Soal Kematian Mahasiswi USU, Orangtua Angkat Beberkan Fakta

Kamis, 22 Juni 2023 / 20.43

Mawardi didampingi kuasa hukum Amrizal SH MH bersama rekan Rizky Fazar SH. (ft-istimewa)

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Hingga saat ini kematian Mahira Dinabila (18) yang merupakan mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) masih misteri. Gadis muda itu ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Rabu lalu (3/5/2023). Kasus ini pun dalam penganan pihak kepolisian.

Berbagai rumor berkembang dan seolah menyudutkan Mawardi (45) selaku orangtua angkat Mahira. Hal ini pun membuat Mawardi angkat bicara.

Didampingi kuasa hukumnya Amrizal SH MH bersama dengan timnya Rizky Fajar SH, Mawardi memaparkan sebelum mengetahui Mahira telah tewas, dirinya terlebih dahulu dihubungi oleh ibunya (orang tua Mawardi) yang menyuruh Mawardi untuk melihat Mahira yang tinggal di Komplek Rivera, Amplas. Karena, informasi yang diterima ibunya, Mahira sudah seminggu tidak masuk Kampus.

Kemudian, dikatakan Mawardi, dirinya berangkat dari rumahnya yang berada di Marindal menuju ke Komplek Rivera, setiba di Komplek tersebut, Mawardi sudah melihat sejumlah orang telah berkumpul di lokasi kejadian. Diantaranya kepala lingkungan setempat, adik ipar dari mantan istrinya (Oky), sekurity komplek, dan para warga setempat. 

Lalu, Ia melihat lampu rumah dalam keadaan mati dan pintu terkunci dari luar.

"Setelah saya sampai di lokasi, saya melihat rumahnya di gembok dari luar. Dan sebelumnya kita menunggu pihak Kepolisian tiba terlebih dahulu untuk membukanya. Akan tetapi, kita sepakat bersama dengan Kepling dan adik ipar (Oky) untuk membuka pintu yang masih digembok dengan palu yang sudah di bawakan oleh security. Karena, Oky sebelumnya mengatakan kepada saya jika Ia (Oky) mencium bau yang tidak sedap dari dalam rumah," jelas Mawardi pada sejumlah wartawan yang berkumpul di Warkop Jurnalis, Rabu (21/6/2023).

Dikatakannya, setelah pintu berhasil dibuka, betapa kagetnya Ia mendapati anak yang telah diasuhnya dari umur 4 bulan itu sudah terbaring di lantai dapur dalam keadaan sudah membusuk. Dan ia juga menemukan sepucuk surat yang isi dari surat tersebut menyatakan rasa kekecewaan Mahira terhadap ayah angkatnya. Dikarenakan Mawardi menikah lagi.

"Anak saya (Mahira) dalam surat itu mengatakan kalau dia marah dan kecewa kepada saya. Karena saya menikah lagi. Padahal, saya sangat menyayanginya. Karena, dia sudah seperti anak kandung saya sendiri. Selain itu, saya juga melihat, adanya cairan putih yang kita enggak tau itu apa, lalu sebuah kotak dan segelas air teh yang tinggal setengah lagi," ujarnya dengan air mata yang berlinang.

Ia mengaku, jika istri pertamanya telah meninggal. Namun, hal itu bukan lah menjadi alasan dirinya untuk menikah lagi. Tetapi, adanya suatu hal yang dapat dipertimbangkan demi kebaikan bersama.

"Saya sebelumnya sudah bilang sama anak saya ini. Kalau papa sudah tua., Siapa yang bakal mengurus papa. Walaupun begitu, saya bersama dengan ibu angkatnya yang kedua ini tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada dia (Mahira). Apa pun yang dibutuhkan nya, kami berupaya memenuhinya," ucapnya.

Dipaparkannya, 

Pihak Kepolisian setempat bersama dengan Tim Inafis Polrestabes Medan tiba di lokasi dan melakukan olah TKP. Kemudian pihak kepolisian mempertanyakkan kapada pihak keluarga untuk dilakukannya outopsi. Namun, pihak keluarga sepakat untuk tidak dilakukannya autopsi." Jadi pada saat itu Polisi juga bertnyak kepada saya, apakah jenazah anak saya ini ingin di Outopsi atau tidak. Karena pada saat di lokasi ada adik ipar saya (Oky) yang kebetulan dia pengacara. Dan saya juga tidak bisa ambil keputusan sendiri, akhirnya saya tanyak ke Oky. Bagaimana, apakah mau diautopsi?. Lalu ia menjawab, tidak usah lah, malu kita. Nanti jadi ribet urusannya," kata Mawardi menirukan ucapan Oky.

Atas kejadian ini, dikatakan Mawardi, dirinya merasa disudutkan dan nama baiknya tercemari dengan munculnya pemberitaan-pemberitaan di sejumlah media sosial, yang terkesan kematian Mahira ini disebabkan oleh dirinya dengan penggiringan opini. Padahal, status kasus tersebuy masih dalam proses penyelidikkan kepolisian.

"Oleh karena itu, saya mengundang kawan-kawan media guna memberikan keterangan pers di balik paska kematian ananda saya (Mahira). Karena, mungkin selama kasus ini berjalan, saya dianggap sebagai orang yang menyebabkan ananda saya meninggal. Jadi, masalah ini sudah seharusnya saya sampaikan secara terang benderang. Saya sangat berharap, bahwa masalah ini menemukan fakta yang sebenarnya terjadi. Saya serahkan sama Tuhan dan Kepolisian untuk bekerja,"tuturnya.

Pada kesempatan sama, Amrizal SH MH bersama rekan timnya Rizky Fajar SH menegaskan, kasus kematian Mahira Dinabila mahasiswa yang baru duduk di semester II USU masih dalampProses penyelidikan kepolisian. 

"Sebelum adanya putusan hukum yang mengikat, siapa pun tidak boleh menjustifikasi. Karena hal itu dapat merusak nama baik seseorang," tegas Amrizal.

Dia menambahkan, selama proses penyelidikan kepolisian berjalan, kliennya selalu kopertif apabila dipanggil pihak kepolisian untuk memberikan keterangan, guna mengetahui secara jelas kematian Mahira Dinabila.

"Maka dari itu, kami sangat yakin dan percaya. Kasus ini akan terungkap kebenarannya. Oleh karenanya, kita serahkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Dan kami juga akan selalu siap kapan pun dibutuhkan untuk memberikan keterangan,"pungkasnya. (red)

Komentar Anda

Terkini