![]() |
| Anggota DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung. (ft-ist) |
MEDAN, KLIKMETRO.COM - Buruknya tata kelola manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bachtiar Djafar di Medan Labuhan terus mendapat sorotan tajam dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan.
Anggota Komisi II DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung mengaku prihatin dengan minimnya kunjungan pasien.
“Tentu ada yang tak beres, terutama masalah pelayanan, situasi itu tidak boleh dibiarkan. Walikota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas harus segera mengambil sikap tegas,”kata Henry Jhon Hutagalung dikutip Senin (15/12/2025) menyikapi minimnya kunjungan pasien sejak beroperasi RSUD Bachtiar Djafar Tahun 2022 lalu.
Dikatakan Henry Jhon, Walikota Medan harus segera melakukan evaluasi manajemen secara menyeluruh. “Apalagi bidang kesehatan merupakan program kerja skala prioritas Pemko Medan,” tegas Henry Jhon.
Lanjutnya lagi, Walikota Medan harus melakukan evaluasi dan menempatkan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan mengelola Rumah Sakit.
“Evaluasi juga perlu terkait ketersediaan dokter dan SDM. Begitu juga dengan kelengkapan alat medis dan tenaga kesehatan (nakes). Dan paling penting penanganan dan pelayanan yang dilakukan petugas nakes kepada warga yang datang berobat. Tentu, pelayanan humanis harus diterapkan,” sebutnya.
Pada kesempatan itu, Henry Jhon Hutagalung mendorong Walikota Medan supaya segera mengambi solusi konkrit agar keberadaan RSUD Bachtiar Djafar memenuhi harapan masyarakat.
“Kita harapkan pengawasan yang maksimal dari Inspektorat Pemko Medan yang rutin dan maksimal,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pengelolaan manajemen RSUD Bachtiar Djafar di Kecamatan Medan Labuhan dinilai sangat buruk. Pasalnya, sejak beroperasinya Rumah Sakit milik Pemko Medan itu sejak Tahun 2022 kunjungan pasien sangat minim.
Pantas saja, progres kemampuan kinerja soal tata kelola manajemen RSUD patut dipertanyakan.
Sangat disayangkan, disaat seluruh RSUD swasta di Medan kewalahan menerima pasien, berbanding terbalik dengan kondisi RSUD Bachtiar Djafar yang minim kedatangan pasien.
Sumber informasi yang diperoleh, selain kunjungan pasien yang sangat minim, sejumlah alat kesehatan (Alkes) di RSUD berlantai 6 itu banyak tidak berfungsi. Seperti 4 kamar operasi tidak berfungsi, bocor dan aroma bau.
Parahnya lagi, jumlah pasien rawat jalan November 2025 di RSUD Bachtiar Djafar hanya 409 orang. Dan total pasien selama 11 bulan yakni sejak Januari hingga November 2025 hanya 4.572 orang.
Sedangkan pasien rawat inap pada selama Tahun 2025 hanya 1.100 pasien. Di bulan November 2025 hanya 110 pasien.
Sama halnya dengan pasian melahirkan juga minim. Dengan jumlah tenaga kesehatan (Nakes) profesi Bidan di RSUD Bactiar Djafar sekitar 26 orang, nyaris tidak pernah menangani pasien melahirkan.
Hingga saat ini, pasien melahirkan secara normal hanya 7 orang. Dan pelayanan bersalin secara normal terakhir di bulan Januari 2025. Sedangkan, operasi bedah ringan terakhir di bulan Agustus lalu dan hingga saat ini tidak pernah lagi. (mar)
