Mabes Polri dan BNN-RI Didesak Usut dan Bongkar Keterlibatan Oknum APH Diduga Beking Peredaran Narkoba di Siantar

Senin, 08 Februari 2021 / 01.20

Para pelaku narkoba di Pematang Siantar.

SIANTAR, KLIKMETRO.COM - Program prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dan diimplementasikan oleh institusi kepolisian dan BNN, bahwa narkoba adalah musuh utama bersama. Tapi sayangnya program ini seolah hanya slogan, kenyataannya peredaran narkoba meluas di Sumatera Utara, khususnya di Kota Pematang Siantar.

Berdasarkan penelusuran awak media, sepertinya aparat kepolisian dari Sat Resnarkoba maupun BNNK Siantar sudah tidak memiliki keseriusan lagi dalam membasmi tuntas peredaran narkoba sampai ke akar-akarnya.

Informasi yang didapat dari sumber terpercaya, ada dugaan keterlibatan oknum aparat penegak hukum di Kota Siantar dalam membackingi para bandar narkoba.

Terlihat memang hingga detik ini jajaran Satresnarkoba Polresta pematang Siantar dan BNNK tidak juga mampu menangkap para gembong-gembong narkoba tersebut.

Informasi peredaran narkoba juga sudah sering disampaikan masyarakat maupun dipublikasikan di mass media agar aparat hukum meringkus para pelaku. Tapi lagi-lagi laporan ini hanya sebatas penangkapan kecil-kecil saja, sedangkan bandarnya tak ditangkap. Tampaknya penegakan hukum hanya sebatas kalangan pemakai dan pengedar ketengan. Itu pun diluar kendali jaringan bandar besar yang saat ini menguasai bisnis peredaran sabu-sabu di kota yang dulu sempat berpredikat sebagai kota para pelajar ini.

Hal itu juga dikuatkan oleh penuturan Robert Indra Girsang LSM, Pemerhati Kepolisian, Minggu (7/2/2021) sekir pukul 11.00 Wib di seputaran kedai kopi jalan Kartini Pematang Siantar.

Robert menyayangkan lambatnya kinerja aparat penegak hukum dari kepolisian dan BNNK dalam membasmi dan memutus mata rantai peredaran narkoba di Kota Pematang Siantar.

"Jadi kalau ada info beredar aktivitas para bandar narkoba di Siantar sudah berhenti. Itu info hoax dan hanya pengalian isu dari orang-orang tertentu. Hasil penelusuran kita dalam 3 hari ini kelompok Kampung Banjar RK-BDL-PB sudah mulai aktif kembali mengedarkan bisnis narkobanya. Namun mereka lebih hati-hati akibat selalu masif diberitakan oleh awak media,"kata Robert lagi.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, pelaku narkoba beroperasi mulai pukul  08.00 wib pagi s/d jam 18.00 wib. Lokasi transaksi di Gang Amal.

"Gang Amal itu kalau kita masuk jalan dari arah simpang PP yang ada jualan goreng itu, langsung belok ke kanan agak tanjakan di sebelah kiri ada warung kopi Wak Saring. Satu lagi titik lokasi penjualan narkoba mereka, turun agak ke belakang dari warung kopi didekat umbul itu. Kalau mau gerebek, lebih baik dari Poldasu. Karena disini ada oknum polisi warga Jalan "N" yang sering memberikan info dan akses kepada big bos 'RK',"sebutnya.

Menurut sumber, di Gang amal itu banyak jalan-jalan tikus, tembusannya ke jalan bola kaki. Disebutkan juga grup RK sudah meluaskan narkoba ke wilayah hukum Polres Simalungun. Seperti di Seberlawan yang dikendalikan oleh Sontol, di Bahliran Siborna ada si LS alias Sinaga dan si THL. Selanjutnya, di perkebunan Teh Sidamanik ada si HS. Begitu juga dengan kelompok UH dan KTG masih tetap main,tapi seperti nya UH dan KTG agak lebih rapi dan lebih profesional di lapangan. Barang UH dan KTG masih tetap dari NS.

"Catatan kita di Siantar, ada tiga kelompok jaringan besar bandar narkoba. Kelompok RK-BDL-PB wilayahnya menguasai peredaran daerah jalan Flores, Skip, Sumber Sari Kelurahan Bantan, Jalan Singosari, Serdang, Gang Amal Kelurahan Banjar Kecamatan Siantar Barat.

Ada juga kelompok" [*NS*-*UH*-*KTG*] yang menguasai peredaran Jalan Melati, Teratai, Melur, Timbang Galung Kecamatan Siantar Barat, Gang Air Bersih, Gang Puri, SMP Negri 6 Kecamatan Siantar Utara, Gang Bajigur, Nagapita dan keseluruhan jalan Medan Kecamatan Siantar Martoba.

"Ada juga pemain lama [*BT*]warga kampung Karo, jaringannya lebih tertutup wilayahnya menguasai sekitaran Tomuan, Kp karo Kec.Siantar Timur dan di Marihat Sentral tepatnya di pemancingan kolam ikan di Kec.Siantar Marimbun,"ulasnya mengakhiri.

Diduga, peredaran narkoba di Kota Pematang Siantar sudah terorganisir, sistematis dan diback up oleh oknum aparat penegak hukum. Bagaimana tidak, meski pun rutin dilaporkan oleh banyak lapisan masyarakat ke satnarkoba Polresta dan BNN Kota Siantar, namun gembong dan bandar besarnya tetap aman dan tidak tersentuh oleh hukum.  Ditengarai, pelaku narkoba yang ditangkapi hanya 'kelas teri' dan tidak memiliki koneksi atau yang tidak ada setoran ke APH.

Saat ini masyarakat sangat berharap kepada Kepala BNN-RI  Komjen Pol Petrus Reinhard Golose dan Kapolri Jendral Pol Listianto Sigit Prabowo segera menurunkan tim Paminal divisi Propam Mabes Polri untuk sidak ke Kota Pematang Siantar melakukan pengintaian, penyelidikan dan membongkar dugaan keterlibatan oknum aparat dari Sat Resnarkoba dan BNNK yang disinyalir sudah lama membekingi bisnis narkoba di Siantar. (tim)
Komentar Anda

Terkini