Demo Tolak BBM di Kantor Gubsu, Massa Doakan Edy Rahmayadi 2 Periode

Senin, 12 September 2022 / 22.47

Gubsu Edy Rahmayadi menemui massa pengunjukrasa yang berorasi tolak kenaikan harga BBM.(f-ist)

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Aksi demonstrasi menuntut penolakan naiknya harga BBM, disampaikan ratusan massa yang tergabung dalam Aksi Bela Rakyat (Akbar) di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Senin (12/9/2022) sore.

Uniknya para pendemo yang merasa kesulitan hidup karena naiknya harga BBM, justru mendoakan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, untuk 2 periode memimpin Sumut.

Salah satu Kordinator aksi, Ustadz Heriansyah mengatakan kenaikan harga BBM tersebut, hanya kebijakan oligarki yang membuat masyarakat dan sengsara. Untuk itu, perlu dilakukan aksi untuk menolak kebijakan dinilai tidak pro rakyat.

"Oligarki ini, betul-betul mengendalikan negeri, berapa orang mengeluarkan kebijakan yang menyiksa ratusan juta orang. Tapi, mereka tidak mengkhawatirkan kemarahan kita. Mereka mengendalikan segala-galanya," sebut Heriansyah di atas mobil komando menggunakan alat pengeras suara.

Heriansyah mengungkapkan aksi tolak BBM tidak sampai disitu saja, mereka akan melakukan konsolidasi dengan kelompok masyarakat lainnya. Untuk kembali turun ke jalan dengan massa aksi lebih banyak lagi.

"Kita akan melakukan konsolidasi ini, sebagai gerakan nasional untuk menuntut kebijakan BBM ini ditarik. Kalau kita konsolidasi ini, kekuatan rakyat sudah terbangun. Kami menjadi gelombang tsunami, tuntutan kita bukan lagi, turun BBM. Tapi, turunkan Jokowi," ujar Heriansyah.

Ia juga mengatakan aksi ini, merupakan titik awal atau pemanasan untuk melakukan aksi hingga BBM diturunkan Pemerintah Pusat. Karena, kondisi ekonomi yang terpuruk karena Covid-19 ditambah lagi, kenaikan harga BBM disertai kenaikan harga kebutuhan pokok.

"Ini pemanasan aja. Setelah ini, kita konsolidasi dengan kelompok masyarakat lainnya. Kita harus penuhi jalan, kita harus memenuhi tuntutan kita turunkan BBM, batalkan kenaikan BBM. Kalau tidak, kita seruduk istana negara," ujar Heriansyah.

Satu jam melaksanakan aksi tersebut, Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi mendatangi dan menerima para pendemo. Dengan pengawalan Satpol PP Sumut. Mantan Pangkostrad itu, langsung naik ke mobil komando.

"Habis ini, kalian tinggal ini. Karena, banyak jalan macet. Bukan kalian menutup atau melarang kalian melakukan pendapat. Tapi, jangan terlalu lama-lama," sebut Gubernur Edy dihadapan ratusan pendemo.

Gubernur Edy menyebutkan Indonesia dan Sumut bukan dalam kondisi baik-baik saja. Untuk itu, tahu diri dan semuanya harus dihadapi kondisi sulit ini.

"Melakukan pengiritan pribadi, baik yang kaya sampai yang miskin. Ini harus kita lakukan. ASN sudah saya instruksikan untuk menanam cabai di 10 polibek. Begitu juga, kalian. Jadi tidak perlu membeli cabai," ujar Gubernur Edy.

Pernyataan Gubernur Edy disambut oleh emak-emak yang ikut demo. Karena masyarakat tidak saja butuh cabai merah saja, tetapi kebutuhan pokok lainnya.

"Cuma cabai aja, beras, minyak, ikan dari mana. Mahal semua harganya itu," ucap emak-emak menyahuti apa yang disampaikan mantan Ketua Umum PSSI itu.

Gubernur Edy lebih lanjut mengatakan mengatakan menerima semua tuntutan para demo secara tertulis dan akan ditindaklanjuti untuk disampaikan oleh Pemerintah Pusat.

"Dengan syarat menyampaikan, tapi jangan merusak-rusak. Paham ini, dan mengerti kami akan memberikan informasi kepada rakyat. Yang tidak boleh memfitnah, jangan sekali-sekali fitnah," tutur Gubernur Edy.

"Kalau nggak demo kalian, nggak jumpa juga kalian sama saya ini. Saya sedang ada acara DPRD, saya izin tinggalkan. Karena ingin menerima kalian. Sudah lah, kasian kali emak-emak itu. Ini saya terima dan ditindaklanjuti," kata Gubernur Edy.

Dalam aksi itu, para demo berteriak dan mendoakan Edy Rahyamadi dua periode jadi Gubernur Sumut. Kemudian ada pula yang berteriak turunkan Jokowi dan digantikan oleh Edy Rahmayadi.

"Amin, kok amin pula. Ini bukan berbicara politik. Jangan berbicara politik, dan jangan kita berpolitik," tegas Gubernur Edy.

Gurbernur Edy juga mempersilakan para pendemo untuk melaksanakan salat ashar di Masjid Agung, persis berada disebelah Kantor Gubernur Sumut. Namun, jangan melaksanakan salat jamaah di jalan.

"Terima kasih, saya terima dan saya tindak lanjuti. Kembali ke tempat, saya tidak mau dan jangan ada sampah-sampah. Salat azhar di Masjid, jangan di jalan ya. Masuk ke masjid, kalau demo di masjid, biar diusir BKM kalian. Allahhuakbar," ujar Gubernur Edy. (in)

Komentar Anda

Terkini