Sya’ban Pintu Gerbang Kemuliaan Bulan Ramadhan

Jumat, 24 Februari 2023 / 15.42

Hanafi Zein. (ft-ist)

Oleh : HANAFI ZEIN, SH

Mahasiswa Pascasarjana UIN Medan – Da`i Mimbar Batu Bara

KLIKMETRO.COM - Saat ini kita tengah berada di gerbang bulan Ramadhan; yakni bulan Allah SWT. ke delapan yang bernama Sya’ban dimana ia datang setelah bulan Rajab berlalu. Bulan Sya’ban di satu sisi bagi kebanyakan orang tidak memiliki keistimewaan tersendiri, namun ternyata Nabi Muhammad SAW mengistimewakannya dengan melakukan berbagai amal ketaatan di dalamnya, di antaranya adalah dengan berpuasa. Setidaknya ada dua alasan kenapa beliau begitu mengistimewakan bulan ini:

Petama: Karena banyak manusia melalaikan bulan sya`ban

Diriwayatkan bahwa sahabat Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,“(Usamah bin Zaid mengatakan) Aku tidak pernah melihatmu berpuasa di bulan-bulan (dalam setahun) sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Maka Rasulullah menjawab, “Bulan tersebut (Sya’ban) adalah bulan yang dilalaikan banyak manusia, (Sya’ban) adalah bulan diantara Rajab dan Ramadhan, ia adalah bulan diangkatnya amalan manusia kepada Rabbul A’lamin, dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa”. (HR. Ahmad No. 21753; HR. Nasa’i No. 2357).

Kebanyakan manusia yang memforsir ibadah di bulan Rajab, karena menganggap bahwa ia adalah salah satu bulan yang diharamkan atau diagungkan oleh Allah SWT. Lalu seolah dengan berlalunya bulan Rajab maka tiba waktu untuk beristirahat sebelum masuk bulan Ramadhan, bulan yang mana nanti mereka akan kembali memforsir tenaga dengan maksimal untuk melakukan ibadah di dalamnya.

Kedua: Karena pada bulan ini amal shalihdiangkat dan dilaporkan kepada Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan di mana amal-amal shalih diangkat dan dilaporkan kepada Allah Rabbul ‘Alamin. Dan beliau senang ketika amalannya diangkat kelangit dan malaikat membawa catatan amalnya di sisi Allah SWT beliau dalam keadaan sedang menunaikan ketaatan kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, “…Dia adalah bulan yang diangkat di dalamnya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku senang jika amalanku diangkat sementara aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i No. 2357. Hadits ini derajatnya hasan).

Bulan Sya’ban yang kebanyakan manusia lalai darinya ini, ternyata kekasih kita Rasulullah Muhammad SAW. justru mengisinya dengan memperbanyak ibadah dengan dua alasan di atas.

Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak dari manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu kemudian ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka hamba itu adalah hamba pilihan-Nya dan akan mendapatkan kemuliaan di sisi-Nya.

Tidakkah kita ingat bahwa di antara sekian banyak shalat yang sangat dianjurkan kepada kita adalah shalat malam atau qiamul lail yang dikatakan sebagai seutama-utamanya shalat setelah yang wajib. Di antara alasan kenapa ia menjadi paling utama adalah karena waktu mengerjakan shalat tersebut banyak manusia yang sedang lalai yakni terlelap dalam tidurnya.

Agar kita tidak digolongkan dalam barisan hamba-Nya yang lalai di bulan Sya’ban ini, mari sama-sama kita siapkan agenda amal shalih di dalamnya. Dan di antara agenda tersebut adalah:

Pertama: Memperbanyak Puasa Sunnah

Inilah yang awal kali diperhatikan oleh kaum muslimin, yakni memperbanyak puasa di bulan ini. Apakah berpuasa tiga hari, sepuluh hari, dua puluh hari ataukah berpuasa sepenuh hari di bulan Sya’ban bagi yang sudah terbiasa melakukannya. Karena disebutkan dalam sebuah riwayat keterangan dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha,

“Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan puasa di suatu bulan yang paling banyak kecuali di bulan Sya’ban. Sesungguhnya beliau berpuasa di sepenuh bulan ini.” (HR. Al-Bukhari No. 1970)

Kedua: Menyibukkan Hari-Hari Dengan Ketaatan

Lalai dari beribadah kepada Allah merupakan perkara yang dilarang dalam agama. Seyogianya orang yang beriman itu adalah mereka yang senantiasa ingat kepada Allah dengan cara menyibukkan diri dengan pelbagai amal ketaatan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. (QR. Al-A`raf- 205)

Seandainya manusia secara umum banyak yang lalai kepada Allah, maka orang yang beriman tidak akan mungkin melalaikan Allah subhanahu wata’ala. Karena ia selalu butuh kepada Allah Ta’ala, pertolongan-Nya, penjagaan-Nya, rezeki-Nya, ampunan-Nya dan kekuatan dari-Nya untuk menjalani hidup dan kehidupan.

Ketiga: Menyiapkan Amal Yang Paling Utama

Dikarenakan pada bulan ini amal saleh akan diangkat malaikat untuk dilaporkan kepada Allah, maka seyogianya kita berusaha menyiapkan amalan terbaik dan yang paling utama sehingga Allah merasa bangga dengan hamba-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan ‘Ashar. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta’ala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya), ‘Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu? ‘Para Malaikat menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat’.” (HR. Al-Bukhari No. 7429)

Keempat: Meraih Ampunan Allah Di Malam Nisfu Sya`ban

Di dalam kitab Tafsir Al-Qurthubi disebutkan sebagaimana perkataan Ikrimah bahwa yang di maksud malam hari dalam ayat ini adalah malam nisfu sya`ban (pertengahan bulan). Meskipun mayoritas para ulama menjelaskan bahwa malam itu adalah lailatul qadar.  Maka dari itu meskipun tidak dalam rangka menetapkan secara khusus waktu tersebut akan tetapi kita memuliakan anjuran untuk mengisi kebaikan di malam tersebut. (dani)

Komentar Anda

Terkini