dan handal.

Perluasan elektronifikasi transaksi juga terus disinergikan dengan para stakeholder terkait, khususnya pada beberapa program elektronifikasi seperti Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) dan elektronifikasi di sektor transportasi dan destinasi wisata. Di sisi lain, upaya dalam mendorong pemahaman masyarakat dalam memaknai uang Rupiah juga terus dilakukan melalui sosialisasi CBP Rupiah.

Kemudian, Bank Indonesia juga kembali mengajak masyarakat untuk bersama mendorong pemulihan ekonomi dengan berpartisipasi pada kegiatan 3rd Sumatranomics: Call for Paper. 

3rd Sumatranomics: Call for Paper bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perkembangan ekonomi dan isu strategis yang terjadi di wilayah Sumatera, sekaligus menggali rekomendasi dan solusi kreatif untuk mengatasi berbagai kendala terutama dalam situasi post pandemic COVID-19 yang ada di Sumatera, termasuk Sumatera Utara. Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan upaya pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut dan semakin terakselerasi.

“Kegiatan ini merupakan merupakan kolaborasi antara KPwBI Provinsi Sumatera Utara, ISEI Cabang Medan serta Dewan Riset dan Inovasi Provinsi Sumatera Utara,” tandasnya. (sit)

Komentar Anda

Terkini