Ribuan Masyarakat Demo Save Babi, Tetapkan 10 Oktober Hari Kedaulatan Babi

Senin, 10 Februari 2020 / 20.48
Ribuan massa demo #savebabi di depan Gedung DPRD Sumut.
MEDAN, KLIKMETRO - Ribuan masyarakat yang tergabung dalam gerakan #SAVEBABI menggelar aksi di depan Kantor DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (10/2/2020). Aksi ini diikuti para peternak babi, pedagang babi, dan pengusaha kuliner babi dari etnis Batak dan Tionghoa.

Koordinator gerakan #SAVEBABI, Boasa Simajuntak dalam orasinya menyebutkan, aksi ini dilakukan lantaran adanyaa diskriminasi terhadap hewan ternak babi. Sebab dikatakannya, upaya pemusnahan babi merupakan bentuk pembunuhan masa depan orang Batak.

“Hari ini, kita berkumpul untuk suatu kedaulatan. Yang mana kita saat ini merasa didiskriminasi, jadi kita berkumpul untuk suatu kedaulatan dan untuk menolak tegas pembunuhan masa depan Bangso Batak,” tutur Boasa Simajuntak dari atas mobil komando.

Bebarapa point disebutkan Boasa sebagai tuntutan masyarakat, diantaranya menuntut Presiden Republik Indonesia untuk segera menyelesaikan permasalahan kasus virus babi dan menuntut pemerintah Indonesia yang sudah menetapkan kasus virus babi adalah bencana.

“Kita menolak pemusnahan babi di Sumatera Utara, karena babi bagi suku Batak di luar Batak muslim adalah hewan yang tak bisa digantikan dengan hewan apapun. Dari lahir sampai mati, babi mengiringi kebudayaan adat batak. Ini yang harus mereka (pemerintah) ketahui dan pahami,” tegas Boasa.

Untuk itu, ia meminta agar pemerintah tidak mengganggu adat istiadat dan kebudayaan Batak. “Biarkan kami dengan adat kami. Biarkan kami dengan kebudayaan kami. Biarkan kami lestari dengan budaya kami. Karena babi adalah masa depan suku Batak,” serunya.

Singkatnya, ada enam tuntutan dari gerakan #SAVEBABI yang digelar hari ini, yaitu menolak pemusnahan babi, menolak isolasi ternak babi, menolak sertifikasi (surat keterangan sehat ternak babi), menolak restocking ternak babi, mendesak pemerintah segera menangani penyakit ternak babi, dan mendesak pemerintah bertanggung jawab atas kerugian masyarakat akibat matinya ternak babi.

Para demonstran gerakan #SAVEBABI menetapkan tanggal 10 Februari sebagai Hari Kedaulatan Babi (HKB) yang akan diperingati pada tiap tahunnya. Meresmikan HKB, ribuan demonstran yang diperkirakan mencapai 2 ribuan ini membubuhkan tandatangan. Tak hanya mereka, perwakilan anggota DPRD Sumatera Utara juga ikut membubuhkan tandatangan. Selama aksi berlangsung, demonstran membakar semangat mereka dengan menggaungkan yel-yel khas “Save Babi, yes! yes! yes!” serta menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu daerah batak. (mar)

Komentar Anda

Terkini