Perkim Provsu Berikan Bantuan Stimulan Terhadap 625 Unit Rumah di 14 Kabupaten/Kota

Selasa, 04 April 2023 / 20.46

Kadis PKP Provsu Alfi Syahriza saat temu pers di Kantor Gubsu, memaparkan bantuan secara stimulan untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah. (ft-ist)

MEDAN, KLIKMETRO.COM - Dinas Perumahan dan Permukiman (PKP) Provinsi Sumatera Utara (Provsu) pada tahun 2023  memberikan bantuan secara stimulan untuk rehabilitasi maupun pembangunan sebanyak 624 rumah tidak layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas PKP Provsu Alfi Syahriza pada acara Konferensi Pers yang  dipandu oleh Harvina Zuhra, STP,MSi Kabid Informasi dan Komunikasi Dinas Kominfo Provsu. di ruang Rapat I Lantai II Kantor Gubernur Provsu Jalan Diponegoro nomor 30 Medan pada Selasa (04/4/2023).

Dalam kesempatan tersebut Alfi menjelaskan tugas pokok Dinas yang dipimpinnya dimana  PKP menangani  perumahan dan kawasan permukiman dengan melaksanakan   urusan Pemerintahan/Kewenangan di bidang rumah umum dan komersial, rumah khusus, rumah susun, rumah swadaya, kawasan permukiman, prasarana, sarana dan utilitas umum serta tugas pembantuan.

Pembangunan maupun rehabilitasi rumah tidak layak huni adalah salah satu program Pemerintah Provsu  dalam menangani kebutuhan rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan melibatkan swadaya masyarakat. Bantuan tersebut diberikan berupa dana stimulan sebanyak Rp 30 juta untuk masing-masing rumah yang akan dibangun atau direhab.

Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kualitas hunian masyarakat melalui pemberian bahan bangunan sebagai stimulan kepada penerima manfaat. Pemerian bahan bangunan disertai dengan pendampingan yang diharapkan membangkitkan motivasi dan prakarsa rumah tangga dalam meningkatkan fisik rumah.

Alfi menyampaikan bahwa Program ini dilaksanakan dua tahun sekali untuk setiap Kabupaten/Kota yang sudah pernah mendapatkan bantuan stimulan karena ini sifatnya bantuan sosial. Untuk rehabilitasi maupun pembangunan lingkungan kumuh itu sendiri usulannya  berdasarkan usulan dari  Kabupaten/Kota masing-masing yang kemudian  diverifikasi PKP Provsu.Selain bantuan untuk perumahan PKP Provsu juga  bekerjasama dengan Kabupaten/Kota  mengerjakan program peremajaan jalan  dan drainase lingkungan.

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya  Kegiatan pembangunan rumah secara swadaya seringkali belum memenuhi kualitas rumah layak huni seperti sarana, prasarana, dan utilitas yang memadai. yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Adapun sasaran  adalah rumah tidak layak huni yang merupakan tanah milik sendiri, bangunan yang belum selesai dari yang sudah diupayakan oleh masyarakat atau terkena konsolidasi tanah, relokasi dalam rangka peningkatan perumahan dan permukiman kumuh.

Dinas PKP Provsu terus berkonsentrasi menangani permukiman kumuh, disitu ada perbaikan rumah. Rumah yang diperbaiki itu adalah rumah tidak layak huni. Rumah bagus juga kalau tidak ada akses sanitasi juga dikatakan rumah tidak layak huni. Peruntukan program ini ditujukan kepada  masyarakat  berpenghasilan rendah dibawah Rp  8 juta setiap bulannya yang kemudian akan diberikan bantuan dimana  bantuan ini diberikan untuk per keluarga bukan perorangan.

Orang-orang berpenghasilan rendah bukan saja mereka yang penghasilannya  tetap (fix income)  tetapi ada juga termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pekerja yang mendapatkan upah sesuai UMR Rp 2.710.493. Jika dilihat dari perolehan upah tersebut  mereka dikategorikan  orang yang berpenghasilan dibawah Rp 8 juta perbulan. 

Bercerita tentang perumahan dan permukiman sebenarnya sangat menarik walaupun tidak se seksi tentang  konstruksi Jalan dan Jembatan.Apalagi terkait rumah tidak layak huni dan masyarakat berpenghasilan rendah. Maka jika bercerita tentang  kemiskinan Dinas Sosial harus ikut dan UMKM harus ikut disitu berperan untuk dapat bekerjasama mensukseskan program ini. 

"Kita perbaiki sarana dan prasarananya ada jalan lingkungan ada drainase lingkungan. Kegiatan ini tidak bisa serta merta hanya Perkim Provsu yang duduk disitu. Diketahui dalam pelaksanaannya disitu ada   SK Bupati atau Walikota sehingga masing-masing daerah harus memiliki pengetahuan  bahwa ini mau dikemanakan. Kalau tentang prasarana okelah bisa kita sediakan tetapi pengelolaannya bagaimana?.  Makanya ini kerja bersama dan karya bersama tidak bisa hanya Medannya aja atau Provinsinya saja tidak bisa begitu. Kalau saya melihat yang dimaksud daerah kumuh ini justru di daerah Pantai," ungkap Alfi. (mar)

Komentar Anda

Terkini